Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 1 Mabuk

Selepas membuka pintu rumah dengan kunci, adegan di dalam rumah membuat wajah Victoria Gong memucat seketika, tubuhnya membeku berdiri di depan pintu.....

Di kasur besar, wanita dan pria sedang melakukan hubungan intim, sama sekali tidak menyadari orang yang berdiri di pintu.

Victoria melihat dengan jelas pacarnya sendiri terus menerus mencium wanita yang genit itu, dengannya saja dia tidak pernah sesemangat ini!

Hatinya berdenyut sakit, dia sangat berharap semua hal yang di depan matanya tidak pernah terjadi, berharap dia tetap bisa bersembunyi di dalam pelukan Nicky Yang, dan Nicky akan tetap seperti biasa memeluknya dengan erat dan membelai rambutnya, berkata padanya, tidak apa-apa, semua akan terlewati.

Tapi melihat dua orang yang berpelukan erat di atas kasur, dia merasa seperti kepalanya dipukul, pusing dan mual datang bersamaan.

Wanita yang sedang ditekan di bagian bawah dan berteriak keenakan ternyata adalah teman sekelasnya, wanita yang disebut-sebut sebagai 'teman baiknya' Luna Chen!

Dada seperti ditusuk dengan pisau tajam, sakitnya membuat Victoria gemetaran.

Kehadiran Victoria membuat suasana di dalam kamar seketika mendingin.

"Untuk apa kamu datang, cepat keluar!" Nicky Yang menutupi tubuhnya dan Luna dengan selimut, berteriak ke arah Victoria dengan kesal.

"Mengapa?" seluruh tubuh Victoria bergetar kuat, berusaha menahan air mata yang tidak berhenti mengalir, "Nicky Yang, aku tanya mengapa!"

"Bukannya kamu pernah mengatakan bahwa kamu akan hanya mencintaiku seorang? Bukannya kamu pernah mengatakan akan mencintaiku seumur hidup? Apa yang terjadi sekarang?" Victoria menunjuk Nicky dengan jarinya, menatap lurus ke mata Nicky, berharap masih bisa melihat kelembutan yang dulu di matanya yang cantik, namun yang terlihat hanyalah kebencian.

"Ribut apa!" Luna Chen yang duduk di atas kasur memotong pertanyaan Victoria, "Victoria, aku beritahu kamu, aku dan Nicky sudah sangat lama bersama." Sambil berkata, tubuh Luna menempeli Nicky, "Nicky sudah sangat lama tidak menyukaimu lagi, hanya saja karena ayahmu kaya, bisa membuat kehidupanku dan Nicky lebih baik, kalau tidak perempuan sepertimu mana mungkin cocok dengan Nicky ku."

Luna tersenyum-senyum, mendongak dan mencium leher Nicky, Nicky pun tersenyum dan memeluk erat pinggang langsing Luna.

"Apakah yang dia katakan benar? Nicky Yang, jawab aku!" air matanya mengalir tidak terkendali, suara Victoria terdengar sedikit histeris.

"Tentu saja benar! Kamu masih mau tetap disini? Melihatku dan suamiku berhubungan intim baru kamu senang?" Luna mengejek, di matanya, Victoria yang sekarang hanyalah seorang pengemis yang tidak punya tempat untuk pulang.

"Tutup mulutmu!" mata Victoria mendadak berubah tajam, dia maju dan mengangkat tangannya, ingin memberikan sebuah tamparan untuk perempuan tidak tahu malu ini, namun tak disangka, dia malah ditampar kuat duluan.

Dia membelalakkan matanya dan berpaling ke arah Nicky Yang, beraninya Nicky memukulnya!

"Kamu seperti perempuan jahat saja, buat malu! Keluar!" Nicky berkata dengan tidak sabar, dan menunjuk ke arah pintu.

Victoria menggigit bibirnya, menurunkan kedua tangannya dan membentuk kepalan.

"Nicky Yang, anggap saja aku, Victoria, buta!" Dia berteriak, berjalan keluar dengan langkah tidak stabil.

Berakhir sudah, semua sudah berakhir.

Dia berjalan oyong di jalan raya, terakhir berjalan masuk ke sebuah bar, tidak mempedulikan tatapan aneh orang-orang yang tertuju padanya dan duduk di meja bar, meneguk alkohol tanpa henti.

Sampai hari ini dia baru tahu, alkohol adalah sesuatu yang bagus, alkohol merangsang otaknya, membuatnya berpikir dengan jelas.

Dia adalah sebuah lelucon!

Ayahnya bangkrut dan masuk penjara, dirinya penuh hutang, pacar yang awalnya dia pikir bisa membantunya malah dari dulu sudah bersama dengan perempuan lain, benar-benar lucu!

Dia minum semakin mabuk, dengan keadaan setengah sadar dia kembali ke hotel yang sering dia kunjungi, tapi dia sudah lupa dirinya bukanlah seorang nona besar lagi, bagaimana mungkin sanggup menginap di hotel berkelas seperti ini.

"Kata sandi salah."

"Kata sandi salah."

"Kata sandi salah."

Tidak peduli berapa kali dia memasukkan kata sandi, pintu tetap tidak terbuka.

"Tidak benar! Siapa yang mengubah kata sandiku!" Victoria duduk di lantai dan berteriak.

Kemudian, terdengar "ceklek", pintu sudah dibuka dari dalam.

Victoria tidak mendongak dan langsung merangkak masuk melewati kaki orang itu, dan berbaring di kasur yang besar dan cantik, sama sekali tidak menyadari tatapan dingin yang terarah padanya, Victoria hanya ingin tidur.

Tapi dengan cepat dia sudah ditarik bangun oleh lelaki itu.

Victoria membuka matanya dengan keadaan setengah sadar, tidak mengerti, juga tidak melihat jelas tampang lelaki itu.

"Tolong kamu keluar dari kamarku." Lelaki itu berkata dengan dingin, kemudian membuang Victoria ke lantai.

Lemparan ini membuat Victoria marah.

"Kenapa kamu mengusirku keluar, seluruh tubuhmu dari atas sampai bawah, apa yang bukan milikku?" Victoria berdiri dengan oyong, mendekati lelaki itu dan memarahinya, "Nicky Yang, kamu seorang penipu."

Aroma alkohol yang berat menuju ke muka lelaki itu, dia pun mengerutkan keningnya tanda tidak senang dan ingin melepaskan tangan Victoria dari tubuhnya, tanpa disangka, Victoria malah meremas kerah bajunya.

"Benar-benar perempuan yang tidak takut mati." lelaki tersebut mengumpat dengan suara kecil, tapi mulutnya langsung dicium oleh Victoria.

Karena pengaruh alkohol, meskipun Victoria tidak berpengalaman, dia juga tetap mencium lelaki itu, sampai dia merasa kekurangan oksigen baru melepaskannya.

"Perempuan bodoh, kamu adalah orang pertama yang berani menciumku dengan paksa, kamu harus membayar ganti rugi akibat keberanianmu." lelaki itu berkata dengan licik.

Kemudian, Victoria pun dibawa ke kasur.

Melihat muka kecilnya yang merona dan bentuk tubuhnya yang menggoda, lelaki itu berkata datar di samping telinganya, "Dengar, orang yang akan menidurimu malam ini bernama Wallace Mo."

"Wallace Mo, seorang gigolo? Benar saja, ada sedikit mirip." Victoria tertawa-tawa dengan tidak sadar akibat mabuk, tangannya yang kurus merangkul leher lelaki itu, menyubit telinganya.

Seumur-umur baru pertama kalinya telinganya dicubit oleh perempuan, Wallace sangat kesal, terlebih lagi dia terangsang oleh aksi sederhana ini, membuatnya merasa malu di antara kemarahannya.

"Ini semua akibat dirimu sendiri." Wallace berkata dengan suara rendah, menunduk dan mencium Victoria.

Victoria merasa tidak nyaman dengan ciuman Wallace, dia pun berusaha menghindarinya, tapi tidak peduli bagaimana dia menghindari, tetap tidak bisa terlepas darinya.

Victoria yang setengah sadar hanya merasa dia sedang bermimpi.....

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu