Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 13 Dipermalukan Lagi

Begitu kata-kata ini keluar, raut wajah Luna seketika berubah drastis, ia berseru panik, "Kau menelepon orang yang mengaku sebagai Lynn untuk lari tanggung jawab kan, kau tidak ingin mengganti rugi kan? Kau dan Victoria sama saja!"

"Manajer, satpam yang kalian pekerjakan itu untuk apa? Orang tanpa membawa undangan pun boleh masuk ya?" lanjutnya, "Dan tidak mengusir orang ini?"

Manajer terhenyak sampai raut wajahnya bimbang, satu adalah putri konglomerat, sekalimat saja bisa membuatnya dipecat, yang satu lagi orang asing, tapi pengalamannya mengatakan bahwa orang ini pastilah bukan orang sembarangan, mana yang harus ia pilih?

"Tuan, bisakah Anda tunjukkan undangan Anda sebentar?" Manajer memberanikan diri bertanya kepada Wallace.

Sorot mata Wallace menggelap, ia orang yang menghargai privasi, jadi ia tak mengizinkan media untuk meliput berita tentang dirinya, ternyata hal ini membuat para pekerja di hotelnya tidak mengenalnya.

Pandangan matanya sekali lagi jatuh di wajah Victoria, ia berkata, "Aku datang ke hotelku sendiri, apa masih butuh undangan?"

Begitu kata-kata ini keluar dari mulut Wallace, Victoria pun terbelalak.

Hotelnya sendiri?

Manajer merasa seperti seember air dingin ditumpahkan ke atas kepalanya, membuatnya dingin dari atas sampai bawah.

"Tuan...Siapa...nama Anda?" tanyanya, suaranya bergetar, ia telah bersalah terhadap Tuan Presidennya.

Wallace terus saja memperhatikan reaksi Victoria. Melihatnya menggigit bibir merasa terbohongi, seketika Wallace pun mengurungkan niatnya untuk membongkar identitasnya.

Margaku Mo, asisten bos kita," katanya, meminjam identitas Willy Mo sebagai asisten. Tapi perkataan ini tidak salah juga sebenarnya, ayah dan kakeknya semua adalah bos, jadi dia juga hanyalah asisten! Kelak kalau Victoria mengungkit-ungkit soal ini, ia tak akan bisa menyalahkannya, karena Wallace tidak berbohong.

Tak disangka, setelah mendengar hal itu, Victoria malah menunjukkan ekspresi 'aku paham', tanpa disadari ia mendekat ke arah Wallace, dalam hati berkata, dia pasti malu kalau harus mengatakan dirinya adalah supir, sehingga tak bisa membelanya, jadi ia mengaku kalau dirinya asisten.

Begitu mendengar hal ini, Luna langsung lega.

"Ternyata hanya seorang asisten! Kalau boleh dibilang, kau hanya seperti anjing yang liar di belakang tuannya," ejeknya, ia sama sekali tak tahu bahwa nama Asisten Mo jauh lebih besar ketimbang CEO perusahaan ternama.

Karena, dengar-dengar asisten Mo juga adalah putra keluarga Mo, meskipun hanya anak pungut, namun ia memiliki pengaruh besar di keluarga Mo membuatnya cukup dihormati.

Orang-orang di lokasi sangat mengetahui hal ini. Saat ini mereka telah memberitahukan lewat telepon bahwa semua kerjasama dengan keluarga Chen kalau bisa dihentikan. Ruangan kembali hening, namun kali ini, sindiran orang-orang tertuju pada Luna.

Ia juga merasa janggal, hatinya mulai cemas, "Apa yang kalian lihat?"

Victoria menyahutinya, ia marah karena Luna telah mempermalukan Wallace, "Kau yang anjing, mau menangkap siapa tapi yang digigit siapa, sekarang aku juga mau memanggilmu pemeras!"

Victoria merebut ponsel Wallace, ia hendak menelepon 110, tapi malah menutup telepon Lynn, memalukan.

Wallace menyunggingkan senyum, ia menggenggam tangan Victoria seakan hendak mengambil kembali ponselnya, lalu memperingatkan manajer, "Tolong beritahu Direktur supaya memberitahu direktur hotel lain, untuk selanjutnya tolong perjelas mata mereka, jangan sampai membiarkan orang semacam ini masuk."

Mendengar hal ini, semua orang kaget sekaligus sudah menyangka, lihatlah, satu kalimat dari Asisten Mo dapat membuat wanita ini tidak dapat masuk lagi ke semua hotel Mo.

"Baik, Asisten Mo," jawab manajer, lalu wajahnya mengeras dan mengusir Luna, "Nona Chen, tolong tinggalkan tempat ini sekarang."

Hati Luna tak tenang, ia ingin berbicara lagi, namun satpam telah mengelilinginya, seperti menjelaskan kalau ia tidak pergi sekarang, maka ia akan diseret keluar.

"Baik, Victoria, kau membuatku malu seperti ini, maka jangan salahkan aku kalau aku tak berperasaan," Luna mengeraskan wajahnya, mengatakan kebenciannya, lalu buru-buru pergi.

"Kau...Kau bagaimana..." Victoria memelototkan matanya, terkejut dengan kekuatan dari kata-kata Wallace yang mampu membuat Luna kalah memalukan.

"Pergi ganti bajumu dan kembali ke apartemen untuk membereskan dapur. Kau sudah membolos 1 hari, potong gaji," potong Wallace. Ia puas terhadap reaksi gadis itu, kelakuannya yang menganggapnya sebagai supir selama ini agak tak menyenangkan hatinya.

Aku tak punya gaji untuk dipotong!

Victoria baru menyadari kalau perhatian semua orang jatuh pada mereka berdua, ia refleks meraih lengan baju Wallace dan mengajaknya pergi ke belakang panggung.

Wallace kebingungan

"Asisten Mo!" Manajer hendak mengikutinya dari belakang, namun sorot mata Wallace mengisyaratkannya untuk berhenti, sejenak ia bimbang, tapi Wallace telah berjalan kira-kira 80 meter jauhnya.

Keduanya dengan cepat sampai di belakang panggung, melihat tak ada orang di sekelilingnya, Victoria berkata pelan, "Terima kasih banyak! Kalau bukan karena kau, aku sudah dibawa ke kantor polisi hari ini. Tapi bagaimana denganmu? Kau sudah berpura-pura menjadi bos, kalau ketahuan dan dipecat bagaimana?" katanya cemas. Kebaikan hati Wallace membuatnya sungkan.

Wajahnya agak memerah, matanya pun berkaca-kaca akibat kejadian tadi. Wallace mati-matian menahan keinginan untuk menciumnya, ia berkata, "Aku bermarga Mo, bos juga bermarga Mo, dia adalah keluargaku. Perintah tadi juga karena kelakuan wanita itu sangat bermasalah. Melarangnya masuk ke hotel Mo, juga sebagai pencegahan terulangnya kembali kejadian tadi.

Victoria mengangguk-anggukkan kepala, tapi karena kata-kata ini jugalah ia tersadar.

"Jadi kau membohongiku kalau kau adalah supir..." katanya ragu, kepalanya tertunduk, diam-diam ia melihat Wallace, "Untuk apa membohongiku?"

Jawab Wallace dengan serius, "Aku tak pernah berkata bahwa aku supir, kaulah yang menganggapku begitu."

"Aku sudah punya uang, beritahukan nomor rekeningmu padaku, aku akan mengganti biaya servis mobilmu, jadi aku tak perlu kembali!" Hati Victoria tak nyaman, ia berbicara sambil menundukkan kepala. Mata Wallace seketika menyiratkan perasaan bahaya dan muram.

Perempuan ini!

Melihatnya tergesa-gesa seperti itu ia jadi ingin memperlambat responsnya, namun Victoria malah membahas tentang ganti rugi dan pergi!

Ada berapa banyak wanita yang ingin tinggal di rumahnya namun bahkan pintu pun mereka tak dapat melewatinya!

Dengan wajah muram, Wallace berkata serius, "Dulu karena aku mempekerjakanmu, pembantu yang hendak bekerja di rumahku jadi dibatalkan. Sekarang kau tiba-tiba ngin berhenti, ke mana aku harus mencari pengganti? Tidak bertanggung jawab sekali. Aku bisa kelelahan dan dimarahi bos gara-gara kau."

"Aku...Aku tidak..." Victoria berkali-kali meminta maaf, "Maaf, kalau begitu aku akan bekerja lagi untuk beberapa waktu, aku akan berganti baju dulu!"

Victoria pun segera pergi, sama sekali tak menyadari senyuman yang tersungging di bibir Wallace.

Di saat itulah, Lynn kembali menelepon. Wallace mengangkatnya sambil berjalan ke arah hall.

"Apa yang terjadi barusan? Mengapa telepon tiba-tiba terputus?" tanya Lynn.

Wallace menjawab asal, "Seseorang sedang berusaha menipu seekor kelinci dengan menggunakan nama brand-mu, aku hanya hendak memperjelas semuanya dan meminta bantuanmu."

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu