Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 276 Aku Sudah Memutuskan (2)

“Villa? Mengapa aku tidak mengetahuinya?” tanya Wallace Mo.

Willy Mo diam. Dia merasa saat ini bukan itu intinya. Dia mengalihkan topik, “Aku telah menugaskan orang kantor cabang untuk menjemput kita.”

Wallace Mo mengangguk. Lima menit kemudian mereka berangkat ke villa tempat Victoria Gong tinggal.

Di mobil, Wallace Mo menyuruh sopir untuk mengemudi lebih cepat. Sopir merasa enggan, “Direktur Mo, ini sudah cepat.”

“Kalau dalam dua puluh menit tidak sampai juga, kamu bisa angkat kaki.” ujar Wallace Mo. Willy Mo disampingnya tidak berani bicara.

Dua puluh menit kemudian, mereka tiba di gerbang villa itu.

Wallace Mo langsung turun dari mobil dan jalan ke pintu villa lalu menekan belnya. Namun, tidak ada orang yang membuka pintunya.

“Mungkin isteri Anda sedang diluar.” ujar Willy Mo.

“Kita masuk dulu.” Wallace Mo berjalan mengitari villa itu untuk mencari pintu untuk masuk. Dia lalu mendapati jendela di ruang tamu terbuka. Dia tersenyum puas lalu masuk.

Willy Mo hanya mengamati tingkah aneh Wallace Mo dari belakang. Namun, Wallce Mo adalah boss-nya. Jadi, dia hanya bisa mengikutinya.

Setelah Wallace Mo masuk, tanpa mempedulikan apapun, dia langsung berteriak, “Victoria! Victoria!”

Tidak ada yang menjawab panggilannya. Dia lalu membuka pintu setiap ruangan. Dia tidak juga menemukan Victoria Gong.

“Apa kita salah alamat?” tanya Wallace Mo ke Willy Mo.

“Tidak.” jawab Willy Mo, “Tadi di kamar ada kopernya.”

Wallace Mo emmutar otak. Mungkin dia terlalu terburu-buru jadi tidak melihat detil itu.

“Lalu dimana dia?”

Wallace Mo dan Willy Mo yang sedang berdiri di dekat tangga tiba-tiba mendengar suara kunci pintu yang terbuka. Mereka menahan nafas sambil melihat ke arah pintu itu.

Victoria Gong masuk membawa kantong belanjaan. Wallace Mo melihat Victoria Gong, tanpa bergerak, dia bisa menyimpulkan Victoria Gong tampak lebih kurus.

Victoria Gong belum melihat Wallace Mo dan Willy Mo. Dia mengganti sepatunya, menengadahkan kepala lalu melihat kedua orang itu. Kantong plastik di tangannya terjatuh. Apel dan jeruk bergelinding di lantai. Dia berniat membeli buah-buahan setelah makan siang, tanpa disangka…

Mereka saling bertatapan. Namun, tidak seorang pun bergerak.

Benak Victoria Gong serasa kosong. Dia tahu Wallace Mo pasti mencarinya. Dia hanya tidak menyangka akan secepat ini bertemu. Mengapa harus secepat ini? Mengapa dia tidak membiarkan Victoria menikmati waktu luangnya? Victoria Gong berbalik badan, serasa ingin pergi.

Wallace Mo melihat Victoria Gong beranjak, lalu dengan cepat berjalan menghampirinya. Dia menarik tangan Victoria Gong, “Kamu mau kabur lagi?”

Tangan Victoria Gong baru saja meraih gagang pintu, lalu ditarik oleh Wallace Mo, “Lepaskan aku!”

“Tidak akan.” Wallace Mo lalu memeluk Victoria Gong dan menggendongnya ke sofa.

Willy Mo berjalan keluar diam-diam.

“Apa yang kamu inginkan?” tanya Victoria Gong sambil memukul Wallace Mo dengan kedua tangannya.

Wallace Mo lalu meletakkan Victoria Gong di sofa, “Aku ingin bertanya apa yang kamu inginkan.”

Dia harus bagaimana supaya bisa meninggalkan Wallace Mo?

Dia harus bagaimana supaya bisa cerai dari Wallace Mo?

Dia harus bagaimana supaya bisa menggugurkan bayinya?

Ketika bertemu dengan Victoria Gong, banyak pertanyaan bermunculan di kepalanya. Matanya juga berapi-api, namun hangat.

Victoria Gong membuang muka. Dia tidak ingin menatap Wallace Mo. Dia berusaha mendorong Wallace Mo, tapi tidak bisa.

Wallace Mo melihat Victoria Gong yang sedang menahan marah, juga seakan jijik dengannya, “Victoria, mengapa kamu tega begini?”

“Kamu melukaiku.” ujar Victoria Gong. Dia tidak juga menatap Wallace Mo. Wallace Mo melihat dibalik mata Victoria yang penuh amarah ada rasa takut. Matanya berkaca-kaca.

Wallace Mo melonggarkan pelukannya, berniat ingin mengusap air mata Victoria. Namun, Victoria mendorong tangannya.

“Pergilah.” ujar Victoria Gong. Dia tahu jika dia terlibat dengan Wallace Mo lagi, dia tidak akan peduli dengan nasibnya sendiri. Jadi, dia merasa lebih baik Wallace Mo pergi.

Wallace Mo menghela nafas, bibirnya menyungging senyum, “Menurutmu aku bisa melakukannya? Aku tidak akan membiarkanmu pergi kali ini.”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu