Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 75 Waktu Minum Teh Sore (1)

“Aku salah... aku tidak mengatakan apa-apa, kau pasti salah dengar. Apalagi, pinggangku masih sakit, kalau kita ulang sekali lagi, pinggangku pasti patah.” Victoria Gong memasang wajah kasihan, berharap Wallace Mo bisa melepaskannya.

“Kau sedang membujukku.” Wallace Mo menundukkan kepalanya, maksudnya sangat jelas.

Victoria Gong segera menegakkan tubuhnya yang membuat Wallace Mo juga mengangkat wajahnya, terlihat kalau Wallace Mo tidak puas, segera ia kecup bibir Wallace Mo. Kali ini Wallace Mo terlihat puas, lalu kembali mengelus-ngelus kepala Victoria Gong.

“Setelah ini tidak boleh lagi bertemu dengan Bryan Lu.” Nada bicaranya terdengar seperti perintah, tapi karena baru saja olahraga, suaranya masih terdengar rendah, sangat sexy.

Sebenarnya walaupun Wallace Mo tidak mengatakan itu, Victoria Gong juga tidak bermaksud bertemu Bryan Lu dengan mudah lagi. Apalagi hari ini sudah terjadi hal seperti itu, dia juga merasa sangat awkward. Kalau nanti bertemu lagi, dan dia belum menyerah, dia tidak akan punya keberanian seperti hari ini yang berani ingin melompat dari mobil. Tuhan tahu saat dia membuka pintu dan ingin melompat ketika itu jantungnya berdetak sekeras apa, kelihatannya sangat tenang, padahal ia merasa sangat takut.

“Aku sudah tahu, aku tidak akan menemuinya lagi.” Victoria Gong memastikan lagi, takut Wallace Mo tidak percaya. Apalagi dirinya waktu itu baru saja berjanji tapi malah menemui Bryan Lu, kali ini kalau begitu lagi, kemungkinan nanti Wallace Mo tidak akan mudah percaya padanya lagi.

Wallace Mo bisa melihat bahwa Victoria Gong benar ingin menghindari Bryan Lu, ia memutuskan untuk mempercayainya sekali lagi. Menepuk-nepuk kepalanya dan beranjak dari kasur, kemudian pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Saat Wallace Mo masuk ke dalam kamar mandi, Victoria Gong langsung menghela nafas. Ah, tapi semoga senior bisa mendengar perkataannya, masalah perasaan sudah bukan urusannya.

Victoria Gong sudah ngantuk, Wallace Mo belum keluar dari kamar mandi dan ia malah sudah ketiduran. Wallace Mo orang yang sangat bersih itu kembali mencuci bersih Victoria Gong, lalu baru ia tidur.

Keesokan harinya saat bangun tidur, seperti biasa sarapan sudah ada diatas meja, ditambah kelihatannya sangat lumayan. Victoria Gong sangat menikmati sarapannya, lalu mulai mengurusi foto yang ia shot sendiri itu.

Fotonya semua adalah foto yang penuh dengan artistik, yang kemudian pengeditan exposure dan backgroundnya semua harus ia lakukan sendiri. Victoria Gong juga tidak makan siang, ia terus-terusan menghadap laptopnya dan mengedit foto. Ia sudah menghabiskan seharian tapi masih belum selesai sampai setengah. Sebenarnya kecepatannya juga tidak terlalu pelan, dia hanya ingin mengambil lebih banyak foto, dengan begitu pilihannya pun semakin banyak.

Jadi beberapa hari Victoria Gong sedang fokus menyelesaikan fotonya. Saat Wallace Mo pulang kerumah mereka berdua melakukan urusan mereka masing-masing. Lagipula kesibukan Wallace Mo apa, Victoria Gong pun sudah tau. Sekarang dia juga sedang sibuk, mereka masing-masing sibuk mengurusi urusan mereka sendiri,kehidupan pun terasa seimbang.

Kadang saat Victoria Gong tersadar, dia akan berfikir kalau tiba-tiba kehidupan jadi seimbang seperti ini dia juga merasa sedikit tidak terbiasa. Tapi sedikit seimbang begini juga bagus, hari-hari yang tidak ada masalah seperti ini adalah hari yang paling bahagia.

Wallace Mo beberapa hari ini merasa urusan di perusahaan terlalu lancar, entah karena kemampuan orang-orang ini yang meningkat, atau tidak ada persaingan dengan perusahaan lain, hasilnya sangat bagus. Jadi Ayah dan Ibu Mo melihat nilai yang begitu bagus, mereka berdua langsung pergi travel ke luar negeri.

Hari ini setelah sampai kantor, Willy Mo memberikan lagi dua dokumen, hasil semuanya pun bagus, nominalnya pun tidak sedikit.

Wallace Mo seperti biasanya membaca semuanya dulu baru menandatanganinya, Willy Mo menunggu untuk kembali membawanya pergi. Willy Mo baru saja mengambil dokumen, Wallace Mo tiba-tiba memanggil Willy Mo,”Tunggu.”

“Ada apa.” Willy Mo merasa akhir-akhir ini semua lancar-lancar saja, tidak ada masalah kan. Mungkin karena ingin menyuruhnya melakukan hal apa lagi untuk istri tercintanya itu, lagi-lagi tanda tangan artis atau ingin makanan apa?

“Di kantor akhir-akhir ini begitu lancar.” Wallace Mo melihat dokumen yang ada di tangan Willy Mo. Ia rasa setelah urusan Bernice Tsu selesai, urusan didalam perusahaan pun akan kembali lancar, didalam dan diluar negeri tidak akan ada kekacauan apa-apa lagi..

“Dulu bukankah ini lumayan lancar, sekarang mungkin sedang berjalan ke arah yang benar.” Willy Mo rasa, mungkin Wallace Mo sedang dalam masa yang baik.

Wallace Mo menggelengkan kepala perlahan, dan masih mengatakan kepada Willy Mo: “Kau lebih baik perhatikan masalah ini, ini terlihat tidak terlalu normal.” Kalau benar perusahaan sudah kembali normal, itu tentu bagus. Tapi kalau ada orang yang melakukan sesuatu dibelakang, dia juga bisa menemukan nya dengan lebih cepat dan menyelesaikannya.

Willy Mo menganggukkan kepala, dan keluar. Ternyata masalah ini tidak terlalu menguras pikiran, tetapi karena Wallace Mo sudah mengatakan ingin melakukannya seperti itu, dia hanya bisa membiarkan orang itu masuk. Sebenarnya Wallace Mo juga tidak terlalu memikirkan masalah ini, hanya sembarang bicara saja. Setelah Willy Mo keluar dia bahkan sudah lupa, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya, saat kosong ia akan kembali memikirkan malam ini akan masak apa untuk Victoria Gong.

Victoria Gong menggunakan banyak hari untuk menyelesaikan foto, bahkan sudah memilih beberapa, dan bermaksud mengumpulkan foto-foto itu. Dia sudah berada dirumah beberapa hari, Victoria Gong juga ingin keluar jalan-jalan sebentar, kebetulan dia juga harus mengambil foto yang baru selesai dicuci.

Saat difikir, Victoria Gong mengambil baju dari dalam lemari, dan menelpon Berly Liu.

“Berly, temani aku pergi shopping, aku juga ingin mencuci foto.” Victoria mengapit handphonenya dan memilih baju, baju tidurnya pun belum diganti sampai sekarang.

Berly Liu melirik kearah Bryan Lu yang ada disampingnya, maksud Bryan Lu kau angkat saja telponnya, dia tidak masalah, Bely Liu pun bicara:”Aku di tea cafe, apa kau ingin datang menghampiriku? Untuk minum teh sore.”

“Bisa, selesai minum teh temani aku mencuci foto ya.” Victoria Gong menemukan baju yang cocok, “Boleh, kalau begitu aku tutup telponnya ya. Aku pakai mobil sendiri kesitu.” Beberapa hari yang lalu Wallace Mo menyuruh orang mengantarkan mobilnya, sekarang dia sudah bisa menyetir mobil mewah itu untuk menarik perhatian lagi. Walaupun dia sebenarnya tidak bermaksud menarik perhatian, tapi orang yang ada dirumahnya itu senang menyuruhnya pergi menarik perhatian.

“Baiklah” Berly Liu menutup telpon, tapi tidak memberi tahunya kalau sekarang dia sedang bersama Bryan Liu.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu