Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 166 Tidak Sengaja Mendengarnya (1)

"Masih adakah wanita yang lebih bodoh darimu, apa gunanya tinggal dekat dengannya, apakah dia bisa mencintai William, membuat William tumbuh besar seperti anak-anak lainnya? Jangan bodoh, dia memang sudah menikah, tapi sekarang dia masih belum punya anak, masa kamu ingin William selamanya tidak punya ayah? Setelah William besar dia mengira dia adalah anak selingkuhan? Ayahnya tidak baik? William sekarang tidak tanya, tapi tidak berarti nanti dia tidak tanya bukan?"

"Kalau William tanya ayahnya siapa bagaimana kamu menjawabnya? Kalau dia tahu dia pernah begitu dekat dengan ayahnya, tapi ayahnya malah tidak mengenalinya, kamu pikir dia tidak akan membenci ayahnya? Kamu pernah memikirkan ini?"

Perkataan wanita itu semakin menusuk, Elizabeth pun berkata pelan: "Tapi dia sudah menikah, kalau aku memberitahunya, dia sudah punya anak sebesar ini, bagaimana dia mengatakan ini kepada istrinya? Bagaimana kalau dia ingin merebut William? Masa aku membiarkan William hidup dengan ibu tirinya?"

"Ini adalah masalah yang harus dikhawatirkannya, kamu ngapain cemas? William itu anaknya, masa dia tidak peduli?"

"Tapi... Istrinya itu orang yang baik, aku harus bagaimana?" Elizabeth sedikit ragu, "Sebaik apapun wanita itu, pasti tidak bisa menerima suaminya sudah punya anak sebesar ini, apalagi kami juga tidak pernah bersama, hanya saja kebetulan terjadi saat itu!"

"Memangnya kalau kebetulan kenapa? Kebetulan juga menghasilkan William!"

Suara wanita yang tajam itu pun terdengar jelas oleh Victoria dan Berly.

Berly dan Victoria mendengarnya dengan serius, mereka penasaran tapi tidak berkata apapun, hanya mendengarnya saja, hingga kedua wanita itu pergi, di bagian akhir percakapan mereka juga sudah tidak ada lagi yang penting.

"Kenapa? Kamu kenal mereka?" Kata Berly penasaran.

Victoria menatap Berly, mengerutkan alisnya dan berkata: "Ada satu yang tidak kukenal, satu lagi adalah teman satu kampus Wallace, sekarang bekerja di perusahaan Wallace, dia juga tinggal di atas rumah kami."

"Sebelumnya kamu tidak tahu kalau dia single parent?" Walaupun Berly tidak mengerti, tapi dia bisa mendengar kalau anak ini tidak punya ayah.

Victoria mengangguk, "Aku pikir dia bercerai, ternyata dia single mother."

Berly tidak peduli dan berkata: "Apa yang aneh, sekarang banyak wanita yang setelah putus dengan pacarnya, baru menyadari kalau dia hamil, ada yang membesarkannya sendiri, ada yang langsung dibuang ke panti asuhan, banyak sekali, wanita tadi bisa membesarkan anaknya hingga sebesar ini sudah termasuk baik!"

Victoria pun mengingat kembali bahwa Berly sendiri juga anak yatim piatu, sejak kecil dia sudah dibuang.

"Makanya single mother ini benar-benar mengharukan dan menderita, tapi ini juga mereka sendiri yang membuat bukan? Saat melahirkan anak kenapa tidak memikirkan bagaimana kalau anak ini tidak punya ayah? Lihatlah orang-orang zaman sekarang, anak yang berasal dari keluarga single parent pasti ada kekurangannya..."

Berly tersenyum dingin: "Aku juga tidak bilang kalau anak dari keluarga normal juga pasti akan tumbuh dengan baik, tapi anak single parent pasti tidak baik, secara akal sehat, anak yang ditemani oleh ayah dan ibunya pasti akan tumbuh lebih sehat bukan?"

"Mungkin dia juga tidak rela." Saat Victoria hamil, walaupun masih baru, tapi sudah menumbuhkan sifat keibuannya, makanya saat kehilangan anak, dia sangat sedih dan menderita.

"Terserah, yang penting aku nanti pasti tidak akan begitu, kalau sudah putus, harus putus secara bersih, aku tidak akan membiarkan anakku tumbuh di keluarga yang tidak sempurna!"

Berly menggunakan kata "tidak akan", menunjukkan ketegasannya.

Victoria juga tidak ingin berdebat dengannya, hal seperti ini hanya diri sendiri yang bisa merasakan.

"Ibu William sepertinya orang yang lumayan baik, tapi juga bukan orang yang pantas didekati, Victoria kamu harus berhati-hati, dari percakapan mereka tadi, sekarang wanita tadi ingin mendekati ayah anaknya, dia bekerja di perusahaan bos Mo, mungkin saja orang itu juga ada di perusahaan itu."

Berly melanjutkan lagi: "Kata-katanya memang bagus, tidak ingin menghancurkan keluarga orang lain, tapi anehnya, kenapa dia tidak pergi jauh, malah setiap hari muncul di hadapan orang, berarti dia berniat jahat! Ini berarti dia ingin memakai alasan anaknya untuk menjadi orang ketiga, mungkin saja dia akan dikasihani, apalagi single mother kan memang susah hidupnya!"

Berly pun merendahkan mereka: "Lalu, teman wanita itu, pandangannya benar-benar salah, bukan hanya tidak menasehatinya, malah mendukung temannya untuk menghancurkan rumah tangga orang lain, punya anak, tapi anaknya itu juga tidak jelas asal usulnya, lagipula, dulu ngapain saja? Kenapa harus menunggu sampai orang lain sudah menikah baru datang, benar-benar sakit!"

"Hal ini tidak ada sangkut pautnya denganku, dia hanya tinggal di atas rumah kami, anaknya juga menyukaiku, makanya kadang-kadang aku suka menggosipinya, kalau tidak ngapain aku memperhatikan orang yang tidak kukenali?" Victoria hanya ngobrol-ngobrol saja, dia juga tidak menganggap Elizabeth sebagai temannya.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu