Ternyata Suamiku Seorang Milioner - BAB 328 Tidak ingin ada tekanan

"Bagaimana kalau kita pulang saja? Atau di kantor lebih nyaman." Kata Victoria sambil menarik Wallace berjalan kembali.

Tapi tentu saja tenaga Victoria tidak cukup untuk menarik Wallace agar bergerak. Dengan tangan kanan di dalam kantung celananya Wallace berkata, "Bukankah kamu ingin sesuatu yang menstimulasi ?"

Ternyata Wallace ingin menolong Victoria agar dapat mendapat ingatannya kembali dengan cara seperti ini. Victoria benar-benar takut, dia menarik lengan Wallace dan berkata, "Ayo kita pulang saja."

"Tidak bisa." kata Wallace sambil merangkul Victoria dan berjalan masuk ke dalam taman bermain.

Sesudah bermain sebentar, Victoria tidak hanya belum dapat mengingat apa-apa, tapi seluruh tubuhnya menjadi lemas.

Setelah bermain satu permainan yang memacu adrenalin, Victoria hanya berpegangan pada sebuah pohon dan mengatur napasnya. Wallace sedikit khawatir, ia pun membelikan Victoria sebotol air putih dan menepuk pundaknya dengan pelan.

"Victoria, kamu baik-baik saja kan?" tanya Wallace dengan penuh perhatian.

Saat itu, Victoria tidak mengatakan apa-apa, ia hanya bisa mengomel dalam hatinya. Ia sudah mengatakan dirinya takut, tapi Wallace masih saja memaksanya untuk bermain. Ini bukan membantunya untuk mengingat, tapi menghukum dirinya!

Baru berlalu beberapa saat, Victoria sudah merasa lebih baik, kepalanya juga sudah tidak pusing lagi, ia melihat Wallace dengan wajah penuh kekesalan.

Wallace pun segera memluk Victoria dengan lembut lalu berkata, "Victoria, maafkan aku." Tadinya Wallace masih mau mengajak Victoria untuk bermain lagi, yang awalnya bertujuan untuk membantunya mengembalikan ingatan tapi akhirnya malah jadi seperti ini dan membuat ia tidak nyaman.

"Semua ini salahmu!" kata Victoria sambil memukul punggung Wallace, ia mengomel tapi kedengerannya seperti sedang bermanja-manja.

Wallace mengangkat alisnya, ia merasa sangat tidak enak lalu berkata, " Lain kali tidak akan ke sini lagi."

Masih ada lain kali?

"Selamanya tdak akan." kata Victoria.

"Baik, baik, tidak akan ke tempat ini lagi." Kata Wallace sambil menepuk punggun Victoria dengan pelan dan menenangkannya, lalu berkata, "Ayo kita pulang ke rumah."

Victoria menganggukkan kepala, mengijinkan Wallace merangkul dirinya, lalu mereka pulang ke rumah.

Setelah pulang ke apartemen, Victoria beristirahat sejenak, tidak lama bel pun berbunyi.

"Siapa?" tanya Victoria.

Wallace tidak menjawab, tanpa ekspresi ia berjalan membukakan pintu, di sana ada Berly yang sedang berdiri di depan pintu.

Berlu juga tidak sempat menyapa Wallace, ia segera menerobos masuk dan berlari ke samping Victoria dan memeluknya dengan erat, "Victoria, akhirnya kamu pulang juga." kata Berly yang hampir meneteskan air mata.

Pelukan itu membuat Victoria tidak tahu harus berbuat apa. Dia melihat Wallace dengan tatapan bertanya siapakan "wanita gila" ini?

Wallace hanya tersenyum dan tidak berkata apapun, ia duduk di sebelah Victoria.

Melihat Victoria tidak bereaksi, Berly pun melepaskannya, ia bertanya dengan sedikit sedih, "Victoria, kamu kenapa? Mengapa kamu tidak senang sedikitpun saat bertemu aku?"

Apa Victoria harus senang saat bertemu dengannya?

Victoria menunjuk dirinya dan memalingkan kepala melihat Wallace, seperti meminta tolong.

"Kamu tidak usah melihat Wallace." kata Berly sehingga memecah konsentrasi Victoria, ia lalu berkata lagi, "Victoria, aku adalah Berly Liu, sahabat dekatmu, apa kamu benar-benar tidak mengenalku?"

Victoria menggelengkan kepala, dia yakin tidak memiliki ingatan apapun tentang orang yang ada di hadapannya sekarang. Tapi, melihat Berly yang sangat akrab dengannya, Victoria merasa dirinya dan Berly pernah memiliki hubungan yang baik.

Melihat Victoria yang seperti itu, Berly hanya pasrah, ia hanya menghela napas dan wajahnya menjadi suram.

Victoria tersenyum, ia lalu menarik tangan Berly dan berkata, "Meskipun tidak ada ingatan sama sekali, tapi aku merasa kita sangat dekat."

"Benarkah?" tanya Berly dengan senyuman yang muncul di wajahnya.

Victoria mengangguk.

Berly sedikit bersemangat, "Pertemanan kita yang sudah bertahun-tahun ini sepertinya tidak sia-sia."

Selanjutnya Victoria dan Berly bercerita tentang masa lalunya, Wallace berjalan pergi ke kantor kecil dalam rumahnya, sambil berjalan ia berkata, "Jangan macam-macam dengan Victoria."

Berly sedikit megoceh dan meledek Wallace di belakangnya, lalu ia melanjutkan pembicaraan dengan Victoria.

"Victoria, bagaimana keadaanmu dua tahun ini?" tanya Berly.

Hampir setiap orang yang bertemu dengannya pasti menanyakan hal ini, VIctoria menjawab, "Kondisiku sangat baik."

Berly mengamati Victoria, wajahnya merah, wajah kecilnya sedikit berlemak, sepertinya kondisi Victoria memang baik-baik saja.

"Kamu memang baik-baik saja, tapi semua orang sangat menghawatirkanmu, terutama keluarga Wallace." kata Berly hingga terhanyut terbawa suasana.

Mendengar hal itu, Victoria melihat ke arah kantor kecil tempat Wallace berada, ia lalu bertanya, "Apa yang telah terjadi?"

"Aku mendengarnya dari Willy, setelah kamu menghilang, Wallace semakin dingin. Dia selalu berada di kantor, memang performa perusahan semakin membaik, tapi perasaannya semakin buruk. Seringkali ia tidak tidur saat malam hari, setiap malam ia merindukanmu, sampai matahari terbit keesokan harinya. Setelah melewati masalah ini, aku baru mengerti mengapa saat itu kamu mau menikah dengannya." kata Berly dengan perlahan menceritakan hal ini.

Menjadi dingin? Tidak bisa tidur?

Tapi setelah Victoria pulang, ia melihat Wallace sangat lembut kepadanya, tidak terlihat kalau kemarin malamnya ia tidak tidur. Apa ini karena dirinya?

Victoria merasakan perasaan bercampur dalam hatinya, entah terharu atau perasaan bersalah. Ia tidak tahu pria ini sudah seberapa sakit demi dirinya, ia juga tidak tahu sedalam apa pria ini mencintainya. Saat ini, Victoria benar-benar menyayangi Wallace.

"Baiklah, baik, sekarang kamu sudah kembali, ini adalah hal yang lebih baik dari apapun juga." kata Berly sambil menarik tangan Victoria.

Victoria merasa sedikit sedih dan berkata, "Tapi aku hilang ingatan." Kalau ia dapat mengingat semuanya, maka ia dapat tahu semua kenangan indah yang telah dilaluinya, dan juga dapat mengerti perasaan dirinya pada Wallace seperti apa.

Ini benar-benar adalah hal yang merepotkan.

"Ini bukan masalah besar." kata Berly, "Wallace pasti akan mencari cara agar ingatanmu dapat pulih kembali."

Victoria tersenyum, seketika muncul kepercayaan diri dalam hatinya sehingga ia yakin dapat mengingat semuanya kembali.

"Kamu tidak tahu, setelah kamu menghilang, aku sangat sedih." Kata Berly.

Melihat Berly yang sedih seperti itu, Victoria berkata, "Ini juga bukan keinginanku. Ngomong-ngomong, mengapa aku bisa hilang ingatan?"

Ini? penculikkan? Keguguran?

" Nanti juga kamu akan mengetahuinya." kata Berly sambil menambahkan tawaan, ia lalu mengambil pisang yang ada di atas meja lalu memakannya sambil memandang VIctoria dengan tatapan berbinar. Ini bukan hal yang baik, lebih baik tidak dibicarakan.

Victoria merasa sedikit aneh, Berly dan Wallace tidak mau menceritakan hal ini, sepertinya bukan hal kecil dan juga bukan hal yang menyenangkan. Saat ini keingintahuannya akan hal ini semakin besar.

Berly melihat Victoria, lalu mengganti topik pembicaraan, "Ngomong-ngomong, kemana dirimu selama dua tahun terakhir ini? Apakah ada kisah percintaan?" Awalnya ia hanya ingin bercanda, tapi Victoria malah menjawab hal di luar dugaan.

"Ada."

"Apa?" Berly menyimpan pisang yang sedang dimakannya lalu menatap Victoria.

Victoria menjawab dengan wajah datar, "Sekarang aku memiliki seorang tunangan."

Ini merupakan hal yang sangat mengeutkan bagi Berly, mengapa bisa seperti ini?

"Aku sudah berada di rumah sakit saat terbangun pada waktu itu, sedikit ingatanpun tidak ada. Di sebelahku ada seorang laki-laki, namanya Tantio, katanya namaku adalah Victoria, dan dia adalah tunanganku." kata Victoria.

"Victoria," kata Berly sambil mengangkat alisnya, "Kamu adalah istri dari Wallace, bagaimana mungkin dapat menjadi tunangan orang lain? Kalau saja Wallace setuju, tentu aku yang tidak akan setuju." Bagaimanapun juga, Wallace juga tidak akan setuju kan?

Victoria bergumam, dia juga tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Ia melihat Berly lalu berkata, "Tapi, dua tahun ini aku dan Tantio baik-baik saja, sama sekali tidak seperti sepasang tunangan. Tapi setelah aku kembali kesini, barulah aku sadar sebenarnya diriku tidak mencintai Tantio. Dua tahun bersama dirinya hanya caraku menerima kenyataan bahwa aku adalah tunangannya."

Mendengar hal ini Berly tersenyum , ia berkata, "Aku tahu, kamu tidak mungkin mendua."

Mereka berdua sama sekali tidak tahu, Wallace yang bersiap untuk beraksi sedang mendengarkan percakapan mereka, ia diam-diam tersenyum dan kembali ke ruang kantornya. Sebelumnya Wallace masih sedikit khawatir, tapi sekarang, kekhawatiran itu sirna.

Victoria mengingat kembali kenangannya bersama Tantio dalam dua tahun terakhir ini, meskipun semuanya berlalu dengan sangat baik, tapi saat diingat-ingat kembali, ini semua bukanlah kehidupan yang diinginkannya. Setelah berbincang dengan Berly, VIctoria sadar akan perasaannya terhadap Tantio, mungkin perasaannya sekarang adalah bentuk ucapan terimakasih, dapat juga sebagai pendamping tapi bukan cinta.

Lalu, bagaimana dengan Wallace?

Meskipun Victoria juga tidak memiliki ingatan apa-apa tentang Wallace, tapi saat pertama kali bertemu, ia merasa ada suatu ikatan yang kuat. Meskipun baru bersamanya selama tiga hari, tapi Victoria sudah mulai hidup bergantung padanya. Perasaan apa ini? Apakah ini cinta?

Berly yang melihat Victoria berpikir pun mendorongnya pelan dan bertanya, "Victoria, kamu kenapa? Apa yang kamu pikirkan?"

"Tidak ada." kata Victoria sambil mengelengkan kepala, pikirannya belum benar-benar kembali dari lamunan itu.

"Victoria, aku katakan padamu, kamu jangan sampai pergi lagi, kalau tidak, aku akan sangat sedih." kata Berly sambil memegang erat Victoria, kepalanya juga bersandar di bahunya.

Victoria tidak berhenti tertawa saat melihat tingkah Berly yang seperti itu, dirinya yang memiliki suami seperti Wallace dan teman seperti Berly, sepertinya kehidupannya sungguh bahagia.

Dia pun menepuk Berly lalu berkata, "Tenang, aku tidak akan pergi."

"Kamu harus menepati perkataanmu." kata Berly.

Victoria menganggukkan kepalanya. Meskipun sekarang ia belum yakin akan perasaannya pada Wallace, tapi ia bersedia untuk hidup bersamanya, untuk mengembalikan ingatannya.

Seketika Berly sadar posisinya sedikit berlebihan, ia pun segera menjaga jarak, mengangkat alisnya dan berkata, "Baiklah, aku akan pergi sekarang."

"Mengapa cepat sekali?" tanya Victoria.

"Kalau tidak?" Berly terdiam lalu melanjutkan, "Sebenarnya Direktur Wallace tidak ingin orang-orang datang kemari menganggumu, katanya ia tidak ingin kamu menemui terlalu banyak orang, karena itu akan memberikan tekanan yang besar bagimu. Tapi aku tidak dapat menahan diri, karena itu aku langsung datang kemari. Kalau aku tidak pergi sekarang, entah apa hukuman yang akan diberikan Direktur Wallace padaku."

Victoria pun tertawa dengan keras.

"Baiklah, aku pulang dulu, kamu jaga diri baik-baik, kalau tidak dapat mengingat semuanya sekarang tidak perlu dipaksa." setelah mengatakan hal itu Berly pun bergegas meninggalkan apartemen.

Setelah pintu apartemen tertutup, hanya tersisa Victoria seorang di ruang tamu, keheningan menyelimuti ruangan itu. Victoria berjalan ke arah kantor kecil untuk menemui Wallace, apa yang sedang dilakukannya? Sepertinya Victoria sedikit merindukan Wallace.

Victoria tersenyum karena mengingat pembicaraan dengan Berly tadi.

Berly mengatakan, setelah dirinya menghilang, Wallace bertambah dingin, dan tidak bsa tidur di malam hari.

Berly mengatakan, dia tidak dapat menerima kenyataan kalau Victoria bukan sebagai istri dari Wallace.

Berly mengatakan, agar kamu tidak terbeban, maka Wallace tidak mengijinkan orang-orang datang menemuimu.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu