Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 179 Jika tidak mau hidup seperti ini bercerai saja (2)

"Aku sungguh tidak mengerti bagaimana ayah bisa memakannya?" Victoria Gong duduk di samping kursi kemudi sambil mengomentari keahlian memasak Paulina Hao dengan tidak berperasaan, "Langsung memasukkan sayur kedalam minyak lalu menumisnya kemudian menambahkan garam dan menumisnya hingga matang lalu menghidangkannya dan langsung bisa makan?"

"Dan garamnya itu, apakah dia menuangkan sebungkus garam kedalam masakannya, semua sayur yang aku makan rasanya asin, tiap hari makan seperti ini, indra perasa akan menjadi rusak! cepat atau lambat akan mengidap hipertiroid. "

Melihat istrinya yang kesal dengan tenang Wallace Mo mengatakan kenyataannya: "Mungkin karena kamu datang."

"Huh!" Victoria Gong mendengus, dan tidak meladeninya, dia juga memikirkan adanya kemungkinan ini, jadi dia mengomentari dengan marah.

"Jangan marah lagi, sampai dirumah aku masakkan mie untukmu." Wallace Mo menghibur Victoria yang sedang marah dengan suara lembut, lalu menyunggingkan senyum penuh kasih sayang.

"Bukankah kamu masih memiliki pekerjaan yang belum selesai, biar aku yang masak saja." mengingat hari ini Wallace Mo sengaja meluangkan waktu untuk menemaninya pulang dan makan di rumah orang tuanya, tapi akhirnya malah mengisi perrutnya dengan garam, Victoria Gong merasa sangat menyesal, dan kemarahannya terhadap Paulina Hao juga semakin dalam.

"Baik, kalau begitu aku menantikan makan makan besar yang disiapkan istriku."

Mendengar ucapan Wallace Mo yang mengejek, Victoria Gong mengangkat dagunya dan mendengus dengan bersikap pura-pura tidak senang, lalu dia mengangkat sudut bibirnya dan menunjukkan senyumannya.

Saat suami istri itu sampai dirumah, Victoria sudah melupakan kejadian yang tidak membahagiakan itu, Wallace Mo memeluk setumpuk besar dokumen ke ruang baca dan mulai bekerja, setelah mengganti baju Victoria Gong pergi ke dapur untuk memasak mie.

Selesai menyantap mie, hari sudah sangat larut, setelah Victoria Gong mandi, dia menguap dan tidur diatas ranjang, sedangkan Wallace Mo masih bekerja di ruang baca, sampai terngah malam dia baru kembali ke kamar untuk istirahat.

Biarpun tidur larut malam, tapi Wallace Mo tetap bangun tepat waktu, setelah makan sarapan yang simpel dia pergi ke perusahaan.

Jadi Victoria Gong yang tertidur hingga bangun sendiri tidak melihat Wallace Mo, tapi dia menemukan sarapan yang sudah disiapkan oleh Wallace Mo dan sebuah memo.

"Istriku yang hebat, aku sudah menyiapkan sarapan, ingat panasi dulu sebelum memakannya."

Victoria Gong tersenyum melihat memo itu, untuk membalas sarapan yang Wallace Mo buatkan untuknya, dia memutuskan membuatkan sup ikan untuk memambah nutrisi Wallce Mo

Memasak sup ikan memakan waktu lebih pendek dibandingkan membuat sup ayam, jadi Victoria juga tidak tergesa-gesa, setelah mandi dan selesai sarapan, dia baru memakai celemek dan pergi ke dapur untuk mulai memasak.

Sambil menunggu sup ikan matang, Victoria Gong keluar dari dapur dan menonton TV untuk menghabiskan waktu, tapi mengingat siang ini dia harus pergi mengantarkan sup, Victoria Gong mengirimkan pesan kepada Wallace Mo, dan memberitahukan kepadanya siang ini akan pergi mengantar makanan untuknya, dan menyuruhnya menunggu di kantor.

Hanya saja setelah menunggu beberapa saat dia tidak mendapatkan balasan pesan dari Wallace Mo, dikarenakan dia tahu saat ini Wallace pasti sedang sangat sibuk, Victoria meletakkan hpnya dan tidak melihatnya lagi.

Dikarenakan ingin mengantar makan siang dia merasa sup ikan saja tidak cukup, untung semalam dia pergi ke supermarket dan membeli beberapa bahan makanan, memasak tiga jenis sayur harusnya cukup.

"Ding dong, ding dong."

Bel pintu berbunyi tidak berhenti, dan membuat Victoria Gong sedikit mengerutkan dahi, tapi dia tetap meletakkan pisau dan pergi membuka pintu.

"William?" Victoria Gong sedikit kaget dan menunduk melihat William yang berdiri di depan pintu, tangannya sepertinya di pukul dengan sesuatu yang keras , lukanya terlihat membiru, melihatnya membuat orang takut.

"Kenapa kamu bisa terluka?" Victoria Gong berjongkok, dan bertanya dengan cemas: "Hari ini bukan akhir pekan, kenapa kamu tidak pergi ke sekolah?"

Meskipun hanya beberapa kali bertemu, tapi William adalah anak yang baik budi dan memiliki sopan santun, jika bukan terjadi sesuatu, bagaimana mungkin tubuhnya terluka, dan tidak pergi ke sekolah?

Wajah William juga terlihat sedikit tidak beres, samar-samar terlihat memerah dan bengkak, hanya saja tidak terlalu kelihatan, dia mengangkat kepala dan melihat Victoria Gong, dia berusaha tidak meneteskan air mata, lalu berkata dengan terisak-isak: "Bibi, apakah kamu bisa membantuku mengoleskan obat?"

Melihat William yang terlihat menyedihkan, Victoria Gong juga tidak bertanya kepadanya lagi, dia berdiri dan membawanya masuk ke dalam rumah, "Cepat masuk."

Victoria Gong menyuruh William duduk di atas sofa di ruang tamu, lalu pergi mencari kotak p3k dan mengoleskan obat di luka William, lalu bertanya: "Gurumu yang memukulimu atau temanmu?"

Memar di lengannya jelas sekali dipukuli dengan sesuatu sejenis tongkat.

William tidak berani melihat mata Victoria Gong, dia menunduk dan mengatupkan bibirnya dengan erat, dia menggeleng, tapi tidak mengatakan apa-apa.

William yang tidak bekerja sama membuat Victoria Gong sangat tidak berdaya, setelah berpikir beberapa saat, dia langsung mengancamnya: "William, jika kamu tidak memberitahuku sekarang aku akan menelepon ibumu dan memberitahunya."

William tiba-tiba mengangkat kepalanya, dia membelalakkan matanya , dan melihat Victoria Gong dengan tatapan tidak percaya, dan seperti telah di sakiti.

Dilihati seperti ini oleh William, Victoria Gong merasa bersalah, sambil mengenggam hidungnya dia berkata dengan lembut: "William, kamu terluka, biarpun tante tidak mengatakannya, saat kamu pulang, ibumu juga akan melihatnya, dan dia akan merasa sedih!"

William menggerakkan bibirnya, seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya tidak mengatakan apa-apa, dan hanya menggeleng, dan tetap terlihat tidak akan mengatakan apapun.

Victoria Gong langsung merasa sedikit putus asa, dia tidak begitu ahli dalam berkomunikasi dengan anak kecil, terlebih anak ini juga tidak memiliki hubungan langsung dengannya, jika William tidak mau mengatakannya, dia juga tidak bisa apa-apa.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu