Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 165 Dia Juga Bisa Perhitungan (2)

Wallace Mo menjawabnya singkat, bahkan terasa seperti sedang menjawab asistennya di dalam kantor, tapi Victoria tetap merasa terharu, dia menyembunyikan perasaan senangnya dan berkata: "Bagus kalau kamu tahu."

Ekspresinya yang sombong itu sangat memikat Wallace, tapi melihat waktu yang tidak banyak lagi, Wallace juga tidak bisa berbuat apa-apa, dia menciumnya dan berangkat ke kantor.

Setelah mengantar Wallace keluar, Victoria kembali tidur di kamar, hingga mendengar telepon dari Berly Liu, Victoria baru bangun.

"Ada apa?" Victoria masih berada di balik selimut, dia tidak ingin bergerak, tetap memejamkan matanya.

"Keluarlah duduk-duduk, ada restoran hotpot yang enak, kita pergi yuk?" Berly Liu tersenyum.

Victoria membalikkan badannya, dia melihat jam di samping ranjang, sudah hampir jam satu, kebetulan dia juga merasa lapar, "Baiklah, sebentar lagi aku keluar."

"Kamu masih tidur?" Berly Liu kaget dan menjerit.

Victoria pun merasa malu dan berkata: "Iya, tidur siang."

"Hehe." Berly Liu tertawa genit, "Aku ngerti, sebentar lagi aku kirim alamatnya, kamu langsung datang ya."

Victoria berpura-pura tenang dan menjawabnya datar: "Oke, aku tahu."

Setelah menutup telepon, Victoria pun segera bangkit dari ranjangnya, mandi dan mengganti baju, lalu mengambil tasnya dan keluar.

Alamat yang diberikan Berly tidak begitu jauh dari kantor Wallace, setelah Victoria memberi kabar kepada Wallace, dia pun berangkat menuju restoran hotpot itu.

Sepertinya restoran ini masih baru, banyak buket bunga di depan pintu, Berly duduk di dekat jendela di sudut restoran, di sampingnya ada sebuat pot bunga yang menutupinya, Victoria masuk, mencari ke sekeliling dan tidak menemukannya, setelah Berly berdiri, dia baru melihatnya.

Setelah duduk, Victoria pun merasa lucu dan berkata: "Kamu mau makan hotpot atau bersembunyi, kok milih tempat ini."

"Disini lebih tenang, terus ada pemandangan juga, terus juga bisa menghindar dari orang yang kita kenal." Berly pun tertawa dan berkata: "Aku paling benci kalau sedang makan malah bertemu dengan orang yang dikenal."

Victoria melihat sudah ada banyak makanan di atas meja: "Oke deh, kamu sudah pesan ya."

"Kamu datang sudah bisa langsung makan bukan, lihatlah betapa baiknya aku!" Berly menatap Victoria dan tertawa: "Kamu sekarang sudah berkeluarga, keluar rumah saja pun susah, tentu saja tidak boleh menyia-nyiakan waktu."

Berly sengaja menyindirnya, Victoria tentu tahu, dia pun tersipu malu dan berkata: "Apaan sih, aku tiap hari juga ada waktu."

"Semua orang bilang waktu akan terasa singkat kalau dilewati dengan bahagia, aku pikir, bos Mo pasti akan sangat menderita, meninggalkanmu dan pergi bekerja!" Berly pun memandangnya genit.

"Mana ada?" Victoria melotot, dia berkata pelan: "Aku juga kadang-kadang ke kantor..."

"Hei wanita cantik, kamu ingin membuatku iri ya!" Berly memegang dadanya dan berkata: "Sejak kamu bersama bos Mo, aku benar-benar merasa suami istri seperti kalian sangat jahat kepadaku!"

"Aku juga tidak melarang kamu jahat kepadaku!" Victoria pun menjulingkan matanya dan berkata: "Kamu boleh membalasku juga, Berly Liu, aku sangat menantikanmu meninggalkan kehidupan single!"

"Huh! Kalau aku tidak single lagi, aku juga tidak akan semesra kalian!" Kata Berly Liu dengan sangat yakin.

Victoria pun tertawa, dia sama sekali tidak percaya.

Sambil makan sambil ngobrol, waktu pun terasa sangat cepat berlalu.

"Kamu memikirkan apa, jelas-jelas William merindukan ayahnya, tapi malah pura-pura tidak tahu, setelah bertemu dengannya malah tidak mengatakan apa-apa?"

Di belakang pot bunga tiba-tiba terdengar suara seorang wanita, membuat Berly dan Victoria saling menatap, mereka sama-sama terkejut.

"Dia sudah menikah, aku harus bagaimana? Masa aku harus menghancurkan pernikahannya?" Suara wanita itu sangat lembut, dan pasrah.

Dan yang paling penting adalah, Victoria sangat kenal dengan suara ini, ini suara Elizabeth.

"Kenapa kalau sudah nikah? Kamu lebih duluan bersamanya, dan punya anak sebesar ini, saat dia menikah dia tidak tahu keberadaan William, kalau dia tahu, mana mungkin dia membiarkan anaknya sendiri tidak punya ayah?" Wanita satunya lagi sangat emosi, lalu melanjutkan: "Lagipula, kamu tidak memikirkan William?"

"William..." Elizabeth terdiam.

"William memang anak yang baik, tapi apakah kamu mengira dia tidak tidak menginginkan ayahnya? Lihatlah anak orang lain, di umur segini masih sangat nakal, tapi kamu lihat William, benar-benar membuat orang sedih, dia juga sedikit penakut, itu karena dia tidak punya ayah!"

Wanita itu sangat emosi: "Dulu kamu dan dia hanya melakukannya sekali saja, langsung ada William, bukankah ini jodoh?"

"Tapi kamu bodoh, jelas-jelas ini pertama kali kamu berhubungan dengannya, malah ditinggalkannya, sudah punya anak juga tidak berani mencarinya, sudah delapan tahun, oke, sekarang dia juga sudah menikah, gerakanmu lambat, kalau kamu cepat, bagaimana mungkin William tidak punya ayah?"

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu