Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 9 Lagi-lagi bersengketa

Victoria yang darahnya mengalir ke atas memerah seperti tomat, hatinya berdebar-debar ketika dia mengambil pakaian itu, sampai sebesar ini baru pertama kalinya ada lelaki yang membelikan pakaian dalam untuknya, terlebih lagi, kenapa Wallace bisa tahu ukurannya? Memikirkan ini, Victoria langsung menunduk, meskipun mereka pernah berhubungan intim, tapi dia tetap sangat malu dan tidak tahu harus bagaimana.

Selesai mengganti pakaiannya, dia membilas wajahnya dengan air dingin, melihat wajahnya sudah tidak begitu merah, Victoria baru turun ke lantai bawah, Wallace tepat sedang berjalan keluar dari dapur membawa sarapan, setelah melihat Victoria dengan teliti, dia berkata dengan datar: "Sepertinya lumayan pas badan."

"Teri.....Terima kasih." Victoria yang dilihat seperti merasa sangat tidak nyaman, dia pun berpaling, dan langsung duduk di depan meja makan, kemudian konsentrasi ke sarapannya.

Setelah selesai sarapan, kedua orang keluar bersama, Wallace mengusulkan untuk mengantarnya ke sekolah, tapi ditolak oleh Victoria.

Victoria naik kereta bawah tanah sampai sekolah, masih ada 5 menit sampai kelasnya dimulai, dari gerbang sekolah sampai ruangan kelas tidaklah jauh, tapi jalanan yang pendek membuat Victoria sangat tidak nyaman, sepanjang jalan selalu ada orang yang meliriknya dengan tatapan aneh, bahkan ada orang yang menunjuknya.

Setelah masuk ke kelas, suasana tetap aneh, teman-teman sekelasnya yang awalnya sibuk berbicara langsung terdiam dan melihat ke arah Victoria, melihat Victoria yang tidak bereaksi, ada teman sekelas yang mendekatinya, dengan muka senang bertanya: "Victoria, dengar-dengar keluargamu bangkrut?"

Mendengar perkataanya, Victoria langsung mendongak dan menatapi temannya, perempuan itu mengangkat alisnya: "Jangan melihatku seperti itu, kenyataan ini juga bukan rahasia, semua orang sudah tahu."

"Benar." Teman sekelas lainnya datang dan menambah: "Sebenarnya apa yang terjadi? Ayo ceritakan."

"Apa hubungannya dengan kalian, awas." Berly Liu yang duduk di belakang melihat Victoria datang, dia tahu keluarga Victoria menghadapi masalah, awalnya bermaksud menghiburnya, tanpa disangka mendengar Victoria digosipi oleh teman sekelas, dia langsung tidak senang.

Kedua perempuan itu melihat Berly membantu Victoria berbicara, dengan aneh berkata: "Yo, keluarga dia bangkrut siapa yang tidak tahu, Berly, kamu lihat dengan benar, sekarang dia sudah bukan nona besar, kamu mengikuti dia tidak ada keuntungan apa-apa."

Wajah Victoria mendingin, tidak berkata apa-apa, mengambil bukunya dan menutupi mukanya, tidak ingin mempedulikan teman sekelasnya yang cerewet, sedangkan Berly ang disamping langsung mendorong teman yang berbicara tadi: "Kalau kamu bicara lagi, percaya tidak aku akan memukulmu."

Perempuan itu tersandung didorong oleh Berly, dia pun emosi, tertawa mengejek dan berkata: "Kenapa tidak boleh bicara, Victoria kamu tidak bersuara seperti ini apa maksudmu, melihat orang membantumu bicara tidak merasa tidak enak."

"Duh, bagaimanapun dia dulu adalah seorang nona besar, hal seperti ini tentu saja harus orang lain yang tangani." Tidak tahu siapa yang mengatakan kalimat ini, seluruh kelas pun tertawa.

Berly mengangkat buku-buku yang terletak di meja perempuan itu dan memukulnya ke atas meja, menunjuk ke arah teman sekelas yang tertawa dan bertanya: "Dulu Victoria selalu membantu kalian, sekarang kalian bukannya membantu malah mengejeknya."

Begitu Berly mengatakan ini, sangat banyak teman sekelas yang dulu berhubungan dengan Victoria, atau teman yang pernah meminta bantuan darinya diam-diam menutup mulutnya. Sedangkan Victoria dari awal sampai akhir hanya menunduk dan menarik sudut pakaian Berly, dia tidak ingin ribut karena masalah ini, bisa tenang dan diam saja lebih baik.

Saat ini ada seorang lelaki berkacamata yang mendekati Victoria, menjilat-jilat bibir dan berkata kepada Victoria: "Kamu tidak usah mempedulikan mereka, meskipun sekarang kamu sudah tidak seperti dulu, tapi tidak mengapa, kamu sangat cantik, kalau tidak kamu pacaran saja denganku, aku akan memberikanmu uang."

"Henry Lee, apa yang kamu katakan, menjauhlah dari Victoria!" Berly menahan di tengah melindungi Victoria.

Henry Lee menjilat bibirnya sambil tertawa: "Berly, kamu juga tahu, dulu keluarganya kaya, aku mengejarnya dan ditolak aku terima, tapi sekarang dia sudah miskin, kalau bukan karena dia cantik, siapa yang mau."

"Pergi!" Berly mengangkat kepalan tangannya dan bermaksud memukul Henry, lelaki berkacamata itu dikejutkan oleh gerakan Berly, mundur dan kembali ke tempat duduk sendiri, wajahnya penuh dengan ketidakpuasan, tapi karena disini adalah ruangan kelas, maka dia tidak boleh bertindak keterlaluan.

Bel tanda kelas dimulai berbunyi, Berly segera kembali ke tempat duduk, dari belakang mengelus-elus punggung Victoria, berkata dengan suara kecil: "Victoria, kamu tidak usah memasukkan kata-kata mereka ke hati."

Victoria berpaling, kedua perempuan bertatapan mata dan tersenyum, dosen berjalan masuk, Victoria pun kembali ke posisinya, menunduk kan berusaha mengabaikan pandangan yang kadang-kadang tertuju padanya.

Istirahat siang, Victoria tidak punya nafsu makan, Berly berkata walaupun tidak nafsu makan juga harus makan sedikit, kalau tidak tidak akan tahan sampai sore, Victoria ditarik oleh Berly menuju kantin, di tengah jalan mereka melalui kolom publik, dikelilingi oleh orang-orang, tidak tahu sedang berdiskusi tentang apa.

Berly sangat ingin tahu, dia pun menarik Victoria masuk ke kumpulan orang-orang, belum sempat dia berdiri tegak, dia mendengar ada orang yang berkata: "Lihat lihat, dia orangnya."

"Ternyata dia orangnya."

"Benar, dengar-dengar akhir-akhir ini keluarga baru bangkrut, jangan-jangan seluruh tubuhnya penuh dengan hutang."

"Ck ck ck, mungkin saja."

Orang di sekelilingnya saling berdiskusi tanpa henti, Victoria menatapi foto yang ditempel di kolom publik, hatinya berantakan, di foto itu pas terpotret dia sedang menaiki mobil Wallace, meskipun hanya tampak samping, tapi kalau orang yang mengenalnya pasti tahu kalau orang di foto itu adalah dia.

Berly yang disamping sadar kembali, kemudian berteriak ke orang-orang yang bergosip: "Sedang apa sedang apa! Emangnya ada apa yang mau dilihat!"

"Hah? Melakukan hal kotor seperti ini masih tidak memperbolehkan orang bergosip." Terdengar suara tajam perempuan dari kumpulan orang-orang, Luna Chen keluar dari kumpulan orang-orang, dengan muka provokatif menatapi Victoria.

Begitu Berly melihat Luna dia langsung menarik Victoria ke belakangnya dan berkata terhadap Luna: "Kamu jangan disini sembarangan bicara!"

Tatapan Luna Chen yang penuh tanda tanya melihat ke arah Victoria: "Aku sembarangan bicara? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri dia naik ke mobil lelaki, ck ck, jangan-jangan keluarganya bangkrut jadi dia dipelihara oleh orang."

"Kamu jangan sembarangan bicara!" Berly mengulurkan tangan bermaksud memukul Luna, tapi ditahan oleh Victoria yang berdiri di belakangnya: "Berly!"

Luna yang terkejut dan mundur langsung menaruh tangannya di pinggang, kemudian menunjuk Berly: "Kamu masih melindunginya? Kalau dia tidak melakukannya kenapa dia mau menahanmu, kamu berteman dengan orang yang dipelihara seperti itu, tidak merasa jijik?"

Tidak bisa lepas dari genggaman Victoria, Berly emosi dan berteriak ke arah Luna: "Yang paling menjijikkan itu kamu, jadi selingkuhan dan merusak hubungan orang lain, masih tidak tahu malu naik ke ranjang orang!"

Mendengar perkataan Berly, Luna pun panik: "Aku dan Nicky adalah pasangan, kamu yang merusak hubungan orang." Sambil berkata masih ingin memukul Berly, kalau bukan karena Victoria di tengah menghadang mereka berdua, takutnya mereka sudah bertengkar.

"Luna, dasar kamu siluman rubah, merebut pacar Victoria dan merusak hubungan mereka, sekarang masih berani datang menindas Victoria." Berly sangat emosi.

"Nicky dari awal sudah tidak mencintainya, ini tidak termasuk merusak." Luna berkata dengan sombong.

Teman-teman di samping melihat keramaian, Luna dan Berly tidak ada yang mau mengalah, Victoria yang dijepit ditengah semakin tidak senang, akhirnya tidak bisa menahan lagi dan mendorong Luna, Luna pun terjatuh dan duduk di lantai, Victoria menunjuknya dan berkata: "Aku tidak akan memperhitungkan masalah dulu, tapi kamu jangan keterlaluan, aku......"

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu