Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 166 Tidak Sengaja Mendengarnya (2)

"Baguslah kalau kamu tahu, bagaimanapun bos Mo juga teman satu kampusnya, kalau memang dia nanti meminta bantuan, kalian juga susah menolaknya..." Berly bergumam sendiri.

Victoria pun langsung memotongnya, dan berkata dengan tegas: "Di hati Wallace, ini semua adalah orang yang tidak berhubungan dengannya, kalau meminta bantuan, dia pasti akan mengabaikannya."

Mengingat tingkah laku Wallace sebelumnya, Victoria pun tersenyum, kadang-kadang kalau pria sudah marah, dia benar-benar tidak akan peduli lagi.

"Ehm... benar juga, ini baru gaya seorang CEO sombong." Berly pun merasa senang.

Victoria menjulingkan matanya, dia pasrah mendengar pemikiran Berly, kalau saja dia melihat sisi lain CEO sombong ini, mungkin kesan Wallace Mo di mata Berly akan hancur.

Sebenarnya mereka sudah selesai makan, tapi karena Elizabeth mereka belum pergi, Victoria melihat jam tangan, sebentar lagi Wallace akan pulang kerja, dia pun tidak berbasa-basi lagi, setelah membayar dia dan Berly pergi meninggalkan restoran hotpot itu.

Setelah keluar dari restoran hotpot, Berly bertanya, "Kamu pulang ke rumah atau?"

"Wallace sudah mau pulang kerja, aku ke kantornya dan pulang ke rumah dengannya." Victoria mengatakannya dengan nada genit.

Berly pun menjulingkan matanya, dia merasa sahabatnya itu seperti sudah dicuci otak, setia sekali kepada Wallace, pergi dan pulang kerja bersama, benar-benar sangat menindas kaum single sepertinya.

"Oke deh, cepat pergi, nanti terlambat yang kamu salahkan aku juga!" Seru Berly jengkel.

"Oke deh!" Terhadap perintah sahabatnya itu dia hanya bisa menerimanya begitu saja.

Berly pun melanjutkan: "Kalau begitu cepat pergi, nanti bos Mo marah!"

Victoria pun pergi ke kantor.

Saat masuk ke kantor, Victoria melihat ada Willy, di tangan mereka berdua masing-masing ada sebuah dokumen, tidak tahu apa yang sedang dibahas mereka.

Wallace Mo pun mengangkat kepalanya dan bertanya: "Sudah selesai makan?"

"Iya, kalian kerja saja, tidak usah pedulikan aku." Victoria melambaikan tangannya lalu menuang segelas air dan duduk di atas sofa.

"Oke."

Wallace pun tersenyum lalu kembali serius, melanjutkan pembahasannya dengan Willy.

Victoria mencoba untuk mendengar sejenak, dia tahu mereka sedang membahas proyek yang ingin direbut Erick Chen itu, tapi dia tidak mengerti secara detil, merasa bosan, dia pun mengeluarkan hpnya dan bermain game.

Setelah Willy pergi, itu sudah setengah jam setelahnya, saat pintu tertutup, Victoria pun langsung menerjang kesana dan duduk di pangkuannya, "Hari ini hotpotnya lumayan enak, lain kali kita makan disana juga ya!"

Wallace memeluknya, tatapannya lembut dan tersenyum: "Oke, hari ini kamu senang sekali ya?"

"Lumayan." Victoria berkata malu: "Sebenarnya tidak bermaksud mendengar masalah pribadi orang lain, tapi mereka duduk di belakang kami, aku dan Berly pun tidak sengaja mendengarnya."

"Hah?" Wallace mengerutkan alisnya dan merasa bingung.

Victoria berkata pelan: "Elizabeth, kami duduk di sudut, dihalangi oleh sebuah pot bunga, kebetulan mereka juga duduk disana, kami pun tidak sengaja mendengar rahasianya."

Setelah berhenti sejenak, Victoria masih berkata pelan: "Dia belum menikah, dia single mother."

Victoria pun memberitahu semua yang mereka dengar kepada Wallace dan menghela nafas: "Seorang wanita, membesarkan anak sendirian, terus tidak bisa berkenalan dengan ayahnya, sungguh kasihan."

Wallace Mo melihat Victoria dan berkata dengan nada datar: "Tidak ada hubungannya denganmu, aku malah merasa apa yang dikatakan Berly itu benar, dia pasti berniat jahat, lain kali jauhilah orang seperti itu."

Victoria melihatnya malu, dia tahu Wallace masih cemburu karena masalah William, dia pun tertawa: "Tapi William itu tidak bersalah."

"Hutang ayah anak yang bayar, itu benar." Wallace tidak pernah percaya dengan anak yang tidak bersalah, memang benar, kelahiran dan keberadaan William itu bukan kemauannya sendiri, tapi karena ada ibu seperti ini, dia harus menerima akibat yang dilakukan Elizabeth, ini tidak ada kaitannya dengan apakah dia bersalah atau tidak.

"Memang sih begitu..." Mengingat William yang masih kecil, Victoria pun merasa kasihan, "Dia masih kecil, tidak tahu apa-apa, dia hanya ingin sama seperti teman-temannya yang lain memiliki ayah, memiliki keluarga yang normal."

"Tapi apakah kamu tidak pernah berpikir, Elizabeth akan memakai cara seperti ini untuk merusak rumah tangga orang lain? Tidak peduli apa yang terjadi di antara Elizabeth dan ayah William, tapi sejak hamil hingga melahirkan, hingga William besar, waktu tujuh sampai delapan tahun ini cukup untuk mencari ayahnya dan menjelaskan semuanya, tapi kenapa harus menunggu sampai dia sudah nikah?" Kata Wallace.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu