Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 14 Mudah Dibodohi

"Wah, aku tak pernah melihatmu bertindak hanya demi masalah kecil seperti ini, bahkan sampai meminta bantuanku, sepertinya kelinci itu bukan kelinci biasa," kata Lynn, "Apa yang bisa kubantu? Berapa imbalannya?"

"Bocah jelek itu tak boleh lolos, kau bertindaklah di luar negeri," kata Wallace langsung ke akhir kalimat.

***

Sementara itu, Victoria sedang berganti baju. Ketika keluar dari ruangan, ia tak melihat Wallace. Ia mengira Wallace telah meninggalkannya. Ia pergi mencari manajer sambil berpikir. Manajer sedang berbicara dengan direktur melalui telepon, ekspresinya sangat berhati-hati.

"Pak Manajer," kata Victoria begitu manajer mematikan telepon, "Bisakah Anda jangan memecat Berly, masalah hari ini..."

Belum selesai ia berbicara, Manajer memotongnya, "Masalah hari ini meskipun tidak ada hubungannya dengan Berly, tapi tingkat kehadirannya memang rendah, izin 2 kali dalam 3 hari, kami tidak membutuhkan karyawan yang seenaknya sendiri seperti ini!

"Kau pergilah saja," katanya lalu pergi.

"Eh, Pak Manajer..." Victoria mendesah, ia telah membuat Berly kehilangan pekerjaannya. Berly sudah tertekan karena harus bekerja dan tinggal di luar, uang bulanannya sebagian besar diberikan ke panti asuhan, dan sekarang ia tak punya pekerjaan, uangnya pasti tak cukup.

Victoria meremas-remas tasnya, lalu turun dari hall, ia akan mengembalikan kartu Berly.

Tak lama kemudian, Manajer keluar dari belakang panggung sambil menerima telepon, ekspresinya sekali lagi terlihat waspada, "Asisten Mo, saya sudah menuruti perintah Anda untuk memecat Berly, apa Anda ada perintah lain? Tidak ada? Baik, baik."

***

Setelah menutup telepon, Wallace menyetir mobilnya sampai di depan pintu masuk hotel, jarinya mengetuk-ngetuk kemudi. Ia membuka jendelanya setengah dan menyandarkan tubuhnya di sana, angin menerobos masuk, menerbangkan rambutnya, sorot matanya tegas dan yakin.

Ia memang kesal karena Victoria salah mengiranya sebagai supir, ia hanya ingin mengerjainya dengan menyuruhnya membayar ganti rugi, tapi melihatnya kebingungan seperti itu, Wallace kasihan juga. Ia mencari-cari alasan untuk menahan wanita itu. Wanita yang punya hubungan dengannya untuk pertama kalinya masuk dan tinggal di rumahnya, ini membuatnya tak terbiasa. Tapi kejadian yang terjadi lagi kemarin membuatnya terbiasa dan bahkan ingin mencari lebih.

Membayangkan aroma tubuh wanita yang lembut itu, membuat Wallace yang penuh kuasa tak dapat menahan keinginannya.

Sebenarnya, hari ini ia bisa tidak berpura-pura sebagai Willy, ia tidak ingin dianggap sebagai supir di mata wanita itu, tapi juga tak ingin diketahui sebagai CEO grup Mo, Victoria bisa-bisa lari ketakutan.

Seorang pria kaya dan berkuasa mempersilakan seorang mahasiswi biasa masuk ke rumahnya, kira-kira apa maksudnya, seorang wanita pasti mengerti.

Sorort matanya dalam dan suram, ia kembali menelepon, belum sampai 3 detik tersambung, sudah terdengar suara lembut dari ujung telepon, "CEO!"

"Willy, periksalah seseorang bernama Victoria, ia sekarang bersekolah di University of Xiamen," kata Wallace, hari ini ia melewati University of Xiamen, kebetulan melihat Victoria sedang menangis di sana. Hal ini menarik perhatiannya.

Apalagi kemarin Victoria diam-diam diberi obat oleh orang, ia tak bicara apapun, Wallace pun tak enak untuk bertanya, tapi latar belakangnya tak boleh tak diperiksa.

Laki-laki tua yang memaksanya itu tak boleh dibiarkan!

"Baik, CEO," jawab Willy, lalu menutup telepon.

Melihat Victoria datang, Wallace meletakkan telepon, membuka kaca jendela penupang, lalu menekan klakson.

Victoria mendengar suara klakson dan mendongak, ia menatap sepasang mata tajam pria itu dengan ekspresi yang tak biasa.

Ia menghentikan langkah, Wallace belum pergi!

Wallace mengernyitkan alis, ekspresi wanita itu, apakah tidak ingin pulang?

Tidak mungkin, ia telah membuat sahabatnya dipecat, menurut karakternya, ia seharusnya tak akan menambah masalah.

Wallace kembali menekan klakson.

Kali ini Victoria baru tersadar, ia berjalan cepat menuju mobil, "Kau belum pulang ternyata!"

"Masuklah," kata Wallace datar, tak memperlihatkan ekspresi apapun.

"Ya," jawab Victoria, lalu segera masuk ke mboil dan menutup pintu. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Ia menunduk dan melihat, ternyata Berly. Ia mengangkat telepon itu dengan ekspresi bersalah. Tanpa menunggu Victoria bicara, Berly langsung menyemprotnya dengan panik, "Victoria, apa yang kau lakukan? Di web pengumuman sekolah terpampang namamu, kamu dikeluarkan!"

"Apa yang kau katakan?" Victoria amat terkejut, "Bagaimana bisa begitu, aku tidak melanggar peraturan sekolah, bagaimana bisa mereka mengeluarkanku!"

"Katanya kau jadi selingkuhan orang, lalu merundung dan memukul teman di tempat umum hingga mempengaruhi keadaan! Sebaiknya kau cepat ke sekolah dan bicara baik-baik dengan kepala sekolah," desak Berly.

"Ya, ya, aku segera pergi," Victoria mengangguk-angguk, suaranya terdengar cemas. Ia hendak membuka pintu mobil, namun tak bisa, pintunya jelas dikunci.

Ia menutup pintu dan menoleh, Wallace telah mengenakan sabuk pengaman dan bersiap memutar arah mobilnya.

Sudah hampir pukul 5, jalanan macet. Matahari pasti sudah terbenam begitu mereka sampai di sekolah.

Mobil berhenti di parkiran, seorang satpam mendatangi mereka untuk menarik iuran parkir. Wallace melihat ke belakang lewat kaca spion, ada mobil yang hendak parkir juga di belakangnya, ia akan susah keluar nanti. Memikirkan hal itu, Wallace pun mengerutkan alisnya.

Victoria mengira Wallace sedang tidak sabar, ia pun segera menggapai tasnya dan keluar.

"Terima kasih! Kau pulanglah duluan, tak perlu menungguku!" katanya. Belum selesai bicara sepenuhnya, Wallace sudah mundur dan memutar arah mobilnya.

Victoria heran, Wallace memang tak berniat menunggunya.

Ia mundur 2 langkah dan berjalan cepat ke arah sekolah, ia melewati papan pemberitahuan dan melihat pengumuman pemberhentian yang terpampang jelas, hatinya kecut sekaligus marah.

Berly kembali menelepon. Victoria mengangkatnya sambil naik tangga, "Berly, aku sudah sampai di sekolah. Kepala sekolah mana yang mengeluarkan pengumuman itu? Aku mau mencarinya!"

"Siapa lagi, sudah pasti Guru Konseling Zhou! Dia adalah kawan baik Luna! Mereka mengganti cara untuk menyulitkanmu," kata Berly sambil melihat-lihat web sekolah, ia begitu marah, "Barusan aku melihat beberapa anggota geng Luna mengunggahnya ke web, ada juga videomu sedang memukul Luna di hotel! Pasti ini maksud kalimat 'merundung dan memukul teman di tempat umum' di pengumuman pemberhentianmu.

"Aku akan mengirimkannya padamu," katanya, lalu bertanya lagi, "Apa yang terjadi?"

Victoria menggigit bibir, ternyata ini perbuatan Luna! Ia rela melakukan apapun! Bukankah hanya demi uang? Victoria sudah tak peduli sejak lama!

"Pasti dia bertemu denganmu di hotel dan mencari masalah," tebak Berly tanpa perlu bertanya.

Ponsel Victoria bergetar video yang dikirim Berly telah sampai. Victoria menekannya dan menontonnya, benar, ternyata adalah kejadian barusan di hotel, yang direkam tanpa suara, sehingga kata-kata Luna yang menghinanya tidak terekam. Sebaliknya, gerakan Victoria yang memukul Luna terlihat sangat jelas.

Video yang berdurasi puluhan detik itu pun dengan cepat berakhir, di belakangnya ternyata ada tambahan surat keterangan dokter, Luna mengalami gegar otak hingga harus diopname.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu