Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 288 Kecurigaan Muncul Kembali (2)

Victoria mengangguk, lalu berbarik, memejamkan matanya.

Mungkin terlalu lelah, mungkin juga karena mengandung ia semakin mudah mengantuk, dengan cepat, Victoria pun benar-benar tertidur.

Wallace menatapi Victoria, bibirnya tampak sedikit tersenyum. Tidak lalu, masuk sebuah pesan melalui ponselnya, ia menatap sejenak. Setelahnya, ia berdiri, mengecup kening Victoria dengan lembut, meninggalkan kamar pasien.

......

Ketika Victoria terbangun, hanya ada ia seorang di kamar pasien.

"Wallace." Ia memanggil, tapi tidak terdengar jawaban.

Ia merasa aneh, juga kecewa, jelas-jelas ia yang mengatakan mau menemani Victoria, tapi sekarang tidak terlihat batang hidungnya. Perlahan ia berdiri, memakai sendal, berjalan keluar, ingin mencari Wallace.

Setelah mencari di sekitar kamar pasien, ia tidak menemukan Wallace. Baru saja ingin kembali ke kamar, terdengar suara Willy dari balik tubuhnya.

"Direktur Mo, dokter mengatakan keadaan Elizabeth tidak begitu baik, luka di kepalanya cukup serius." Ucap Willy.

"Aku tahu, masalah ini jangan beri tahu Victoria." Jawab Wallace.

Elizabeth? Mengapa tidak boleh memberi tahunya?

Victoria berbalik, berjalan ke depan Wallace dan Willy. Karena sibuk berbicara, barulah mereka menyadari keberadaan Victoria.

"Victoria, kenapa kamu keluar?" Tanya Wallace.

Victoria tidak menggubris pertanyaannya, ia langsung berbicara: "Ada apa dengan Elizabeth?"

Wallace melihat ekspresinya, terpikirkan mungkin saja tadi ia mendengar pembicaraan mereka, Wallace pun tidak menutupi lagi, ia berbicara: "Elizabeth terkena luka serius, terutama bagian kepalanya, sekarang sedang berada di ICU, masih belum sadarkan diri."

Kepala? Victoria mengingat-ingat, satu-satunya kemungkinan adalah ketika Elizabeth melindunginya dan terkena pukulan Kelly. Saat itu ia didorong Elizabeth, ia tidak melihat, tidak disangka ternyata terkena kepalanya. Jika bukan Elizabeth, sekarang yang terkena luka serius adalah dirinya.

Victoria tercengang, ia bertanya: "Bagaimana bisa seperti ini?"

Melihat ekspresi Victoria, Wallace langsung menenangkannya: "Victoria, kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah menyuruh dokter paling bagus di rumah sakit untuk menyelamatkannya, tidak akan terjadi apa-apa padanya."

"Aku ingin pergi melihatnya." Ucap Victoria.

Wallace hanya bisa mengiyakan, membawa Victoria pergi ke ruang pasien Elizabeth.

Victoria berjalan mendekat, duduk di sisi Elizabeth, terlihat luka di wajahnya, perasaannya pun berubah semakin merasa bersalah. Saat ini ia lupa akan kebencian di antaranya dan Elizabeth, ia hanya mengingat demi dirinya, Elizabeth menderita luka serius. Bisa dibilang, Elizabeth menyelamatkannya dan bayi dalam kandungannya.

Melihat Victoria yang seperti ini, Wallace berjalan ke sisinya, membiarkan Victoria bersandar padanya, berkata dengan lembut: "Victoria, jangan khawatir." Ia tahu Victoria pasti menyalahkan diri sendiri.

"Semua karena salahku." Victoria tersendat, lalu melanjutkan berbicara, "Jika aku tidak kabur, semua ini tidak akan terjadi." Jika ia tidak kabur, Kelly pun tidak memiliki kesempatan untuk menangkapnya, Elizabeth lebih tidak mungkin lagi terluka karena menyelamatkannya.

"Tidak apa. Aku sudah menyuruh Willy mencari spesialis di bidang ini, pasti bisa menyelamatkannya." Ucap Wallace, tangan kanannya mengelus kepala Victoria.

Victoria menengadah menatap Wallace, bertanya: "Benarkah?"

Wallace mengangguk dengan kuat, menatap sejenak Elizabeth, berkata dengan suara rendah: "Ia tidak akan apa-apa."

Tatapan ini, nada bicara ini, bagi Victoria, terasa hangat. Tiba hingga saat ini, Victoria baru terpikirkan, mungkin Wallace lah yang justru paling terluka, Elizabeth adalah Ibu dari Putranya, juga adalah orang yang ia cintai. Hatinya mungkin saja menyalahkan Victoria, memikirkan ini, Victoria terpaku, menyadari sepertinya ia bukanlah yang utama.

"Aku pergi dulu." Ucap Victoria, sembari berdiri, ingin meninggalkan kamar pasien.

"Aku menemanimu." Ucap Wallace.

Victoria langsung menjawab: "Tidak usah, kamu temani Elizabeth saja."

Selesai berbicara, ia pun langsung meninggalkan kamar pasien.

Wallace yang ditinggalkan Victoria tampak merasa aneh, mengapa tiba-tiba ia memiliki respon yang seperti ini, lalu juga meninggalkan kamar pasien. Melihat Willy berada di pintu kamar, ia memberi perintah: "Carikan ia suster, lalu kamu pergi ke kantor."

"Baiklah." Willy mengangguk.

Mendengar respon Willy, Wallace pun langsung sibuk mengejar Victoria. Hanya saja begitu sampai di depan pintu, pintu kamar tertutup. Ia mencoba membukanya, tetapi menyadari telah dikunci oleh Victoria.

"Victoria, buka pintu." Wallace berkata dengan panik, ia tidak tahu mengapa setelah bertemu Elizabeth, sikapnya berubah 180 derajat.

Saat itu, Victoria bersandar di balik pintu, hatinya terasa sedih. Jelas-jelas ia tahu perasaan Wallace terhadap Elizabeth, tapi tadi masih merasa Wallace mencintainya, benar-benar mengambil sendiri kesimpulan.

"Victoria, buka pintu." Wallace masih tetap mengetuk.

"Kamu pergi saja menemani Elizabeth." Ucap Victoria sambil menahan sedih. Elizabeth menyelamatkannya, ia sangat berterima kasih. Tapi masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan pertengkaran mereka, mengetahui Wallace memperhatikan Elizabeth, ia masih saja merasa sakit hati. Wallace adalah kekasihnya, tidak boleh dilepaskan begitu saja.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu