Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 263 Panggil Ayah (2)

“Benar benar benar, seharusnya pergi minta maaf.” Ibu Mo menganggukkan kepala lagi. Meskipun Ibu Mo adalah orangtua, tetapi itu tidak ada hubungan, salah tetap salah.

Wallace Mo menunjukkan ekspresi yang puas, tersenyum dan meneruskan makan.

Ibu Mo masih tenggelam dengan perasaan bersalah terhadap Victoria Gong, sendiri berpikir bahwa adalah ibu mertua yang baik, tetapi tanpa disadari telah menjadi ibu mertua yang jahat, Victoria Gong pasti sangat membencinya. Dan ini semua adalah perbuatan Elizabeth.

“Elizabeth….bagaimana bisa melakukan hal seperti itu?” Ibu Mo bergumam.

Pada awalnya Wallace Mo tidak ingin berbicara tentang Elizabeth, tetapi ibu Mo membahasnya, dia berkata: “Ibu, Elizabeth sangat rumit, kamu jangan begitu mudah percaya kepadanya, lebih berwaspadalah.”

Rumit? Waspada?

“Lalu bagaimana dengan William?” Ibu Mo agak bingung.

Wallace Mo menjawab dengan pelan: “Ibu, mari makan dulu.” Masalah William masih belum jelas, Wallace Mo tidak ingin mengecewakan ibu Mo.

Ibu Mo melihat ekspresi Wallace Mo dan tidak banyak bertanya, makan makanan dengan diam-diam, tetapi masih memikirkan Victoria Gong. Segala macam hal telah terjadi, Victoria Gong pasti putus asa, dan dia lupa bahwa ada seorang bayi di dalam perut Victoria Gong.

“Ibu.” Wallace Mo melihat ibu Mo yang penuh pikiran, berteriak dan melanjutkan: “Jangan dipikirkan lagi, besok pergi menemui Victoria, mungkin dia sudah istirahat.”

Ibu Mo menganggukkan kepala, tidak sepenuhnya lega, bagaimana bisa lega dengan hal seperti ini.

Setelah makan, Wallace Mo membiarkan Ibu Mo pulang, dia mengambil ponsel dan menelepon Victoria Gong, tetapi ponselnya tidak aktif.

Ponselnya tidak aktif lagi!

Selama waktu ini, sudah tidak terhitung berapa kali, Wallace Mo menelepon Victoria Gong, balasan dari sana ‘telepon yang anda tuju sedang tidak aktif’.

Dia masih ingat bahwa di masa lalu mereka pernah berjanji bahwa telepon bunyi sekali artinya”Aku merindukanmu”, berbunyi dua kali artinya “Aku sangat merindukanmu”, berbunyi tiga kali artinya “Aku selalu merindukanmu”. Dan setiap kali Wallace Mo hanya menjawab setelah bunyi tiga kali, Wallace Mo tahu apa yang dipikirkannya, maka menoleransinya.

Dan sekarang, satu bunyi pun tidak ada, dan kata “Aku merindukanmu” tidak dapat diucap. Berpikir seperti ini, membuat hati Wallace Mo terasa sakit, dan meletakkan ponsel di samping. Dia tahu bahwa berapa kalipun dia menelepon, suara di telepon masih akan menjawab “Nomor Anda hubungi sedang tidak aktif”, selamanya akan begitu.

Selama waktu ini, Wallace Mo tidak menderita, bahkan dalam keadaan koma, namun di otaknya hanya ada Victorria Gong. Namun di dunia ini selalu ada yang tidak bisa dilakukan, seperti sekarang ini, dia ingin pergi menemui Victoria Gong, tetapi tidak bisa bangun dari tempat tidur. Tak peduli seberapa kuatnya dan pemberani, pada saat ini, dia hanya seorang suami yang mengingkan sang istri.

Namun dia adalah Wallace Mo, bagaimana mungkin begitu mudah menyerah untuk takdir? Bagaimana mungkin membiarkan cinta ini begitu saja?

“Victoria, tunggu aku.”

Wallace Mo berdoa di dalam hati, membayangkan wajah Victoria Gong yang tersenyum, tanpa disadari, dia juga tersenyum. Senyum ini merupakan warna kehidupan yang pahit.

Malam semakin dalam, semakin dingin, hatinya selalu membara.

……

Hari kedua, hari sudah cerah ketika Victoria Gong bangun. Dia bangun dari tempat tidur dan merenggangkan tubuh, berjalan sampai ke jendela.

Di luar jendela, matahri tampak bersinar di seluruh langit, matahari pagi sangat baik dan tidak menyilaukan. Dia mengulurkan tangan, ingin mencoba mengambil matahari, tanpa disadari, seolah-olah matahari terlahir di hati.

“Cuaca hari ini sangat baik.” Desah Victoria Gong.

Dalam beberapa hari ini, mungkin ini adalah hari yang terbaik. Victoria Gong tersenyum dan merasa lebih baik. Hanya dengan melewati kegelapan, bisa tahu betapa indahnya cahaya itu. Pada saat itu, Victoria Gong juga merasakan perasaan ini.

Ketika Berly Liu masuk, terlihat Victoria Gong yang sedang tersenyum berdiri di dekat jendela. Sudah lama tidak melihat senyuman Victoria Gong, Berly Liu juga tidak tahu, dia hanya tahu, bahwa ini adalah saat yang harus dihargai.

Berly Liu bersandar di pintu, sampai Victoria sadar akan kedatangannya.

“Berly, untuk apa kamu berdiri di sana?” Victoria Gong bertanya sambil tersenyum.

Berly Liu tersenyum dan berkata dengan tidak menjelaskan jawabannya: “Kemari makan sarapan.”

Selama waktu ini, demi untutk memasak makanan untuk Victoria Gong, telah menghentikan kebiasaan tidur larut malam.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu