Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 96 Bukan Kelinci Percobaan (2)

“Waktu itu kamu bilang, keluarga perempuan ini akan mengalami kebangkrutan, Ayahnya masuk penjara karena kasus penggelapan pajak, dan inilah kelemahannya saat ini, kenapa malah tidak melakukan usaha apapun pada poin ini?

“Kakak Ipar, benar juga katamu!” Wanda tersadar oleh kata-katanya, tetapi juga bingung harus melakukan usaha apa.

Tetapi tanpa menunggunya bertanya, perempuan ini sudah mulai berkata: “Keluarga Mo punya kedudukan yang tinggi, uang tidak akan menaklukkan Paman Mo dan Bibi Mo, yang mereka perdulikan hanyalah nama baik, perempuan itu miskin dan bodoh tetapi kepribadiannya sangat baik dan patuh, dengan begitu pun berhasil memenangkan hati kedua orang tua itu, suka sih suka, tetapi jika dia sampai melakukan perbuatan yang merusak nama baik sendiri, maka mereka pasti akan menjauhinya. Masalah Charles Gong masuk dalam penjara, terserah mau kamu manfaatkan seperti apa.”

“Aku mengerti, terima kasih banyak, Kakak Sepupu!” Wanda yang mendapatkan solusi pun terus menganggukkan kepala, “Kalau begitu tidak mengganggumu memotret lagi, sampai jumpa Kakak Sepupu!”

“Baiklah, sampai jumpa.” Perempuan itu pun mendahuluinya mematikan telepon.

Wanda memegang handphone sambil tersenyum dingin.

Victoria Gong!

Lihat saja kali ini bagaimana kamu bersikap santai lagi!

Di sisi lain hati Wanda semakin bertambah licik dan Victoria Gong tidak tahu sama sekali.

Selesai mengeringkan rambut, dia langsung naik ke atas ranjang dan tidur, sekali tidur langsung 3 jam lebih, Wallace Mo pun pulang kerja, dia masuk ke dalam kamar dan membersihkan diri, sekaligus mengganti pakaian, Victoria malah tidak menyadarinya sedikitpun.

Laki-laki itu duduk di tepi ranjang, kemeja garis-garis warna biru dan celana hitam membuat kulitnya terlihat semakin putih, dengan poni yang berantakan di depan wajahnya, terlihat lebih muda beberapa tahun.

“Tok, tok!”

Dari luar Bibi lee mengetuk pintu dan memberitahu ”Tuan, Nyonya, sebentar lagi aku masak untuk makan malam, apakah Tuan dan Nyonya sedang ingin memakan sesuatu, biar aku masukkan dalam daftar belanja.”

“Malam ini tidak perlu masak, aku dan Victoria akan pulang ke rumah.” Sambil berkata, tanpa menghentikan suaranya, dia langsung mencubit hidung Victoria Gong dan mengangkat alis, “Masih tidur, ayo bangunlah!”

Karena hidungnya dicubit, wajah Victoria Gong yang tadinya memerah karena kelamaan tidur pun menjadi semakin merah, dia mengerutkan kening dan berkata: “Iya…… lepaskan tanganmu!”

Wallace Mo mengira dia sudah sadar dan akan segera berdiri, makanya melepaskan cubitan itu, tetapi matanya tetap tidak terbuka, saat Wallace melepaskan tangan, perempuan itu pun berbalik badan dan melanjutkan tidurnya.

Karena menyadari lingkaran hitam di sekitar matanya, Wallace Mo pun tidak berdaya, dia berdiri dan membungkukkan badan, memeluk Victoria Gong dan menggendongnya dari ranjang langsung menuju lantai bawah.

Bibi Lee yang mendapatkan isyarat dari Wallace Mo langsung membuka pintu.

Di luar sana supir sudah menunggu, Wallace Mo menggendong Victoria Gong duduk di baris belakang dan memerintah dengan nada datar: “Ayo jalan.”

Supir mengiyakan dan langsung menghidupkan mesin, mobil pun perlahan meninggalkan kawasan perumahan itu.

Beberapa hari berikutnya, Victoria Gong selalu tinggal di rumah utama, tidak henti-hentinya

disuguhkan sop ikan oleh Ibu Mo.

Selanjutnya adalah hari dimana pemilihan karya lulusan dilakukan, Victoria Gong bangun dengan sangat awal, bersiap-siap mengikuti sidang kelulusan, Bibi Lee pun sudah menyiapkan sarapan yang dia sukai, setelah mandi dan bersiap-siap, dia langsung melihat sayap ayam tak bertulang di sebuah piring kecil, dan saat Wallace Mo melihatnya turun, langsung tersenyum, sembari meletakkan sayap ayam yang sedang dipegangnya, berdiri dan pergi mencuci tangan.

Victoria Gong melihat Wallace Mo keluar dari kamar mandi, keduanya pun duduk di depan meja makan dan mulai menikmati sarapan, Victoria Gong menghabiskan semua sayap ayam di piring kecil dengan ditemani bubur, kemudian menambah lagi dengan dua bakpao manis, barulah merasa kenyang, dan pergi ke sekolah bersama Wallace Mo.

Wallace Mo membelai kepalanya dengan lembut sambil berkata, “Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu, setelah acara pembagian penghargaan, kamu telpon aku saja, biar aku datang menjemputmu.

Melihat Victoria Gong menganggukkan kepala, Wallace Mo baru pergi, saat sesi pembagian hadiah telah tiba, Victoria Gong duduk di bawah panggung, mendengar namanya dipanggil, dia pun langsung naik ke atas panggung dengan percaya diri, demi karya kali ini, dia sudah bolak balik kemana-mana untuk melakukan yang terbaik, kata-kata penjelasannya pun sudah dipikirkan dengan sangat matang.

Setelah naik ke atas panggung, Victoria menghela nafas, membuka album foto dan memperlihatkan pada semua orang: “Nama karya yang satu ini adalah ‘Hidup Baru’, banyak makna tersimpan di dalamnya”

Sambil berkata, Victoria Gong melihat suasana di bawah semakin tidak beres, melihat sekumpulan orang itu dengan heran, terlihat mereka sedang melihat foto yang dipegangnya dengan ekspresi penuh sindiran.

Victoria Gong terkejut. Dengan segera dia membalikan foto dan melihatnya dengan jelas, jelas-jelas ini bukan foto miliknya sendiri, dan susunan gambar, cara mengambil gambar dan lainnya malah mirip dengan punya Wanda , jelas-jelas ini sudah ditukar.

“Ini sungguh mirip dengan punya Wanda! Dari segi penulisan kata-kata, pengambilan pemandangan, semuanya sangat mirip.”

“Mirip sih mirip, tetapi berbeda jauh dibanding kemampuan Wanda.”

“Itulah, sembarangan meniru!”

“Mirip apanya, jelas-jelas ini penjiplakan, sungguh memalukan!”

Terdengar bisikan dari bawah panggung, membuat wajah Victoria Gong langsung menjadi pucat.

Victoria Gong hanya merasa tatapan dan omongan orang-orang ini bagaikan pisau yang mengiris-iris hatinya.

Wanda melihat Victoria Gong berhenti menjelaskan, dengan tangan memegang erat foto itu, dan suara caci maki di bawah panggung semakin nyaring, sedangkan tim juri sedang berunding tentang apa yang telah terjadi, Wanda merasa inilah saat yang tepat, diapun langsung berdiri.

“Permisi, Victoria Gong, bagaimana bisa karyamu sama dengan milikku?”

Bahkan Victoria Gong pun tidak tahu apa yang terjadi dengan karyanya, dia terdiam di atas panggung, membela diri dengan tidak pasti: “Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, foto hasil karyaku tidak seperti ini.”

Saat ini, sepasang tangan besar yang bertenaga menopang bahu Victoria Gong, memeluknya dengan erat.

Victoria Gong terkejut dan mengangkat kepala, tepat bertatapan dengan mata Wallace Mo yang dingin dan terlihat cemas, hati yang panik pun perlahan terasa tenang, bertanya dengan heran ”Kenapa kamu datang kesini?”

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu