Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 258 Malah Dimanfaatkan Olehnya (1)

“Kamu!” Elizabeth melihat Berly, lalu melihat Willy Mo. Dia sungguh kesal hingga tidak bisa berkata apapun lagi.

Berly lanjut menyerang: “Lihatlah, kamu tidak bisa berdebat kan. Maka dari itu, lebih baik yang patuh saja. Jika kamu seperti ini terus, tidak menutup kemungkinan aku akan menambahkan satu tamparan lagi untukmu.” Sambil berkata, dia pun tersenyum dengan makna yang sangat dalam.

“Jangan sombong dulu. Kamu juga tidak melihat kondisi sekarang, bukankah Victoria sudah putus asa? Dan ingin bercerai dengan Direktur Mo?” Berbicara soal ini, Elizabeth tertawa dengan sangat bangga.

Berly Liu menunjuk Elizabeth sembari berkata dengan kesal: “Kamu….. sialan!”

Melihat dua perempuan di sampingnya beradu mulut, Willy Mo pun sangat pusing, langsung berkata: “Sudah!”

Berly dan Elizabeth yang sedang berantem pun melihat ke arah Willy Mo.

“Jangan ribut lagi. Nona Chu, kamu juga tahu tempat apa ini. Jika masih ribut terus, takutnya kamu tidak akan bisa kembali ke kantor lagi.” Willy melihat Elizabeth dan berkata dengan nada datar.

Kalimat itu langsung menembus ke dalam hati Elizabeth.Keributan yang dibuat Berly Liu berhasil menetapkan dirinya sebagai selingkuhan, entah bagaimana pola pikir rekan-rekan kantor. Tetapi, bukankah ini juga hal yang baik, saat ini semua orang sudah tahu bahwa dia adalah perempuan menggoda di hadapan Wallace Mo.

Senyuman itu tepat sekali terlihat oleh Berly, dia pun bertanya: “Apa yang kamu senyumkan?”

“Tidak apa-apa.” Elizabeth menggelengkan kepala, lanjut berkata: “Hanya ingin berterima kasih pada Nona Berly. Saat ini seluruh perusahaan sudah tahu, Direktur Mo sama sekali tidak bisa membantah.

Mendengar itu, Berly Liu pun bengong, kenapa malah seperti itu. Dia berkata: “Dasar tidak tahu malu.”

“Demi Direktur Mo, aku sungguh tidak akan malu lagi.” Setelah berkata, Elizabeth pun menepuk tangan dan berjalan pergi.

Tamparan itu terasa cukup pantas. Bibirnya pun tersenyum penuh rasa menang.

Melihat ekspresi Elizabeth seperti itu, LiuBei baru ingin mengejarnya, malah dihentikan oleh Willy Mo dari belakang.

“Untuk apa kamu menarikku? AKu ingin memberinya pelajaran lagi.” Berly Liu berkata dengan kesal.

Melihat Elizabeth sudah berjalan masuk, Willy Mo pun melepaskan Berly dan berkata dengan pelan: “Apakah kamu belum cukup ributnya?”

Perkataan itu diucapkan dengan sangat pelan, tetapi saat sampai di telinga Berly malah seperti menyalahkannya. Maka dari itu, dia pun berkaya dengan tidak senang: “Aku hanya ingin memberi pelajaran untuk orang sial itu, sekaligus membalaskan dendam Victoria.”

“Memberinya pelajaran… kamu bisa menggunakan banyak cara. Ribut di kantor hanya akan membuat masalah semakin runyam, Direktur Mo akan kewalahan mengurusnya.” Willy berkata dengan pelan, dia tahu sebuah kalimat dari Wallace bisa membuat seisi perusahaan menjadi diam, tetap tetap saja ingin mengerjai Berly Liu.

Saat mendengarnya, Berly yang tadinya tidak ingin melibatkan Wallace Mo dan Victoria Gong pun tetap memberanikan diri berkata: “Baguslah jika kewalahan, sudah seharusnya memberi pelajaran pada laki-laki seperti Wallace juga, biarkan dia tahu bahwa dia tidak boleh memperlakukan Victoria seperti ini.”

“Kenapa kamu berkata seperti itu tentang Direktur Mo?” Willy mengerutkan kening, dia tahu kesedihan yang dialami Wallace, tentu saja tidak akan membiarkan Berly Liu berkata seperti itu.

Melihat reaksi Willy Mo seperti itu, Berly malah tertawa dan berkata: “Kenapa? Bukankah kenyataannya memang begitu? Wallace Mo tidak mengkhianati Victoria?”

“Direktur Mo juga memiliki kesulitan.” Willy terus membela Wallace.

Berly Liu malah tertawa dingin, berkata: “Kesulitan? Kesulitan apapun yang dia miliki, tidak seharusnya sampai melahirkan seorang anak, lalu perempuan sial seperti Elizabeth itu. Aku tahu.” Berkata sampai disini, Berly terhenti beberapa detik, lanjut berkata: “Aku tahy, kamu adalah asisten Wallace Mo, tentu saja berpihak padanya.”

“Yang aku katakan adalah kenyataan.”

Berly melambaikan tangan, berkata: “Tidak perduli itu benar atau salah, dalam hatiku, Wallace Mo sudah bersalah pada Victoria. Sudahlah, aku ridak ingin berbicara banyak denganmu.” Selesai berkata, Berly pun berbalik badan pergi.

Tadinya Willy Mo ingin menariknya, tetapi tak disangka dia pergi terlalu cepat dan tidak berhasil meraihnya. Melihat bayangan Berly pergi menjauh dengan cepat, Willy hanya bisa menghela nafas.

“Direktur Mo, kali ini harus andalkan dirimu sendiri.” Dia berkata dengan pelan, langsung berbalik badan melanjutkan kesibukannya.

……

Di dalam kamar yang sepi, Victoria Gong tertidur dengan sangat lelap, tetapi alam bawah sadarnya malah tidak tenang. Tiba-tiba, seperti terdengar suara bel rumah, membuatnya spontan terjaga.

“Berly, cepat buka pintu.” Victoria berkata sambil membenamkan kepala ke dalam bantal, saat itu juga rasanya ingin sekali kehilangan fungsi pendengarannya.

Tetapi, bel rumah itu masih terus berbunyi, seolah akan terus berlanjut jika pintu tidak dibuka. Victoria Gong akan selalu merasa kesal jika terbangun karena suara berisik. Dia pun duduk tegak, melihat ke empat sisi, memakai sandalnya lalu berjalan ke ruang tamu dengan pandangan yang masih kabur.

“Berly, Berly.”

Victoria memanggil, tetapi tak seorangpun menjawab.

“Berly kemana?”

“Apakah yang menekan bel itu Berly? Apakah dia tidak membawa kunci?”

Dia berkata-kata dengan suara pelan, lalu berjalan ke arah pintu sambil merapikan rambut. Begitu membuka pintu, tanpa melihat jelas langsung berkata: “Berly, kenapa kamu tidak membawa kunci?”

Hanya saja, sedetik kemudian, Victoria langsung ditarik hinga jatuh ke dalam pelukan, dia pun spontan tersadar. Setelah itu, tercium aroma yang sangat familiar, aroma yang selamanya tak terlupakan baginya.

“Wallace Mo.” Dia memanggil dengan nada dingin, seolah tanpa ekspres apapun. Tetapi, dia menyadarinya badannya sangat merindukan pelukan itu. Apakah karena terlalu lama tidak bertemu dia? Victoria tersenyum pahit.

“Victoria.” Wallace memeluknya dengan erat, seolah memeluk mutiara paling berharga di dunia, takut akan kehilangannya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu