Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 274 Berita Bahagia

Menurut Victoria Gong, bukan dirinya yang menyelamatkan bayi itu, tapi bayi itu lah yang menemaninya melewati saat-saat yang sepi begini. Kalaupun terjadi hal buruk, setidaknya dia tidak sendiri.

“Nak, apa kau takut?” tanya Victoria Gong sambil mengusap perutnya, “Kalau kau takut, kau bisa menutup matamu.”

Oh, iya!

Victoria Gong tiba-tiba teringat sesuatu. Daia berjalan ke pintu dan jendela lalu menguncinya.

TV masih menyala, namun Victoria Gong tidak lagi berniat melihatnya. Dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini malam ini. Dia merasa suara pria itu mirip dengan suara Wallace Mo. Mungkin untuk itu dia real menyelamatkannya.

Banyak hal tidak disangka yang terjadi dalam hidupnya. Victoria Gong tidak menyangka akan bertemu dengan pria dengan luka tembak, dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kedua orang itu nantinya.

Dia tidak sadar sudah duduk lama di ruang tamu. Dia lalu mematikan lampu dan masuk ke kamar. Dia merasa dunia ini sedang hening dan bersiap untuk pagi berikutnya.

***

Di kota lain, Wallace Mo sedang merindukan Victoria Gong. Tangannya menggenggam mantel. Wallace Mo sedang bersiap naik ke lantai atas dari tempat parkir apartemen.

Dia menemui banyakk orang hari ini. Namun, dia tidak menemukan Victoria Gong. Wallace Mo merasa Victoria Gong seakan menguap di udara.

Sampai di pintu, dia mengeluarkan kuncinya. Ketika dia akan mumbuka pintu, seseorang memanggilnya dari belakang, “Paman.”

Orang itu ada William.

Wallace Mo memutar badan dan melihat William berdiri tidak jauh darinya.

“Paman, apa tante ada di rumah? Sudah lama aku tidak melihatnya.” ujar William.

Wallace Mo juga tidak melihatnya seharian. Namun, entah mengapa terasa seperti satu abad.

“Tante tidak ada di rumah.” ujar Wallace Mo. Dia lalu membuka pintu dan menoleh ke William lagi, “Pulanglah.” ujar Wallace Mo lalu masuk dan menutup pintu.

Wallace Mo tidak melihat wajah kecil William yang terkejut namun lalu menyungging senyum. Anak itu, walau kecil, namun dia paham ‘ayah’ yang paling disayanginya masih mempedulikan dirinya dan menyuruhnya untuk pulang lebih awal.

Wallace Mo menyalakan lampu apartemennya. Dia lalu menaruh mantel dan mengganti sepatunya. Dia melihat ruangan yang kosong melompong. Masih ada bau Victoria Gong, namun dia tidak disini.

Dia lalu berpikir mengapa dia menyuruh William untuk pulang lebih awal. Wallace Mo merasa dirinya dan William sama-sama merindukan Victoria Gong.

Dia tersenyum pahit lalu duduk di sofa kesayangan Victoria Gong. Wallace Mo serasa sedang memeluk Victoria Gong.

Dia bertemu banyak orang tadi siang jadi dia bisa menyembunyikan perasaannya. Namun, ketika malam dan sendiri, dia sibuk memikirkan Victoria Gong.

Wallace Mo berpikir kalau saja Victoria Gong melihatnya begini, dia tidak mungkin bilang Wallace Mo mencintai Elizabeth Chu.

Dia duduk lama di sofa itu sampai kakinya mati rasa. Setelah itu, barulah Wallace Mo berdiri dan masuk ke ruang studinya. Di ruangan itulah, dia tidak memikirkan Victoria Gong.

Dia mengambil sebotol anggur merah dari lemari lalu menuangkannya di gelas. Segelas demi segelas, Wallace Mo tidak sadar telah menghabiskan hampir sebotol. Tidak sengaja, botol itu terjatuh ke lantai dan pecah menjadi puing-puing.

Bagaimana bisa dia tidak menemukannya?

Wallace Mo meraih ponselnya dan menelepon Willy Mo, “Willy, aku akan memberimu waktu satu hari lagi. Kalau kau masih tidak bisa menemukan Victoria, kau boleh angkat kaki!” ujar Wallace Mo lalu meletakkan ponselnya di meja.

Walaupun telah meminum terlalu banyak anggur, namun dia masih sangat sadar. Dia sadar dia sangat merindukan Victoria Gong.

Dia meraih ponselnya lagi dan menelepon Victoria Gong. Namun, hanya terdengar nada sambung.

Telepon yang anda tuju sedang tidak aktif.

Dia telah menelepon Victoria Gong berkali-kali. Wallace Mo yang tadinya penuh harap, kini putus asa.

Dia membanting ponselnya. Kini layarnya hitam.

Victoria, tunggu aku sampai aku menemukanmu.

Tunggu aku.

Sampai aku menemukanmu.

Wallace Mo bergumam, benaknya penuh dengan Victoria Gong seorang, yang sesekali tertawa, sesekali menangis, tertidur, bahkan berlari.

Wallace Mo tertawa dan memejamkan matanya. Dia membayangkan dia mengejar Victoria Gong namun dia tidak bisa menangkapnya. Dia tahu semua itu hanya ilusi, namun dia tidak berniat berhenti.

Di luar jendela, suara riuh rendah orang-orang masih terdengar. Lampu jalan yang berwarna-warni juga masih menyala. Namun, di mata Wallace Mo, dunia ini berwarna hitam. Dia lalu tertidur. Dengan begitu, dia baru bisa melupakan Victoria Gong.

Dia tidak menyadari konsekuensi ponselnya yang rusak.

Hari berikutnya, Wallace Mo sadar dia tertidur di ruang studinya.

Jam berapa ini?

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu