Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 359 Putus asa

Ya, dia memikirkan Wallace Mo. Namun, mereka dipisahkan oleh jarak sejauh delapan belas ribu mil.

"Victoria, aku melarangmu untuk memikirkannya, kamu harus bersamaku." Ucap Tantio Liang.

Mendengarkan ini, Victoria Gong merasa sangat serba salah. Dia benar-benar mabuk sampai bisa asal bicara seperti ini.

Dia memandang Tantio Liang dan berkata, "Kamu mabuk. Kembali ke kamarmu dulu ya."

"Tidak mau." Tantio Liang menggelengkan kepalanya.

Victoria Gong sangat tidak berdaya dan berkata, "Aku bantu kamu kembali ke kamarmu ya?"

Pada saat ini, Tantio Liang tersenyum, mengangguk dan berkata, "Oke."

Victoria Gong juga tersenyum dan berdiri, berusaha membantu Tantio Liang. Hanya saja, sebelum menyentuhnya, dia jatuh dan tertelungkup di tempat tidur.

Dia menepuknya, berkata, "Tantio?"

Tantio Liang tidak bereaksi sama sekali, dan masih menutup matanya juga.

Ucap Victoria Gong.

Tantio Liang tampaknya terganggu mendengarkannya, ia menutupi dirinya dengan selimut.

Victoria Gong menggigit bibirnya, mencoba menarik Tantio Liang, tetapi akhirnya menyerah. Dia berpikir, dengan kekuatannya sendiri, betapa sulitnya membawa Tantio Liang pergi, ditambah dia masih mabuk.

Dia menatap Tantio Liang, sekarang dia akhirnya mengerti kenapa Wallace Mo tidak mengizinkannya minum. Dia menghela napas dan duduk di sofa, berpikir dirinya tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini.

Tak lama kemudian, dia tiba-tiba mendengar suara yang terdengar seperti nada peringatan SMS.

SMS?

Ponsel?

Iya! Tantio Liang pasti punya ponsel!

Victoria Gong sedikit bersemangat dan perlahan mendekati Tantio Liang. Dia meliriknya dan memanggil "Tantio." Tantio Liang tidak menanggapinya, dan dia pun merasa lega. Dia dengan lembut mendekat ke saku celana Tantio Liang dan mendapati dalam sakunya itu adalah ponselnya.

Dia tersenyum, mengeluarkan ponselnya, dan membuka kunci dengan sidik jari Tantio Liang. Dengan lembut dia berjalan ke jendela lagi dan mengetik nomor Wallace Mo.

Namun, apa yang dia dengar dari telepon ternyata- "Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."

Tidak aktif?

Kenapa bisa?

Victoria Gong melirik nomornya, benar, tapi kenapa tidak aktif? Dia menelepon lagi, berharap Wallace Mo akan mengangkatnya, tetapi masih mendengar hasil yang sama.

Kenapa?

Dia sedikit kecewa, bahkan sedikit putus asa. Dia sekarang memiliki ponsel di tangannya, tetapi dia tidak tahu harus minta tolong kepada siapa. Pada saat ini, dia tiba-tiba ingat bahwa dia masih ingat nomor telepon Willy Mo. Wallace Mo pernah memaksanya untuk mengingatnya, hanya karena dia takut akan sesuatu yang tidak terduga, dan dia bisa tepat waktu minta bantuannya.

Dia melahirkan secercah harapan lagi, ia perlahan-lahan menekan nomor telepon Willy Mo. Namun, entah apa niat Tuhan. Suara telepon masih datang dengan—"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."

Ponselnya mati juga?

Victoria Gong benar-benar putus asa, kenapa semuanya tidak aktif? Dia ingat Wallace Mo tidak punya kebiasaan mematikan ponselnya.

Lalu, apakah karena habis baterai? Tetapi kenapa harus habis baterai sekarang?

Victoria Gong sangat sedih dan matanya agak kabur.

"Wallace, kenapa kamu tidak mengangkat teleponku?" Victoria Gong tersedak.

Harus tahu, setelah malam ini, dia mungkin tidak memiliki kesempatan untuk menghubungi Wallace Mo lagi. Dalam dua hari, dia akan menikah dengan Tantio Liang.

Berpikir seperti ini, Victoria Gong menangis, setetes demi setetes air matanya terjatuh di atas layar ponsel itu.

Tidak, dia tidak mau!

Dia memegang ponselnya dan mengetik nomor telepon Wallace Mo lagi. Hasilnya masih sama- "Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif."

Dia meneleponnya lagi dan lagi, dan hasilnya tetap sama. Pada akhirnya, dia akhirnya menerima kenyataan itu, hatinya benar-benar putus asa.

Dia berjalan ke sisi Tantio Liang, mencoba meletakkan ponsel itu kembali ke tempatnya, ia tiba-tiba memikirkan sesuatu, mengambil ponselnya lagi, lalu menggigit-gigit bibirnya. Kemudia, dia membuka halaman SMS, lalu mengirimkan sebuah SMS kepada Wallace Mo.

Setelah mengirimnya, dia menghapus catatan panggilan dan SMS, kemudian mengembalikan ponsel itu ke saku Tantio Liang.

Dia duduk di sofa, berpikir jika Wallace Mo sudah membaca SMS-nya, dia pasti akan menemukan cara untuk menyelamatkan dirinya dan Joe. Berpikir seperti ini, suasana hati Victoria Gong jauh lebih baik, ia pun mulai tersenyum.

Ada keheningan di malam itu, tapi hati Victoria Gong malah tidak bisa tenang. Dia tidak bisa melakukan apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Dia tahu, hanya ketika dirinya dan Joe benar-benar melarikan diri, dia baru bisa merasa nyaman.

Matanya tetap terjaga, dia tidak punya keinginan untuk tidur sedikitpun. Malam ini, mungkin malamnya tanpa tidur lagi.

……

Di pesawat, Wallace Mo tanpa ekspresi dan tampak sangat tenang. Sebenarnya, dia sudah berkali-kali bertanya, berapa lama lagi untuk sampai ke Inggris.

Dan Willy Mo memberitahunya tanpa lelah- "Sepuluh jam lagi", "Sembilan jam lebih lagi" "Sembilan jam lagi" ...

Wallace Mo mengepalkan tangannya dengan erat, melihat potongan gelap di luar, hatinya benar-benar tidak bisa tenang. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Victoria Gong dan Joe, dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi selama ketidakhadirannya.

Dia khawatir, pada saat yang sama dia menyalahkan dirinya sendiri. Semua ini bisa dihindari jika dirinya bisa berhati-hati. Dia pikir dunia ini sangat damai, dia pikir tidak ada yang bisa memisahkan mereka lagi, tetapi tanpa disadari krisis itu melonjak secara diam-diam.

Dia bertanya lagi, "Willy Mo, berapa lama lagi?"

"Kurang lebih lima jam lagi." Jawab Willy Mo. Melihat Wallace Mo seperti ini, alisnya yang mengerutkan kening masih belum mengendur.

Waktu berlalu dengan lambat, tetapi pada akhirnya akan berlalu setiap menitnya. Lima jam kemudian, Wallace Mo dan Willy Mo akhirnya tiba di Inggris.

"Victoria, aku di sini, tunggu aku ya." Kata Wallace Mo dalam hatinya.

Pada saat ini, sudah larut malam di Inggris.

Willy Mo menatap Wallace Mo dan bertanya, "CEO Mo, apakah kamu ingin beristirahat dulu?"

Istirahat?

Apakah ada waktu untuk istirahat?

"Ini jam tiga, kita bisa menunggu sampai matahari terbit ..." Ucap Willy Mo.

Wallace Mo mengerutkan bibirnya dan berkata, "Pergi ke hotel dulu, periksa keberadaan rumah Tantio Liang."

"Baik." Jawab Willy Mo.

Kemudian mereka pergi ke hotel terdekat, Willy Mo pergi setelah mengantarkan Wallace Mo ke kamarnya.

Wallace Mo melepas mantelnya dan melemparkannya ke tempat tidur, lalu langsung melihat ponselnya keluar dari sakunya. Dia memikirkannya, sepertinya dia sudah mematikan telepon sebelumnya. Dia mendekat , tanpa sadar menyalakan ponselnya. Awalnya ingin pergi ke toilet, tapi malah mendengar getaran di ponselnya.

Dia mengangkat ponselnya, membuka SMS, dan melihat pesan teks dari nomor yang tidak dikenal yang mengatakan dirinya adalah Victoria Gong.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu