Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 263 Panggil Ayah (1)

Elizabeth Chu sangat marah, baru saja ingin berbicara, terdengar suara pintu dibuka, berbalik dan melihat ibu Mo berjalan masuk dengan membawa kotak makan siang.

Ibu Mo melihat Wallace Mo dan Elizabeth Chu menatapnya dengan tersenyum dan berkata: “Ada apa? Apa yang sedang kalian bicarakan?” setelah bertanya, dia berjalan sampai ke samping ranjang, dan meletakkan kotak makan siang.

“Tidak apa-apa.” Elizabeth Chu tersenyum, dan kemudian berkata: “Baru saja Direktur Mo mengatakan bahwa ingin supaya William mengenal leluhurnya.”

Mendengar itu, Ibu Mo tersenyum, bukankah ini yang sebenarnya diinginkan? Baru saja menoleh dan ingin mengatakan sesuatu dengan Wallace Mo, terlihat wajahnya yang tegas dan dia tahu bahwa Wallace Mo sedang marah.

“Wallace, mau aku bilang, William juga telah memanggilmu ‘Ayah’.” Ibu Mo memainkan adegan demi Elizabeth Chu.

Wallace Mo tidak mengubah ekspresinya dan tidak melihat siapa-siapa, berkata dengban tegas: ”Anakku hanya ada satu, dan itu hanya di dalam perut Victoria. Yang lain, tidak akan aku anggap.”

Yang lain, itu berarti Wliiam. Karena mereka telah membuat dia dan Victoria Gong hidup tidak tenang, maka tidak perlu didebatkan. Bagi Victoria Gong, terhadap ayah Mo dan ibu Mo, terhadap keluarga, Wallace Mo bisa lemah lembut, tetapi terhadap orang lain, dia hanya acuh tak acuh. Selain itu William masih anak yang tidak diketahui asalnya, bahkan jika ada sebuah laporan identifikasi.

Ibu Mo dan Elizabeth mendengarnya, dan menjadi canggung. William hanya melebarkan matanya supaya air matanya tidak mengalir keluar, dan tidak berbicara, meskipun dia masih muda, tetapi dia mengerti arti kata-kata yang diucap Wallace Mo,yaitu tidak ingin menjadi ayahnya lagi.

“Wallace…” Ibu Mo ingin mengatakan sesuatu, tetapi dihentikan oleh Elizabeth. Dia melihat ke Elizabeth dan mendengar dia berkata: “Tidak apa-apa tante. Aku pikir mungkin Direktur Mo belum terbiasa, atau mungkin aku tidak melakukannya dengan baik, mungkin dia akan bisa menerimanya setelah beberapa waktu.”

“Kamu cukup pintar mencari alasan untukku.”

Wallace Mo berkata dengan ragu, membuat ibu Mo dan Elizabeth merasa canggung, suhu di ruangan terasa dingin sesaat.

Ibu Mo tersenyum dan berkata: “Mari kita makan.” Mengangkat meja sambil berkata, dan membawa kotak makan siang, meletakkan nasi dan sayuran satu per satu di depan Wallace Mo, dan memberikan sepasang sumpit kepada Elizabeth.

“Kenapa? Aku pikir satu keluarga boleh makan bersama.” Wallace Mo memeluk dadanya dengan kedua tangan, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sombong.

Sekeluarga? Sekarang Elizabeth merasa bahwa mereka bukan satu keluarga, yang berarti bahwa dia sedang mengusir dia dan ibunya pergi.

“Wallace, apa yang kamu lakukan? Aku baru saja membuat banyak sayur, semua orang boleh makan bersama, menambah satu orang juga tidak banyak.” Kata ibu Mo, seperti sedang memarahi putra yang tidak patuh.

Wallace Mo tidak mengatakan apa-apa, juga tidak setuju, hanya duduk, dan menunggu ibu dan anak itu pergi.

Elizabeth melihat kejadian ini, dengan wajah setebal apapun juga tidak akan bertahan lama disana, sambil tersenyum dan berkata: “Tante, aku pikir sebaiknya aku membawa William pulang untuk mengerjakan pekerjaan rumah, jadi aku pulang dulu. Lain kali baru datang lagi melihat Direktur Mo.” Setelah mengatakannya, Elizabeth bangkit dan membawa William pergi.

“Kalau begitu aku mengantarmu.” Ibu Mo mengikutinya pergi.

Hati Wallace Mo sangat senang sekali melihat mereka pergi, dia melakukan ini, untuk melampiaskan amarahnya terhadap Victoria. Dan kalimat itu, menurut Wallace, dibanding dengan apa yang dirasakan Victoria, belum seberapa, jadi, masih banyak yang akan menunggunya.

Dia tersenyum, setelah makan, suasana hatinya membaik.

Tidak berapa lama, ibu Mo kembali ke ruangan pasien. Dia melihat Wallace Mo sedang makan dengan lahap, menggelengkan kepala tanpa daya, dan duduk di samping Wallace Mo dan berkata: “Wallace, untuk apa kamu melakukan ini? Lagi pula dia masih ibunya William. “Di mata orang tua, cucu lebih penting dari pada menantu. Oleh karena itu, dalam pandangan ibu Mo, bukan memiliki hubungan yang begitu baik dengan Elizabeth, tetapi statusnya, hanya ibu dari William.

Wallace Mo tidak mengatakan apa-apa, menyerahkan satu dokumen ke tangan ibu Mo dan berkata: “Ibu, kamu lihat ini, maka kamu akan mengerti.”

Ibu Mo merasa bingung, mengambil, membuka dan melihat-lihat, wajahnya langsung menampilkan rasa bersalah.

“Sore ini Willy Mo yang mengirimnya. Di atasnya ada foto, dapat dilihat dengan jelas bahwa William sendiri telah hilang dan Victoria juga pernah pergi ke apotek untuk membeli obat tidur.” Wallace Mo berkata dengan tenang. Sejak lama dia sudah menebaknya, jadi membiarkan Willy Mo untuk menyelidikinya. Di dunia ini dapat, penuh dengan cctv, selama Elizabeth melakukannya pasti ada jejak. Ternyata, telah ditemukan oleh Willy Mo.

Ibu Mo masih belum dapat menerima fakta, di matanya, semua hal yang melukai William, semuanya dilakukan Victoria Gong, tidak disangka foto-foto ini, semuanya menunjukkan Elizabeth. Dia masih ingat bahwa pada hari ketika William hilang, dia membantu Elizabeth menyalahkan Victoria Gong. Kemudian, karena William koma dengan obat tidur, dia juga memandang Victoria Gong dengan pandangan galak. Ternyata, ini semua bukan perbuatan Victoria Gong.

“Ibu, apakah kamu sudah mengerti?” Tanya Wallace Mo.

Ibu Mo dari foto melihat ke Wallace Mo, “Jadi memar di tubuh William juga dilakukan oleh Elizabeth?”

“Bukankah ini sudah jelas?” Wallace Mo menahan amarahnya dan melanjutkan berkata : “Semua ini dilakukan Elizabeth untuk menjebak Victoria .”

“Ini….”Kedua tangan Ibu Mo gemetar, lalu foto-foto diserakan di lantai.

Dia benar-benar kecewa, kecewa terhadap Elizabeth, dan juga merasa bersalah, merasa bersalah terhadap Victoria Gong. Dia tidak menyangka bahwa semua ini dilakukan oleh Elizabeth, dan dia juga benar-benar bingung. Seharusnya sejak lama dia sudah berpikir bahwa orang baik seperti Victoria Gong tidak akan mungkin melakukan hal jahat seperti itu. Tetapi dia sebagai ibu mertua Victoria Gong, telah menyakitinya, bahkan belum pernah melihat bayi yang di dalam perutnya.

“Aku…minta maaf kepada Victoria.” Ibu Mo berkata dengan gemetaran, wajahnya penuh kesedihan, sedih terhadap Victoria Gong dan anak yang di perutnya.

Wallace Mo tidak tahan melihat keadaan Ibu Mo, tidak rela, lagipula adalah ibunya, lalu berkata: “Ibu, aku merasa kamu seharusnya pergi minta maaf kepada Victoria.”

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu