Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 164 Lain Kali Jangan Lihat Sembarangan (2)

Semuanya bilang kalau bertingkah konyol adalah hak setiap wanita, Victoria dulu tidak bisa bertingkah seperti itu, sekarang dia menyadari, ada orang yang bisa membuatnya begitu adalah suatu kebahagiaan juga.

"Istriku kamu salah paham, kemampuan bekerja Willy memang bisa diakui, tapi tentu tidak bisa dibandingkan dengan istriku, sehelai rambut istriku saja pun tidak bisa dibandinginya!" Wallace seperti kerasukan sesuatu, perkataan ini keluar dari mulutnya dengan sangat lancar.

Victoria kaget, dia merasa bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri, lalu dia mencubit Wallace dan berkata serius: "Jujur ya, suamiku, kamu jangan begini lagi, mungkin aku terlalu kenal dengan dirimu sebagai CEO sombong, gayamu yang seperti ini membuatku merasa kamu bisa menjadi seorang playboy!"

Wallace cemberut, biasanya dia tidak terlalu mengekspresikan perasaannya, kalau bukan agar Victoria merasa tenang, dan mempercayainya, bagaimana mungkin dia bisa mengatakan perkataan menggelikan seperti ini?

"Berbohong bukan kebiasaan yang baik, istriku, kamu jujur saja, aku tidak akan tertawa." Wallace menatapnya.

Victoria pun kesal dan memukul dadanya dan berkata: "Kamu membalasku ya, menyebalkan!"

Suara manja itu, walaupun sedang marah, tapi terdengar enak di telinganya, tiba-tiba Wallace pun menarik dan memeluknya, menundukkan kepala dan mencium bibirnya.

"Heh, jangan..." Victoria menghindar dan berkata pelan: "Masih belum makan..."

"Nanti baru makan, sekarang aku makan dulu, setelah aku kenyang baru aku suapi kamu!" Kata Wallace, lalu dia pun mendorong Victoria ke atas sofa dan menciumnya.

Sekujur tubuh Victoria menjadi kaku, dia menjadi bingung dan tidak bisa mengingat apapun, hanya bisa membiarkan Wallace menciumnya.

"Ting tong!"

Victoria seperti mendengar suara bel, dia pun mendorong Wallace dan berkata pelan: "Wallace, ada yang datang."

"Tidak dengar..." Wallace pun menggigitnya kesal, sebuah bekas merah pun terlihat di kulit Victoria yang putih dan mulus itu.

"Ssshh..." Victoria menjerit pelan, walaupun tidak terlalu sakit, tapi dia merasa tidak enak, dia pun mencubit Wallace, "Kamu itu anjing ya, kenapa menggigitku..."

"Ting tong!"

Suara bel terus berlanjut, Wallace yang dicubit Victoria pun berhenti, dia menatap Victoria, matanya memerah, bisa terlihat dia sangat bergairah dan ingin melakukannya.

"Dengar deh, bel bunyi terus..." Victoria yang awalnya masih mabuk diraba oleh Wallace, sekarang semakin sadar karena suara bel, dia tidak bisa meneruskannya lagi.

"......" Wallace geram, dia sangat ingin menelan istri yang ada di depannya ini, dia merasa sangat kesal, siapapun yang menekan bel, akan sangat dibencinya.

"Huh..." Wallace menghela nafas, memejamkan matanya dan menenangkan dirinya, lalu dia berdiri dan membuka mata.

Wallace memapah Victoria, membantu merapikan bajunya dan berkata: "Aku yang buka pintu."

"Oke." Wajah Victoria memerah, dia meminum air yang ada di meja, tenaganya memulih sedikit, panas di tubuhnya juga memudar.

Bel terus berbunyi, seperti sangat yakin kalau di dalam rumah pasti ada orangnya.

Wallace membuka pintu, melihat Elizabeth dan William, ekspresinya menjadi jelek dan bertanya: "Ada apa?"

Elizabeth tidak mempedulikan ekspresinya, dia pun menyodorkan sebuah kotak kado dan berkata: "Ini cookies dan coklat buatanku dan William, William ingin memberinya kepada nyonya Mo."

Wallace melihat kotak itu dan berkata: "Makasih."

Victoria melihat Wallace yang belum masuk pun berdiri dan berjalan kesana, saat melihat Elizabeth dan kotak yang ada di tangan Wallace, dia pun bingung dan bertanya: "Ada apa?"

Saat William melihat Victoria, dia pun tersenyum, dan berkata malu: "Tante, aku buat cookies dan coklat untukmu."

Pandangan Victoria jatuh ke atas kotak yang ada di tangan Wallace, dia pun tersenyum lembut, lalu mengelus kepala William: "Makasih William."

"Tidak usah sungkan tante." William tersipu malu, menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat Victoria.

Saat Victoria berjalan keluar, Elizabeth pun memandangnya, melihat bibir Victoria yang merah dan sedikit bengkak itu, pandangan matanya sempat berubah, lalu kemudian menjadi normal kembali, seperti tidak terjadi apapun.

Wallace mengerutkan alisnya, melihat ibu dan anak yang ada di luar pintu itu, dia berkata dengan nada bicara yang dingin: "Masih ada urusan?"

Merasa Wallace mengusirnya, Elizabeth pun tersenyum lembut, lalu mengangguk kepada Victoria dan berkata: "Kami pulang dulu ya."

Setelah itu, Elizabeth pun membawa William naik ke atas.

Wallace menutup pintunya, meninggalkan Victoria dan masuk ke dalam ruang tamu, lalu membuang kotak itu ke dalam tong sampah.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu