Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 302 Perlakuan Yang Dingin

"Ibu mertua marah denganmu, suamimu pergi untuk bisnis lagi. Menurutmu?" Berly Liu berkata, ia terlihat sangat serius.

Victoria Gong tersenyum, ia menepuk Berly Liu, dan berkata, "Jangan membuat masalah!"

"Aku bersungguh-sungguh." Berly Liu memandang Victoria Gong dan berkata.

Victoria Gong duduk dan berkata, "Aku tahu, kamu serius, aku juga serius. Kamu mencariku hanya untuk memberitahuku ini?"

Kali ini Berly Liu yang mengangguk.

"Oke, kalau begitu aku pulang dulu." Victoria Gong berkata, terlihat seperti akan pergi.

Berly Liu dengan cepat menahan Victoria Gong dan berkata, "Kamu mau ke mana?"

"Rumah Mo." Jawab Victoria Gong.

"Di sana adalah sarang harimau, di dalamnya ada Tante Mo dan Elizabeth Chu yang sedang mengawasimu, mereka yang tidak sabar untuk memakanmu." Kata Berly Liu.

Victoria Gong merasa sedih dan lucu juga, ia berkata, "Berly, kamu terlalu banyak menonton drama keluarga ya? Aku tidak ingin membahasnya lagi, pulang dulu ya." Setelah berbicara, Victoria Gong melepaskan tangan Berly Liu dan meninggalkan kafe. Victoria Gong terlalu malas untuk berbicara dengan Berly Liu.

Berly Liu membeku, butuh waktu lama untuk bereaksi, dia berkata, "Victoria Gong, kamu benar-benar tidak bisa melihat mana orang yang baik untukmu!"

……

Victoria Gong langsung merasakan sakit di kepalanya setelah mendengar ocehan Berly Liu barusan.

Ketika pulang ke Rumah Mo, Victoria Gong tidak melihat siapapun, ia pun kembali ke kamarnya untuk tidur.

Langit sudah gelap saat Victoria Gong bangun. Victoria Gong turun ke lantai bawah, melihat Ayah dan Ibu Mo, Elizabeth Chu dan William sedang menonton TV.

Elizabeth Chu melihatnya lebih dulu dan berkata sambil tersenyum, "Nona Gong, sudah pulang ya?"

Begitu berkata seperti itu, Ibu Mo juga melihat Victoria Gong, hanya saja dengan tatapan dingin.

Victoria Gong tersenyum dan mengangguk, berkata, "Ya, kalian semua tidak ada ketika aku pulang."

"Kalau begitu, kamu pasti belum makan ya?" Elizabeth Chu bertanya lagi.

Victoria Gong mengangguk.

Begitu Elizabeth Chu ingin mengatakan sesuatu, Ibu Mo berbicara terlebih dahulu, berkata, "Tidak ada masakan, masak sendiri!"Dengan nada bicara yang tajam.

"Kenapa begitu ketus!" Ayah Mo mencairkan suasana, tersenyum kepada Victoria Gong, "Victorian, kami sudah makan, pelayan sudah selesai bekerja, kamu mau masak sendiri atau pesan makanan dari luar saja?"

"Tapi Nona Gong sedang hamil, bukankah tidak begitu baik jika dia harus memasak sendiri?" Ucap Elizabeth Chu.

"Tidak apa-apa." Victoria Gong berhenti, ia melanjutkan, "Aku tidak terlalu lapar, masak bubur saja sudah cukup."

Victoria Gong langsung pergi ke dapur.

Air mata pun langsung terjatuh begitu dia menutup pintu.

Mungkin karena hamil, dirinya menjadi lebih sensitif, oleh karena itu mau tidak mau harus mendengarkan kata-kata yang bagus saja.

Dia teringat kembali ke kejadian tadi, seolah-olah dia memiliki perasaan sebelumnya, Elizabeth Chu adalah anggota keluarga mereka.

Setelah beberapa menit, dia menyeka air matanya dan mulai memasak bubur untuk dirinya sendiri.

Di ruang tamu, Elizabeth Chu menunjukkan ekspresi khawatir, dari waktu ke waktu ingin mendengar gerakan di dapur. Dia memandang Ibu Mo dan bertanya, "tante, apakah perlu kubantu?"

"Dia bisa kok." Ucap Ibu Mo sambil menonton TV dengan saksama.

Tiba-tiba, suara "braakk" datang dari dapur. Ketika semua orang tertegun, Ibu Mo bereaksi terlebih dahulu, ia berlari ke dapur, dan melihat mangkuk yang pecah.

"Kenapa kamu begitu ceroboh!" Ibu Mo menuduh Victoria Gong, kebenciannya menutupi kekhawatirannya.

Victoria Gong juga tertegun, dia juga menjatuhkan mangkok itu karena tidak sengaja saja. Victoria Gong tidak tahu harus berkata apa saat melihat Ibu Mo yang begitu marah.

Ibu Mo menyuruh Victoria Gong pergi, ia berkata: "Menyingkirklah, sungguh, kamu ini hal kecil saja tidak bisa melakukannya dengan baik."

Victoria Gong berdiri di sampingnya, pada akhirnya, Ibu Mo memasak semangkuk bubur untuk Victoria Gong.

Victoria Gong makan, Elizabeth Chu duduk di sebelahnya dan bertanya, "Nona Gong, bukankah Direktur Mo akan pulang hari ini?"

Victoria Gong selalu merasa bahwa kata-kata Elizabeth Chu agak salah, seolah bukan gilirannya untuk menanyakan pertanyaan ini. Dia melirik Elizabeth Chu, matanya penuh kewaspadaan.

Elizabeth Chu tersenyum dan berkata, "Aku melihat Direktur Mo selalu langsung pulang begitu pekerjaannya selesai, tapi aneh saja hari ini sudah begitu malam tapi masih belum pulang juga."

"Dia melakukan perjalanan bisnis." Victoria Gong menjawabnya dengan samar.

"Tampaknya Nona Mo adalah orang yang paling diperhatikan oleh Wallace Mo, dia pergi ke luar kota saja hanya Nona Mo seorang yang diberitahu olehnya." Perkataan ini, tentu saja terdengar oleh Ibu Mo. Hal ini membuat munculnya konflik antara ibu mertua dan menantunya itu. Ibu mertua itu selalu merasa anaknya sudah direbut oleh menantunya sendiri.

Victoria Gong tidak memperhatikan masalah ini sama sekali, ia tersenyum dan berkata, "Tadi kebetulan aku sedang bersamanya, jadi dia memberitahuku."

"Sekarang komunikasi sudah berkembang, jika ingin memberitahu, tinggal telepon saja. Aku merasa, Direktur Mo takutnya sama sekali tidak peduli." Elizabeth Chu berkata, tatapannya beralih ke Ibu Mo.

Ibu Mo semakin marah saat mendengarkannya. Terserah mau pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis, tapi setidaknya memberikan kabar walaupun sepatah dua patah kata.

"Aku istirahat dulu ya." Ucap Ibu Mo sambil berdiri lalu pergi ke kamar tidur.

Victoria Gong tertegun melihat reaksi Ibu Mo. Victoria Gong merasa tidak ada yang menyinggung perasaannya, tapi kenapa langsung...

Elizabeth Chu diam-diam tersenyum

Sebelum tidur, Victoria Gong menerima telepon dari Wallace Mo.

"Wallace." Victoria Gong berbaring di tempat tidur dan menyapanya dengan manis.

Pada saat ini, Wallace Mo berdiri di depan jendela di kamarnya, melihat pemandangan malam yang indah dari jendela kamarnya.

Pekerjaannya yang awalnya terasa sangat sulit dan berat, seketika lelahnya langsung berkurang banyak saat mendengar suara Victoria Gong.

Dia tersenyum dan bertanya, "Bagaimana? Apakah Elizabeth Chu mengintimidasimu?"

"Tidak! Apakah aku begitu mudah diintimidasi oleh orang lain?" Victoria Gong bertanya, ia bertanya-tanya kenapa Wallace Mo bisa mengajukan pertanyaan seperti itu. Jika dipikir-pikir, Victoria Gong-lah yang sudah biasa mengintimidasi orang lain sejak kecil.

"Begitu satu kalimat gertakan terucap, itu juga sudah termasuk mengintimidasi." Wallace Mo menjawabnya dengan samar, ia menekankan kembali kepada Victoria Gong, bagaimana dia bisa mentolerir orang lain.

Berbicara tentang ini, Victoria Gong ingat apa yang dikatakan Ibu Mo kepadanya. Dia meratakan mulutnya dan berkata, "Elizabeth Chu tidak mengintimidasiku, malah ibu yang seperti itu."

"Kenapa?" Wallace Mo bertanya.

Kemudian, Victoria Gong memberi tahu Wallace Mo semuanya yang terjadi malam ini, termasuk kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Elizabeth Chu.

Wallace Mo mengerutkan kening. Victoria Gong mungkin tidak mengetahuinya, tapi Wallace Mo bisa mengetahui bahwa ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh Elizabeth Chu itu memprovokasi hubungan Ibu Mo dan Victoria Gong.

Melihat Wallace Mo yang terus tidak berbicara untuk waktu yang lama, Victoria Gong bertanya: "Ada apa?"

"Tidak apa-apa. Bagaimanapun, tetap waspada akan Elizabeth Chu, ya." Jawab Wallace Mo. Hanya dua hari, Elizabeth Chu bisa melakukan hal besar yang tidak terlihat. Situasi Victoria Gong akan jauh lebih baik saat Wallace Mo pulang. Dan Elizabeth Chu, juga sudah harusnya berhenti.

Victoria Gong mengangguk dan bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja di sana?"

"Baik sekali, aku akan mencoba untuk pulang secepat mungkin." Wallace Mo berkata dengan lembut, nada bicaranya bahkan seperti bisa meneteskan air di dalamnya.

Victoria Gong tertawa, harapan terbesarnya saat ini adalah Wallace Mo bisa pulang lebih cepat. Dia mengerutkan tanternya dan berkata, "Kamu tidak tahu, bayi kita sangat merindukanmu."Setelah berbicara, dia membenamkan wajahnya di selimut, ia merasa sedikit malu walaupun Wallace Mo tidak berada di sampingnya.

"Benarkah? Apa kamu yakin yang rindu aku adalah bayi kita, bukan kamu?" Wallace Mo menggodanya.

Mendengar ini, Victoria Gong semakim malu, ia berteriak-teriak ingin menutup teleponnya tapi ia tidak tahan.

"Kamu tahu, kamulah yang mengintimidasiku!" Victoria Gong mengeluh.

Wallace Mo tersenyum, ia memperhatikan beberapa lampu yang tidak jauh dari hotelnya sudah padam, ia merasa sudah sangat malam, berkata: "Oke, istirahatlah lebih awal."

Victoria Gong mengoceh tidak ingin tidur, tetapi kelopak matanya terasa semakin beras, dan pada akhirnya tetap tertidur.

Wallace Mo mendengarkan suara dengkuran, kemudian ia merasa seperti bisa mendengarkan suara napas Victoria Gong, dia memanggil: "Victoria, Victoria."

Tidak ada jawaban untuk waktu yang lama, Wallace Mo tahu bahwa Victoria Gong sudah tertidur.

Wallace Mo tersenyum dan berkata dengan lembut, "Selamat malam, istriku."

Setelah itu, Wallace Mo menutup telepon dan kembali bekerja. Wallace Mo harus mempersingkat waktu tidur agar bisa pulang lebih awal ke sisi Victoria Gong.

Victoria Gong tidur dengan sangat nyenyak. ia bermimpi melihat Wallace Mo dengan senyumannya yang sangat manis.

Malam pun semakin dingin, lampu-lampu di luar satu persatu mati, dan dunia perlahan menjadi sunyi. Angin sepoi-sepoi meniup daun, tirai, dan orang yang berada di dalam mimpinya.

Orang yang tidur dengan tenang itu belum tahu, kebahagiaan perlahan akan berakhir, kemudian ada penderitaan tanpa akhir.

Keesokan harinya, matahari masuk ke dalam kamar. Victoria Gong perlahan-lahan terbangun.

Dia turun dan melihat Elizabeth Chu dan Ibu Mo duduk di sofa, berbincang dan tertawa bersama.

Dia pura-pura santai, datang ke sisi mereka, duduk, tersenyum dan berkata, "Bu, Elizabeth Chu, apa yang kalian bicarakan?"

Ibu Mo tidak berbicara, dia melirik Victoria Gong lalu berbalik lagi.

Elizabeth Chu tersenyum, menatap Victoria Gong, dan berkata, "Sedang membicarakan William."

Victoria Gong membuka mulutnya dan bersiap untuk berbicara, lalu menutup mulutnya lagi begitu melihat ekspresi Ibu Mo.

Dia hanya mengangguk, menuang segelas air untuk dirinya sendiri.

"Nona Gong, apakah hari ini ada acara?" Elizabeth Chu bertanya.

"Tidak ada, ada apa?"

Elizabeth Chu tersenyum, ia mendekati Victoria Gong seolah mereka berdua sudah begitu dekat, ia berkata: "Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu."

"Hal apa?"Victoria Gong bertanya, sepasang matanya menatap Elizabeth Chu.

Elizabeth Chu terdiam sejenak, setelah beberapa detik ia melanjutkan, "Bukan hal besar, jika dibicarakan nanti juga sama saja. "Ngomong-ngomong, kamu belum sarapan ya?"

Victoria Gong menggelengkan kepalanya, sebelum bicara, masih baik-baik saja, namun begitu Elizabeth Chu bertanya seperti itu, ia langsung merasa sedikit lapar.

Setelah punya bayi, pasti akan lebih mudah lapar.

"Aku siapkan sarapanmu ya?" Elizabeth Chu bertanya.

Victoria Gong langsung menghentikan Elizabeth Chu dan berkata, "Kamu datang ke rumah kami untuk menyembuhkan sakitmu, bukan untuk melakukan hal-hal seperti ini. Aku masih bisa melakukannya sendiri."Kemudian Victoria Gong pergi ke dapur.

Elizabeth Chu menatap punggung Victoria Gong, dengan sedikit keluhan, ia berbisik, "Sepertinya Nona Gong masih tidak memperlakukanku sebagai keluarganya sendiri, hal kecil seperti ini saja tidak mau kubantu."

Perkataan ini jelas terdengar oleh Ibu Mo. Ibu Mo juga merasa sedikit aneh setelah mendengarnya.

Tampaknya Ibu Mo semakin curiga kepada Victoria Gong, sejak Elizabeth Chu mengajukan pertanyaan ini kemarin. Dan sekarang, ia pun semakin curiga kepada Victoria Gong.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh." Ibu Mo menenangkan Elizabeth Chu.

Elizabeth Chu mengangguk dan tersenyum enggan untuk menunjukkan bahwa dia masih peduli.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu