Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 215 Ayo Makan Di Luar (2)

"Tapi aku juga harus pergi ke kantor!"

“Tadi ayah mertua baru saja menelepon kesini, aku telah membantumu cuti.” Wallace Mo mencibir berpura-pura tidak bersalah.

"Kamu jahat!"

Tetapi sebelum Victoria Gong selesai berbicara, Wallace Mo telah mencium bibir Victoria Gong, dan kedua tangannya memeluk erat dirinya.

Kali ini, Victoria Gong tidak bisa melarikan diri lagi.

...

Pada sore hari, ketika Victoria Gong bangun, Wallace Mo sudah tidak ada disampingnya lagi.

"Pergi bekerja lagi."

Victoria Gong berbisik sendiri, nadanya terdengar sedikit kecewa. Kemudian dia mendengar suara "kruk kruk kruk" dari perutnya.

Lalu dia meregangkan ototnya sebentar dan bangkit dari kasur.

Victoria Gong yang baru saja ingin menjemput William dari sekolah, tiba-tiba menerima telepon dari Wallace Mo.

"Wallace."

“Victoria, turun ke bawah.” Wallace Mo berkata dengan penuh semangat.

“Kenapa?” Victoria Gong sedikit tidak dikenal.

"Aku pulang kerja lebih awal dan bisa barengan denganmu pergi menjemput William."

Victoria Gong akhrinya mengerti, demi dirinya, Wallace Mo sudah mulai mengubah diri. Wallace Mo yang dulu pasti tidak akan melakukan tindakan seperti ini.

Victoria Gong mengunci pintu, pergi ke tempat parkir bawah tanah, berjalan ke mobil Wallace Mo, dan melihatnya sedang menyandarin kepalanya di atas setir.

Baru lewat beberapa menit, dia sudah tertidur?

Victoria Gong mengetuk jendela, Wallace Mo mendongak, lalu membuka kunci mobil, dan Victoria Gong duduk di sampingnya.

“Apakah kamu tidak enak badan?” Victoria Gong bertanya dengan prihatin. Setelah Wallace Mo minum obat, dia lupa akan demamnya lagi, jadi dia tidak yakin apakah sudah sembuh atau belum.

“Tidak apa-apa.” Kemudian, Wallace Mo menatap Victoria Gong, dan segera memegang tangannya.

Victoria Gong mengerti, menepuk tangannya, memutar kepalanya, dan berhenti berbicara.

Wallace Mo tersenyum dan melaju ke taman kanak-kanak William.

Ketika Victoria Gong dan Wallace Mo tiba, William belum pulang sekolah, mereka berdiri di luar pintu dan menunggu.

Victoria Gong memandangi anak-anak yang didampingi kerabatnya, baik itu orang tua ataupun nenek, hatinya tiba-tiba tersentuh. Dia dan Wallace Mo telah bersiap untuk kehamilan, tetapi belum ada kabar baik. Meskipun hal semacam ini terjadi secara alami, tetapi beberapa hari ini bersama William, Victoria Gong sangat berharap bisa memiliki anak sendiri, dan kemudian melihatnya tumbuh besar, belajar berbicara, pergi ke sekolah, menikah dan memiliki anak, perasaan semacam itu pasti akan sangat berbeda.

Wallace Mo merasa bahwa Victoria Gong sedikit abnormal, kemudian dia menepuk-nepuk bahunya, dan bertanya dengan lembut, "Ada apa denganmu?"

Victoria Gong tersenyum pada Wallace Mo dan berkata, "Tidak apa-apa. Wallace, jika aku hamil, apakah kamu menginginkan anak laki-laki atau anak perempuan?"

Wallace Mo kaget dan berkata: "Victoria, kamu sudah hamil?"

"Tidak! Aku hanya ingin tanya." Victoria Gong sedikit pemalu.

Wallace Mo tersenyum, memikirkannya dengan serius, dan kemudian menjawab, "Selama kamu yang lahir, laki-laki atau perempuan, dua-duanya aku suka."

Victoria Gong tersenyum, menutupi wajahnya dengan agak malu-malu.

Wallace Mo memandang Victoria Gong, dan senyuman muncul dari wajahnya.

Setelah tunggu beberapa saat, jam pulang sekolah pun tiba, dan William berlari keluar. Dia jelas sangat bahagia ketika melihat Wallace Mo yang ada di sebelah Victoria Gong.

“William.” Victoria Gong juga melihat William dan melambai padanya.

Segera, William berlari ke arah Victoria Gong dan Wallace Mo.

“Paman, tante,” Sapa William dengan baik dan berhati-hati.

Victoria Gong meraih tangan William dan Wallace Mo tersenyum disampingnya.

"Ayo pulang." Victoria Gong berdiri di tengah, memegang Wallace Mo di tangan kanannya, dan memegang William di tangan kirinya, layaknya adalah seorang "pemenang kehidupan".

"Hari ini kita makan di luar. Aku sudah memesan tempat makan."

Setelah Wallace Mo selesai berkata, Victoria Gong dan William memandangnya dengan heran, seolah Wallace Mo sedang bercanda.

“Ayo pergi.” Wallace Mo tersenyum.

Victoria Gong dan William saling mengedipkan mata dan tersenyum.

Segera, mereka datang ke restoran pribadi di lokasi yang tenang dan terpencil.

Dan seorang pria paruh baya dengan perut sedikit buncit, yang tampaknya seperti pemilik restoran, menyambutnya dan berkata sambil tersenyum, "Direktur Mo, aku sudah menyiapkan ruangan khusus untuk anda. Silakan."

Kemudian, pria itu membuat gerakan "mempersilakan" dan membuka jalan untuknya.

“Terima kasih ya, telah merepotkan Direktur Huang.” Wallace Mo mengangguk, lalu membawa Victoria Gong dan William ke dalam ruangan pribadi.

Setelah ketiganya duduk di tempat, pelayan masuk dan menyajikan menu.

Wallace Mo menyodorkan menu ke William dan berkata sambil tersenyum, "William, lihat apa yang ingin kamu makan."

William melirik Wallace Mo dan Victoria Gong lagi. Setelah melihat Victoria Gong mengangguk, dia melihat menunya dengan seksama.

Melihat adegan ini Victoria Gong tidak bisa menahan diri dan kemudian tertawa dan menatap Wallace Mo, seakan mengatakan-- "Terima kasih".

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu