Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 289 Hanya Mencintaimu Seorang (2)

Saat itu, kalimat itu, begitu mengharukan bagi Victoria, bahkan lebih mengharukan daripada Wallace mengucapkan "Aku mencintaimu." Namun ia tidak percaya dan terus bertanya: "Kamu berkata jujur?"

"Jujur." Ucap Wallacce, nada bicaranya begitu yakin. Yang ia cintai, dari awal bukankah hanya Victoria seorang saja.

Victoria cukup terkejut, tidak tahu harus merespon apa. Sebenarnya sebelum menanyakan pertanyaan ini, ia sudah menggunakan seluruh keberaniannya, bersiap akan kecewa. Tadinya mengira Wallace akan mengakui jika ia mencintai Elizabeth, tidak disangka ia mematahkan itu. Kini, Victoria justru tidak tahu harus bagaimana.

Wallace memandangi Victoria dengan tidak paham dan berkata: "Mengapa kamu bisa berpikir begitu?"

Mengapa bisa berpikir begitu? Kira-kira ketika mengetahui William adalah putra Wallace, lalu Kelly juga mengatakan bahwa Elizabeth lah yang dicintai Wallace.

"Kelly memberi tahuku." Jawab Victoria lirih, matanya tidak lagi menatap Wallace. Ia masih teringat, ketika Kelly berbicara padanya, hatinya hancur. Untung saja saat itu ada Berly di sisinya, jika tidak ia tidak akan tahan.

Kelly? Lagi-lagi Kelly?

Wallace sedikit risih dan berkata: "Bagaimana bisa kamu mempercayainya?"

Pertanyaan ini mengena pada Victoria, mengapa ia bisa mempercayai Kelly? Dia sendiri pun tidak bisa menjawabnya. Teorinya, tidak seharusnya ia mempercayai Kelly. Ia sedikit kebingungan, lalu menggelengkan kepalanya.

Wallace sangat geram, ternyata semua ini, tidak hanya berakar dari Elizabeth, masih ada masalah tentang Kelly. Ia memegang wajah Victoria, membiarkan Victoria menatapnya, ia berkata satu demi satu kata: "Victoria, aku mencintaimu."

Victoria langsung terpaku, mungkin orang lain tidak tahu, tetapi ia lah yang paling jelas, mengenai arti dari beberapa kata ini baginya. Jika ia terus mempercayai hal ini, mungkin ia tidak akan berkali-kali ingin meninggalkan Wallace. Jika ia tahu yang dicintai Wallace adalah dirinya, maka, setelah mengetahui dirinya mengandung, ia tidak mungkin memiliki keinginan untuk aborsi.

"Yang kamu cintai, benarkah adalah aku?" Victoria ingin memastikan.

Wallace kebingungan, mengapa sudah mengatakan berkali-kali, masih saja ia tidak percaya? Jika tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, maka hanya bisa dengan perbuatan. Detik selanjutnya, Wallace pun mencumbu bibir Victoria.

Victoria terkejut, matanya terbuka lebar. Ia bisa merasakan, ciuman ini berbeda dengan kemarin, datang dengan lebih berapi-api dan lebih menghanyutkan. Ia seperti menemukan ketika dahulu, sebelum muncul Elizabeth dan William, perasaan ciuman seperti itu dari Wallace, sangat tidak asing, tapi juga terasa jauh.

Setelah satu ciuman, Victoria kekurangan oksigen, berada dalam dekapan Wallace, otaknya kosong.

"Victoria, apakah kamu merasakannya?" Merasakan cintaku kah?

"Wallace, tahukah kamu?" Victoria terbata-bata, melanjutkan berbicara: "Ketika Kelly memberitahuku yang kamu cintai adalah Elizabeth, aku merasa langit akan runtuk, lebih menyedihkan daripada mengetahui masalah tentang William. Karena dengan begitu, bahkan aku tidak bisa mendapatkan identitas untuk menjadi kekasihmu, kamu adalah kekasih Elizabeth, sedangkan aku bukan."

"Setelah itu, aku menerima tekanan dari Ibu dan Elizabeth, keruntuhan di ujung tanjuk, semakin lama semakin menyerah akan pernikahan kita. Aku ingin melarikan diri darimu, menjauh dari mereka, bahkan ingin mengaborsi anak kita. Aku sempat berpikir bunuh diri, karena dengan begini barulah aku terbebas, melupakan semuanya." Berbicara sampai di sini, Victoria terhenti, ia masih mengingat ketika pikiran itu lewat, betapa sedihnnya dia.

"Setelah aku pergi ke kota sebelah, kukira aku bisa melewatkan hari yang baik sendirian, tapi di mana-mana selalu ada bayangmu, bahkan di jalan raya, melihat orang berpasang-pasangan, aku akan teringat padamu. Kukira tanpa dirimu, hidupku bisa berjalan dengan baik, tetapi, aku salah, aku merasa sangat kesepian. Aku berpikir, kamu sudah hanyut dalam hidupku, bagaimana pun juga, tidak bisa dilepaskan."

"Setelah Kelly menculikku, dari dalam hati aku berharap kamu akan datang menyelamatkanku. Saat itu aku berpikir, jika saja aku bisa selamat, entah menerima William atau Elizabeth, aku rela. Karena, tanpamu, aku pun tidak ada."

"Sebelum hari ini, aku masih mengira Elizabeth lah yang kamu cintai, jadi aku merasa bahwa aku tidak diharapkan. Namun ketika mendengar yang kamu cintai adalah aku, aku merasa seperti bermimpi, begitu tidak nyata. Semua ini, datang begitu tiba-tiba, sangat tidak nyata."

Selesai mengungkapkan ini, air mata Victoria sudah memenuhi wajahnya. Perasaannya selama beberapa hari, disampaikan dalam ratusan kata-kata, tapi tetap tidak bisa menyampaikan kepedihannya. Ia tidak tahu bagaimana ia bisa bertahan, hingga saat ini, Wallace mengatakan mencintainya, membalikkan semua yang terjadi, ia pun masih sedikit tidak percaya.

Selesai mendengar Victoria berbicara, diam-diam Wallace memeluknya erat, berbicara: "Victoria, semua ini bukanlah mimpi, Yang aku cintai, benar-benar adalah dirimu."

Yang aku cintai, benar-benar adalah dirimu.

Victoria mendengarkan pengakuan Wallace, air matanya semakin menjadi-jadi. Kalimat ini, datang terlalu terlambat.

Wallace menundukkan kepalanya, melihat Victoria sedang menangis. Hatinya sangat sedih, ia membantu Victoria menghapuskan air matanya dengan lembut. Jari tangannya yang bersentuhan dengan wajah Victoria, perasaan yang sangat tidak asing.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu