Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 157 Makan malam bersama (2)

Setelah emosi Elizabeth kembali normal, Victoria perlahan menghela napas lalu berkata dengan lembut, "Tidak apa-apa, sama sekali tidak merepotkan."

Elizabeth merangkul William, ia tersenyum dengan sungkan lalu menundukkan kepalanya dan berkata, "William, ayo berpamitan dulu dengan Paman dan Bibi."

William mengangkat kepalanya, ia melihat ibunya sekilas lalu segera mengalihkan tatapannya pada Victoria, "Selamat tinggal, Bibi."

Ia lalu diam sejenak dan melihat Wallace, dengan suara yang kecil pula ia berkata, "Selamat tinggal, Paman."

Victoria tersenyum kecil dan melambaikan tangannya kepada William, "Selamat tinggal."

Setelah Elizabeth dan William pergi, Wallace merangkul VIctoria kembali ke ruang tamu, dengan suara datar ia bertanya pada Victoria, "Kamu menyukai William?"

"Anaknya sangat penurut, tidak berisik dan nakal." kata Victoria lalu terdiam sejenak, "Aku sangat menyukai anak seperti ini."

"Hmm?" kata Wallace sambil mengangkat alisnya, senyum di wajahnya hilang lalu bertanya lagi, "Kalau begitu, bila nanti anak kita suka menangis dan nakal maka kamu tidak akan menyukainya?"

"Menyebalkan! jangan berkata sembarangan!" kata Victoria sambil menatap Wallace, "Aku hanya tidak akan membujuk-bujuk anak kecil, aku merasa sulit berkomunikasi dengan mereka, kalau sudah menangis dan berisik, lalu aku tidak boleh memukul atau memarahinya, maka akan sangat merepotkan."

Dipikir-pikir cukup mengerikan juga.

Memikirkan perlakuan istrinya yang tidak sabar terhadap anaknya di masa depan nanti, Wallace merasa geli di hatinya, ia merasa gambaran di masa depan itu menjadi sangat menarik, ia menahan tawanya lalu mencium Victoria dan berkata dengan lembut, "Tidak apa-apa, ada aku ."

Victoria terdiam, ia memikirkan seorang direktur yang keras seperti Wallace berubah menjadi seorang ayah yang lembah lembut, sepertinya bagus juga. Victoria menggigit bibirnya agar tidak tertawa, ia lalu menjawab, "Karena kamu sudah berkata seperti ini, maka kalau nanti anak kita menangis dan berisik, kamu yang harus mengurusnya!"

"Baik." jawab Wallace sambil tersenyum datar, "Tapi sebelum itu, kita harus memiliki anak terlebih dahulu."

Mendengar perkataan Walace, Victoria lalu tertawa geli, "Aku sudah tahu kamu memiliki maksud lain!"

"Istriku, ini fakta." kata Wallace sambal mendekap pinggul Victoria yang ramping, ia merasa perut istrinya mulai sedikit berotot, sangat nyaman saat disentuh, Wallace pun meraba-rabanya beberapa saat.

Victoria menahan tangan Wallace yang besar itu lalu menatapnya, "Baru saja selesai makan..."

Belum selesai bicara, Wallace langsung memotong perkataan Victoria dan merangkul pinggang Victoria dan membawanya ke kamar tidur sambil mengatakan alasan yang sangat cerdas, "Kalau begitu kebetulan memang harus sedikit melakukan olahraga."

Malam yang Panjang.

.........

Victoria sudah melakukan olahraga lari di tempat kebugaran selama setengah bulan, ia merasa lebih bugar dari sebelumnya. Bila sekarang harus berlari selama setengah jam penuh pun ia tidak akan merasa tidak sanggup, malah setelah berolahraga ia merasakan tubuhnya lebih segar, tentu saja yang mendapat keuntungan dari hal ini adalah Wallace...

Setelah Victoria mulai giat berolahraga, tidak hanya tubuhnya yang menjadi lebih kuat, ditambah lagi karena ia mulai berlatih yoga, sekarang tubuhnya menjadi lebih fleksibel, tidak heran ia hamil dengan cepat, atas kekesalannya terhadap Wallace, Victoria pun menghukum suaminya agar menjadi vegetarian selama satu tahun.

Hari ini, Victoria bangun dari tidur siang, setelah ia mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi ke pusat kebugaran ia melihat Wallace melepaskan jas dan menggantinya dengan pakaian olahraga, ia pun menggenggam dua buah botol termos.

"Kamu ini..." kata Victoria yang mengenali salah satu botol termos itu adalah miliknya.

Wallace merangkul pinggul Victoria, lalu dengannya berjalan keluar kantor menuju lift, "Aku kan sudah pernah bilang kalau ada waktu luang akan menemanimu pergi berolahraga, hari ini tidak terlalu sibuk, kebetulan bisa menemanimu."

"Hari ini tidak sibuk?" kata Victoria dengan curiga, ia tahu dengan jelas akhir-akhir ini Wallace sedang sibuk, mengapa tiba-tiba hari ini sudah tidak sibuk lagi?

"Sudah tidak sesibuk sebelumnya." Wallace tersenyum pasrah lalu berkata, "Meskipun sedang sibuk, aku juga butuh istirahat, sudah seharusnya merilekskan diri, kalau aku sampai kelelahan sehinga merepotkan istriku, nanti kamu tidak mencintaiku lagi."

Victoria sudah terbiasa menghadapi Wallace yang bisa kapan saja berkata seperti ini, tapi dalam hatinya ia sangat senang Wallace dapat meluangkan waktunya.

"Yang penting kamu tahu kapan harus beristirahat, aku mendengar dari Ayah dan Ibumu, kamu kalau sudah bekerja akan lupa waktu." omel Victoria pada Wallace, terlihat bahwa Victoria tidak terlalu senang dengan kebiasaan buruk Wallace yang satu ini.

Setelah masuk ke dalam lift, Wallace menundukkan kepalanya lalu mencium bibir rapuh Victoria yang berwarna merah muda, dengan tatapan yang manja ia berkata, "Dulu saat ia sendiri hanya dapat kerja, sekarang setelah memiliki istri, semuanya jadi berbeda."

"Kamu baru saja makan madu ya, mulutmu sangat manis!" kata Victoria yang gembira dalam hatinya, ia juga tidak dapat menyembunyikan kebahagiannya dari ekspresi wajahnya.

"Bagaimana kalau kamu mencobanya sendiri."

Setelah Wallace berkata seperti itu, ia langsung mendekatkan tubuhnya dan mencium bibir kecil Victoria, dengan lembut dijilatinya, seketika ia langsung menjauh, mengangkat alisnya sambil tersenyum lalu berkata, "Bagaimana, manis tidak?"

"Ini di dalam lift!" kapan saja bisa ada orang yang masuk, hal barusan menantang keberanian Victoria, ia agak sedikit terstimulasi.

"Karena itu hanya mencicipinya saja." kata Wallace dengan tatapan nakal sambil menjilat bibirnya, ia lalu bertanya lagi, "Apakah kamu sudah merasakan manisnya?"

"Manis, terlalu manis!" kata Victoria yang menatap Wallace dengan sedikit kesal, ia lalu meraba bibirnya sendiri, setelah tahu bahwa tidak ada yang bengkak barulah ia menghela napas.

Selesai Victoria berbicara, lift yang ditumpangi mereka pun berhenti, ia langsung menarik Wallace untuk segera keluar dari dalam lift.

Wallace melihat sekilas jadwal kelas olahraga yang ada di resepsionis, lalu bertanya "Hari ini ada kelas yoga?"

"Ya, sudah dimulai, aku tidak pergi." Tubuh Victoria sudah cukup fleksibel, ia juga bisa mengikuti latihan yoga dari komputer, karena itu ia tidak harus pergi ke kelas yoga.

Wallace menganggukkan kepalanya tanpa ekspresi, olahraga seperti yoga bisa berlatih dirumah.

"Aku akan pergi berlari di treadmill, kamu mau menggunakan alat apa?!" Victoria menuju ke treadmill, ia pun langsung mulai berlari, tidak banyak orang yang berolahraga di pusat kebugaran pada jam-jam ini, alat yang dipilih kebanyakan pria adalah alat yang menggunakan beban.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu