Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 213 Ingin belajar bermain sepak bola (2)

Dia tidak sabar lagi dan mengalihkan wajahnya kemudian berkata: “Malam ini kamu tidur di ruang kerja saja.”

Wallace Mo tertegun. Dia meletakkan sumpitnya, menoleh pada Victoria Gong: “Ok ok ok, aku akan mengajarinya.”

Saat itu juga, Victoria Gong dan William tertawa bersamaan.

Setelah selesai makan malam, Victoria Gong dan Wallace Mo membahas rencana pelatihan. Wallace Mo sangat senang ketika melihat Victoria Gong dengan serius membuat rencana.

Seketika itu juga, dia berpikir jika Victoria Gong bahagia, dia tidak akan terjerat dalam hubungannya dengan William lagi. Dengan begini, mungkin saja Victoria Gong akan semakin bahagia.

“Wallace, kamu harus membimbingnya dengan baik dan sabar, kamu sudah berjanji padaku.”

“Ok.” Wallace Mo mengangguk sembari tersenyum.

Keesokan harinya, Victoria Gong bersama Wallace Mo pergi menjemput William.

“Kalian baik sekali kepada William.” Guru William tersenyum memuji mereka sembari menyerahkan tangan William pada tangan Victoria Gong.

Victoria Gong tersenyum, kemudian memberitahu William agar mengucapkan “selamat tinggal” kepada gurunya, dan membawa William pergi ke tempat yang direncanakannya.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di stadion pribadi sepak bola. Wallace Mo meminta Willy Mo yang mengatur segalanya.

“Disini sangat luas.”

William sangat senang sehingga berlari di dalam lapangan sepak bola.

Seketika itu juga, Victoria Gong memberitahu William yang berada di sudut sana: “William, ayo kesini latihan.”

Wallace Mo dan William berjalan menuju lapangan sepak bola tersebut. Demi melihat dengan jelas, Victoria Gong berdiri di dekat gawang.

“Victoria, kamu ke tempat lain saja, disini sangat berbahaya.” Wallace Mo mengkhawatirkannya.

“Jangan khawatir, aku akan menjaga diriku sendiri.”

Tanpa diduga, tidak lama kemudian, William tanpa sengaja menendang bola tidak tepat pada gawang, sehingga bola tersebut melayang ke arah Victoria Gong.

Victoria Gong melihat bola sedang melayang ke arahnya, dia bergegas memutar badannya, seketika itu juga kepalanya terbentur pada pintu gawang dan jatuh ke lantai.

Sepertinya dia ingin menghindar dengan cepat dan terbentur dengan keras, sehingga dia merasa dirinya pusing, sepertinya akan pingsan.

Wallace Mo bergegas menghampiri Victoria Gong dan memeluknya. Dia sangat panik ketika melihat akibat benturan yang berada pada dahinya dan matanya yang terpejam. “Victoria, Victoria.”

Victoria Gong tidak respon, William terbengong melihat Victoria Gong yang berbaring di lantai, tubuhnya gemetaran.

Gara-gara dia menendang bolanya tidak tepat pada gawang mengakibatkan Victoria Gong terbentur pada gawang.

William menyalahkan dirinya sendiri dan ketakutan.

Dia menatap Wallace Mo yang sedang panik, dia semakin tidak tenang, sangat tertegun sehingga air matanya pun tidak bisa mengalir keluar.

Wallace Mo melihat Victoria Gong tidak sadar diri, dia segera menggendongnya dan bergegas keluar dari lapangan sepak bola, meninggalkan William sendirian.

...

Beberapa jam kemudian, Victoria Gong terbangun.

Dia melihat langit-langit dan sekelilingnya, kemudian langsung menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit.

"Wa......llace.” Teriak Victoria Gong.

Wallace Mo baru saja ingin memejamkan matanya ketika mendengar suara Victoria Gong, dia bergegas bangkit dan menghampirinya: “Victoria, bagaimana denganmu?”

Yang tidak diketahui Victoria Gong adalah betapa paniknya dia ketika mendengar dokter berkata bahwa Victoria Gong mengalami ketakutan dan sedikit geger otak.

“Aku baik-baik saja.” Victoria Gong tersenyum.

Kemudian dia melihat ke sekeliling dan tidak melihat William. Mereka seharusnya bersama, apakah dia telah mengantar William pulang ke rumah?

“Kamu mengantar William pulang ke rumah?” Tanya Victoria Gong.

Wallace Mo tertegun, namun wajahnya sangat datar: “Tidak.”

Victoria Gong bertanya dengan penuh keraguan: “Dimana William?”

“Mungkin masih di lapangan sepak bola.” Wallace Mo menjawabnya dengan datar.

Victoria Gong kelihatan tidak percaya, dia bahkan curiga apakah dia salah dengar.

"Apa?"

Wallace Mo melanjutkan: “Aku meminta Willy Mo menjemputnya sekarang, itu adalah stadion pribadi, pelayanannya sangat bagus, bisa membantu menjaganya dan tidak akan hilang.”

“Kalau begitu, kamu cepat meneleponnya!” Victoria Gong berusaha menahan emosinya, sekarang yang terpenting adalah menemukan William.

Setengah jam kemudian, Willy Mo membawa William ke rumah sakit, William kelihatan sangat ketakutan.

“William.” Victoria Gong tersenyum sembari melambaikan tangan kepada William.

William berjalan perlahan ke arah Victoria Gong sembari menundukkan kepalanya.

Victoria Gong tidak tega melihatnya: “William, ini adalah kesalahan tante, meninggalkan kamu sendirian disana, apakah kamu bisa memaafkan tante?”

Suara Victoria Gong terdengar sangat lembut. Dalam hati dia menyalahkan dirinya sendiri, karena dirinya, William harus tertinggal sendirian dengan waktu yang cukup lama disana, dia pasti sangat ketakutan.

William masih diam tanpa kata, Victoria Gong melihatnya begini, dia mengesampingkan selimutnya dan bangkit menggandeng tangan William menuju ke sofa. Dia memeluk William dan duduk di atas sofa.

“William, tante minta maaf ya, semuanya adalah kesalahan tante.”

Saat ini, ekspresi William yang tadinya tidak bersemangat seketika itu kelihatan sedikit berbinar-binar, dia melihat kepala Victoria Gong yang berbalut kain kasa, kemudian mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.

“Tante, apakah sakit?” Tanya William.

Victoria Gong tersenyum, ternyata William bukan menyalahkan mereka meninggalkannya sendirian disana, namun sedang menyalahkan dirinya sendiri.

“Tidak sakit. Tante baik-baik saja. Dokter mengatakan tante sebentar lagi sudah boleh pulang ke rumah. Jadi, William tidak perlu khawatir ya.” Victoria Gong tersenyum kemudian mengeratkan pelukannya.

“Tante, maaf.” William menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jari tangannya.

“Tante sama sekali tidak menyalahkanmu, ini semua kesalahan tante sendiri, tante berdiri di tempat yang salah, bukan kesalahan William.”

...

Victoria Gong telah berkata panjang lebar padanya, akhirnya suasana hati William membaik dan bisa tertawa bersamaan.

Tidak lama kemudian, William tertidur di dalam pelukan Victoria Gong.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu