Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 344 Menunggu Bayi Lahir

Pada saat ini, Victoria Gong sama sekali tidak mengantuk, dengan cepat menyadarkan dirinya sendiri. Lalu melihat ke arah Wallace Mo, berkata, "Jika kamu tidak mengatakannya, aku akan lupa akan hal ini."

Wallace Mo tertawa, lalu membantu Victoria Gong bangun dengan menariknya.

"Ayo pergi," kata Victoria Gong, yang sudah siap untuk turun dari tempat tidur. Sejak Wallace Mo memintanya untuk sesekali saja mengunjungi Ibu Mo, dia benar-benar hanya sesekali menjenguknya. Kali ini, selama satu minggu ini dia belum pergi mengunjungi Ibu Mo. Memikirkan dia akan keluar dari rumah sakit, Victoria Gong merasa sangat bersemangat.

Wallace Mo memegang erat Victoria Gong, berkata, "Kita harus membereskan barang-barang terlebih dahulu."

Membereskan barang-barang?

"Apa?" Victoria Gong bertanya.

Wallace Mo menggulum senyumnya, lalu memberi tahu Victoria Gong alasanya, berkata, "Ibu akan keluar dari rumah sakit, dan akan tinggal di rumah. Kamu juga akan segera melahirkan, jadi kita juga akan tinggal di rumah Mo, dengan begini pada saat yang bersamaan aku bisa menjaga kamu dan menjaga Ibu.”

Tinggal di Rumah Mo?

Victoria Gong memikirkan hal ini, sepertinya sudah lama dia tidak pernah pergi ke Rumah Mo, diam-diam dia sedikit tidak setuju dengan ide ini karena masih tidak terbiasa. Tetapi dia memandang Wallace Mo, merasa bahwa dia akan benar-benar kelelahan jika mondar mandir ke sana kemari, dan juga Ibu Mo sudah pulih, seharusnya juga membutuhkan seseorang untuk menjaganya. Dia menganggukkan kepala, dan berkata, "Baik. Tapi kamu lihatlah ini." Sambil berkata, dia menunjuk ke arah perutnya yang besar.

Wallace Mo mengetahui apa yang dimaksud oleh Victoria, dia membalikkan badan dan pergi ke lemari, membereskan pakaiannya sendiri dan pakaian Victoria Gong. Belum lagi perut Victoria Gong yang membesar, bahkan jika Victoria Gong tidak hamil, dia juga tidak tega melihatnya melakukan hal-hal ini.

Tidak lama setelah itu, Wallace Mo selesai membereskan semua barang mereka, kemudian, menggandeng tangan Victoria Gong meninggalkan apartemen, lalu pergi ke rumah sakit.

Pada saat mereka sampai di kamar pasien, Ibu Mo telah mengganti pakaiannya, Ayah Mo berada di sisi sebelahnya dan sedang menunggu, menunggu Wallace Mo untuk menjemput mereka.

Victoria Gong melihat penampilan Ibu Mo seperti segar kembali, tidak dapat menahan perasaan terharu, dia mendekati Ibu Mo, dan memeluknya, berkata, "Ibu, apa kabar, ini merupakan hal yang baik."

Pada saat ini, Ibu Mo memeluk Victoria Gong, hatinya merasa damai karena hubungan mereka yang erat. Dia melepas pelukan Victoria Gong, lalu memandang perut Victoria Gong yang membesar, berkata, "Nanti, aku akan merawat kalian berdua." Selama dirawat di rumah sakit, dia tidak merawat menantu dan cucunya, tetapi membiarkan Victoria Gong untuk merawat dirinya, karena itu hatinya merasa tidak enak.

Victoria Gong tersenyum, berkata, "Ibu, kamu baru saja pulih, istirahatlah yang baik. Aku bisa menjaga diri sendiri, dan bukankah masih ada Wallace." Sambil mengatakan ini, dia melihat ke arah Wallace Mo.

Wallace Mo tersenyum, lalu berjalan ke arah mereka berdua, berkata, "Baiklah, ayo kita pulang."

Victoria Gong dan Ibu Mo mengangguk, kemudian mereka kembali ke rumah Mo.

Karena sebelumnya dia sudah menyapa Ibu Zhang terlebih dahulu, ketika mereka tiba di Rumah Mo, dia sudah memasakan sayuran dan menyediakannya di atas meja makan, dan juga William sudah berdiri di pintu gerbang menunggu mereka.

Sudah lama tidak melihat William, Ibu Mo merasa sedikit senang, dia berjalan ke arah William, bertanya dengan nada lembut: "William, apakah kamu merindukan nenek?"

William tidak menjawab, tetapi dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan, selama beberapa bulan terakhir ini, tampaknya dia menjadi lebih diam.

Victoria Gong tersenyum, lalu mencoba untuk mengelus kepala William, tetapi dia menghindarinya. Dia terpaksa hanya mengatakan, "Ayo cepat kita masuk ke dalam.”

Dengan ini, semua orang masuk ke dalam dan duduk.

Kelihatan sudah cukup lama Ibu Mo tidak kembali ke rumah, dia sedikit tidak bisa menahan perasaan haru nya, dia berkata, "Bisa pulang sungguh baik.” Mungkin mereka yang telah menghadapi antara hidup dan mati bisa tahu perasaan ini, dapat pulang ke rumah adalah hal terbaik yang bisa terjadi, dan perasaan ini hanya bisa diungkapkan dengan empat kata ini.

"Ibu, kamu tidak perlu pergi ke rumah sakit lagi, dokter mengatakan hal itu tidak akan terjadi lagi," kata Victoria Gong.

Bibir Ibu Mo membentuk senyuman, lalu dia melihat ke arah Victoria Gong, berkata, “Victoria, masa-masa waktu ini sangat sulit untuk kamu.” Wanita hamil yang lainnya semuanya gemuk, hanya kamu yang kurus.”

"Mana ada!" Victoria Gong mengimbas-imbaskan tangannya dengan cepat, berkata, "Yang bekerja keras adalah Ayah dan Wallace, aku di sana hanya duduk saja, dan hanya menemani kamu."

Setelah mendengar ini, Ibu Mo bahkan merasa lebih terharu, sehingga matanya menjadi sedikit kabur.

Setelah Victoria Gong melihat gelagat ini, Victoria Gong segera mengatakan," Untuk merayakan kesehatan Ibu yang membaik sehingga bisa keluar dari rumah sakit, mari kita minum."

Wallace Mo yang berada di sampingnya, karena rasa sayangnya jadi dia menukar air mendidih milik Victoria menjadi segelas susu.

Setelah menyatap makanan ini, semua orang merasa sangat senang.

Setelah menemani Ibu Mo untuk berbincang-bincang sebentar, Victoria Gong kembali ke kamar. Sekitar jam sembilan lebih, dia dan Wallace Mo juga sudah siap untuk pergi tidur.

Dia merasa tidak terlalu mengenal tempat tidur itu, saat berbaring di tempat tidur rumah Mo merasa tidak bisa tidur, lalu akhirnya berulang kali membalikkan badan.

Wallace Mo memeluknya, bertanya dengan lembut, "Ada apa? Tidak bisa tidur?"

Victoria Gong mengangguk, dia langsung membuka matanya, menatap langit-langit, meskipun dia tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Victoria, nantinya kita akan menunggu dengan tenang saat bayi itu lahir," kata Wallace Mo, dengan lembut mengelus telapak tangan Victoria.

Benar, Victoria Gong juga memikirkannya, waktu berlalu dengan sangat cepat, dan dalam sekejap mata, bayinya sudah berusia enam bulan, dan akan segera melihat dunia ini.

Dia tersenyum, berkata, "Wallace, begini sangat baik." Ada Wallace di sini, benar-benar baik; di dalam perutnya juga ada si bayi, begini saja sudah baik.

Wallace Mo juga mempererat pelukannya ke Victoria Gong dan mencium daun telinganya. Tanpa sadar, sudah lebih dari enam bulan, dan sudah lebih dari enam bulan sejak dia menemukan Victoria Gong. Dia masih teringat saat dia bersatu kembali dengan Victoria Gong, Victoria berdiri di tengah panggung, dan dirinya duduk di panggung menontonnya. Peristiwa ini seperti baru terjadi kemarin, masih sangat jelas.

"Victoria, kamu harus tetap berada di sisiku," kata Wallace Mo.

Victoria Gong tertawa terbahak-bahak, dia sudah tidak tahu sudah berapa kali dia mendengar kata-kata ini, telinganya bisa menjadi tebal. Dia bermain-main dengan jari Wallace Mo, dia berkata, "Jika bayi ini adalah anak perempuan, maka bayi berikutnya adalah anak laki-laki, dengan begitu itulah yang terbaik. Aku ingin tinggal bersama kamu, dan memberikan kata 'baik' untuk kamu."

Wallace Mo juga tersenyum, mengenggam tangan Victoria Gong.

Perlahan malam semakin larut, akhirnya Victoria Gong mengantuk yang membuatnya melupakan kegelisahannya terhadap kasur, lalu perlahan-lahan tertidur. Wallace Mo memandangnya dengan tatapan lembut, bahwa mungkin dua orang yang berada di dalam pelukannya ini mungkin adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan kepadanya, dan dia tidak berani lagi untuk meminta terlalu banyak.

Kelembutan yang dia miliki, akhirnya meleleh ke dalam gelapnya malam, membuat malam yang dingin berubah menjadi cinta yang paling mendalam.

……

Dengan cepat, perlahan-lahan akhirnya sampai juga ke waktu di mana seharusnya Victoria Gong melahirkan. Setengah bulan sebelum waktunya melahirkan, Victoria Gong Waner sedikit cemas.

Karena itu, Wallace Mo untuk menemani Valencia Gong, secara khusus berhenti bekerja, hanya untuk membuatnya tidak terlalu khawatir.

Pada saat ini, Valencia Gong dan Wallace Mo sedang duduk di balkon, Valencia sedang melihat buku-buku tentang persiapan menjadi seorang Ibu, dan Wallace sedang mengurusi beberapa masalah penting perusahaan dari jarak jauh.

Victoria Gong sedang membaca buku, dan melihat peraturan-peraturan, lalu perlahan-lahan alisnya berkerut. Pada akhirnya, dia langsung melempar buku itu ke atas meja,dan berkata dengan nada marah, "Aku tidak mau membacanya!"

Wallace Mo segera berhenti melakukan masalah apa sedang dia tangani, dan melihat ekspresi wajah Victoria Gong, dia sedikit khawatir, lalu bertanya, "Ada apa?"

“Begitu banyak hal, aku pasti tidak bisa melakukannya dengan baik, aku tidak akan menjadi seorang Ibu yang baik.” Victoria Gong mengerutkan keningnya, nada suaranya terdengar bahwa dia sedang tidak merasa senang

Wallace Mo tersenyum, lalu mengenggam tangan Victoria Gong, berkata, "Tidak masalah, aku akan berada di sisimu, jika aku bisa menjadi ayah yang baik itu tidak akan menjadi masalah."

"Tapi," Victoria Gong terdiam, lalu melanjutkan, "Aku juga ingin menjadi seorang Ibu yang baik."

"Kalau begitu mari kita lakukan ini bersama-sama," kata Wallace Mo, dia melirik buku yang ada di atas meja, dan berkata, "Ada juga hal-hal yang tidak akurat dalam buku ini, kita bisa melakukannya berdasarkan pendapat kita sendiri, siapa tahu bisa lebih baik. Jangan khawatir, oke? "

Setelah mendengar Wallace Mo berkata seperti ini, rasa kesal di dalam hati Victoria Gong menjadi pudar. Dia selalu begini, bisa menenangkan kegelisahan di hatinya.

Dia tersenyum, dia mendekat ke arah Wallace Mo, lalu bersandar di pundaknya, sambil menikmati senja yang indah.

Wallace Mo juga merangkul Victoria Gong, hatinya merasa sangat puas. Dia melirik jam, bertanya: "Victoria, malam nanti mau tidak pergi makan keluar? Aku tahu restoran Prancis yang baru saja dibuka, dan kamu pasti akan menyukainya."

Sesaat Victoria Gong ragu-ragu, berkata, "Tapi, seharusnya Ibu sudah menyiapkan makan malam."

"Tidak apa-apa, kita diam-diam menyelinap keluar," kata Wallace Mo, sambil memperhatikan Victoria Gong.

Diam-diam?

Ketika Victoria Gong mendengar dua kata ini, matanya sedikit berbinar-binar. Semenjak dia mengandung, dia tidak pernah melakukan hal semacam ini. Dia mengangguk dengan penuh semangat, berkata, "Baiklah, aku menyukainya." Dia sangat gembira.

"Cepat ganti pakaianmu," kata Wallace Mo.

Victoria Gong perlahan bangkit berdiri, lalu segera berganti pakaian, dia tersenyum dan berkata kepada Wallace Mo, "Ayo pergi."

Wallace Mo tersenyum, lalu menggandeng tangannya, lalu dia berjalan keluar kamar. Setelah menuruni tangga, harus pergi melewati dapur baru bisa keluar. Victoria Gong memeriksa keadaan, lalu memberi isyarat kepada Wallace Mo, karena takut jika Ibu Mo akan menemukan mereka.

Wallace Mo tersenyum, lalu memeluk Victoria Gong, berjalan keluar dari pintu dengan postur tubuh yang tegap.

Saat Wallace Mo mengangkat Victoria Gong, dia hampir saja berteriak, tapi untungnya dia segera menutup mulutnya di waktu yang tepat. Sampai dia masuk ke dalam mobil, dia baru bisa berani tertawa, "menyelinap" begini rasanya menyenangkan.

“Ayo pergi, Tuan Mo!” Sambil mengatakan ini, Victoria Gong memajukan badannya ke depan.

Wallace Mo tersenyum lembut, lalu menyalakan mobil, pergi menuju restoran Prancis itu.

Wallace Mo memesan tempat terlebih dahulu, jadi ketika mereka tiba di restoran, mereka akan langsung diantar ke dalam restoran.

Victoria Gong melihat sekitar, seolah-olah dia adalah seekor burung yang terperangkap dalam sangkar untuk waktu yang cukup lama, lalu menghirup udara segar di langit.

Wallace Mo tersenyum, lalu berbisik, "Victoria, kamu terlihat seperti Nenek Liu."

"Nenek Liu?"

Wallace Mo mengangguk, menatap Victoria Gong, berharap seperti apa reaksinya.

Victoria Gong masih tidak mengerti, bertanya, "Siapa itu Nenek Liu? Apakah kita punya Nenek yang lainnya?"

Mendengarkan Victoria Gong berkata seperti ini, Wallace Mo merasa tidak bisa berkata apa-apa, dia menggelengkan kepalanya, lalu memberikan segelas air kepada Victoria Gong. Dia berkata, "Bukan siapa-siapa, minum air."

"Cepat katakan siapa itu," Tanya Victoria Gong, dia samar-samar merasa bahwa Wallace Mo sedang mengolok-olok dirinya.

Wallace Mo tersenyum, berkata, "Aku punya Nenek, yang bermarga Liu. Ada suatu kali dia memasuki kota, lalu berdiri di sisi jalan dan memandangi gedung-gedung tinggi, di dalam hatinya, gedung ini benar-benar tinggi." Setelah menyelesaikan perkataannya, Wallace Mo tertawa terbahak-bahak.

Victoria Gong baru teringat bahwa "Nenek Liu" yang dimaksud oleh Wallace Mo adalah tokoh di "A Dream of Red Mansions". Dia berkata dengan putus asa: "Wallace Mo, apakah kamu tahu jika mempermainkan aku seperti ini, akibatnya akan sangat serius?"

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu