Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 35 Sandiwara Kecil (2)

Air matanya tak henti mengalir, Victoria mengeluarkan semua keluh kesahnya… Dan menangis sepuasnya, hati Wallace terenyuh melihatnya, ia tak mempedulikan apa-apa lagi, langsung memeluk Victoria erat-erat, sorot matanya nampak lembut, sebelah tangannya mengusap punggung Victoria, Victoria menangis dalam pelukannya.

"Brengsek! Kau cuma… Cuma bisa membuliku… Aku benci kamu… Benci…"

Kata Victoria mulai gelagapan, membuat Wallace pasrah, menghela napas dan menjawab, "Baik, aku brengsek, aku menyebalkan. Jangan nangis lagi, oke? Kalau nangis kau akan jadi kucing belang!"

Begitu mendengarnya, mulut Victoria mengembung, ia mengangkat kepalanya dan menatap Wallace, dengan tidak terima berkata, "Kau yang kucing belang! Aku bukan kucing belang!"

Wallace menatap Victoria, ingin tertawa tapi tidak bisa, ia semakin lembut, memeluk erat Victoria, sebelah tangannya mengusap air matanya, gerakannya sangat lembut, seperti takut mengagetkannya, ia sangat berhati-hati.

"Jangan nangis lagi, tenggorokanmu akan sakit," kata Wallace pelan, melihat Victoria dengan mata berkaca-kaca itu ia menepuk-nepuk punggungnya. "Sudah tidak marah?"

"Huh!"

Victoria mengalihkan pandangan, setetes air mata jatuh dari matanya, tepat jatuh di punggung tangan Wallace, membuat Wallace terdiam, terlihat cinta pada sorot matanya, dengan suara pelan ia berkata, "Victoria, aku tahu kalau aku tidak begini, mungkin kamu seumur hidup tak akan kembali…"

'Seumur hidup', dua kata itu membuat hati Victoria berdegup, tanpa sadar ia memandang Wallace yang sedang menatapnya, membuat keraguan terlintas di matanya.

"Victoria, aku tak perlu banyak bicara kau seharusnya juga mengerti. Bagaimana aku, Wallace, memperlakukanmu, kau yang paling mengerti. Jadi Victoria, maafkan kebohonganku. Jangan marah padaku lagi?" Katanya, mungkin inilah suara Wallace yang paling pelan, dalam hal perasaan tidak ada siapapun yang lebih kuat, hanya ada siapa yang lebih mencintai pasangannya sedikit lebih banyak.

Namun sekarang, tak ada yang mengerti cinta.

"Wallace…" Ujar Victoria sedikit ragu, ia tahu setiap kata yang Wallace ucapkan sekarang semuanya ia utarakan dari lubuk hatinya, hanya saja sekarang Victoria sedikit takut.

Mereka memang pasangan suami istri, tetapi pada awalnya mereka hanya terikat bersama demi kepentingan masing-masing. Sekarang setelah melewati banyak hal, bohong kalau bilang ia tidak punya perasaan terhadapnya, tapi ia takut itu hanya sementara.

Kalau bukan untuk seumur hidup, ia tidak mau.

"Victoria?" Ujar Wallace mengangkat alisnya, ia memeluk Victoria lebih erat lagi, hingga ia bisa merasakan detak jantungnya, juga merasakan napasnya yang tidak beraturan, apa yang masih ia ragukan?

"Wallace, apakah kita tidak terlalu cepat?" Tanyanya setelah ragu untuk beberapa saat, sejak ia baru kenal hingga berhubungan intim, semuanya bagaikan sebuah film, kalau saja ia tidak mengalaminya sendiri, mana bisa ia mempercayainya?

"Cepat? Aku malah merasa lambat..." Kata Wallace tersenyum, lalu menekan kepala Victoria, memasukkan kata-kata Victoria selanjutnya ke dalam mulutnya, lalu menghisap mulut Victoria dalam-dalam, merasakan rasa manis yang sudah lama tak ia rasakan, sorot matanya akhirnya terlihat puas.

"Uh..." Desah Victoria melotot melihat wajah tampan yang begitu dekat itu, jelas-jelas mereka sedang membahas masalah di antara mereka,tapi apa-apaan ini sekarang!

Sebelah tangan besarnya mendadak mendarat di dada Victoria, membuat Victoria terkejut, pandangannya sedikit kabur, perasaan bergairah yang telah lama tak ia rasakan menerpanya, membuat tubuhnya lemas, ia menopang dirinya dengan kekuatan terakhirnya, dengan tak karuan ia berkata pelan, "Wallace, jangan..."

"Tidak mau?"

Pandangan Wallace nampak sangat dalam, ia membopong Victoria dan berjalan ke arah ranjang, dengan berhati-hati meletakkannya di atas ranjang, tanpa menunggu jawaban Victoria, ia segera naik ke atasnya, ia mengecup bibir Victoria yang ranum itu, lalu berkata sambil tersenyum, "Victoria, aku menginginkanmu."

Setelah mengatakannya ia mencium Victoria lagi, membuatnya tak bisa menolak dengan sepatah kata pun...

Malam pun berlalu.

Begitu cahaya matahari menyinari wajah Victoria, ia baru sedikit bergerak, lalu meregangkan tubuhnya, sekujur tubuhnya nyeri, membuat pipinya memerah, ia segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

Sepertinya kemarin malam ia datang sendiri untuk dimangsa seseorang?

Setelah yakin bahwa seseorang itu sudah berangkat kerja, baru Victoria membuka selimut.

"Ah!"

Ia berteriak nyaring, lalu menutupi dirinya erat-erat dengan selimut, ia melotot melihat Wallace yang berada di depan matanya, ia sedang berdiri di tepi ranjang memandanginya...

Victoria pun segera menyadari sesuatu, ia buru-buru mengalihkan pandangan, lalu dengan malu bergumam, "Kau... Kau kenapa belum berangkat kerja? Dan... Dan masih di sini mengagetkanku..."

Terutama saat melihat di tubuh Wallace terdapat beberapa bekas yang tertinggal, Victoria pun bertambah malu sampai-sampai ingin mencari sebuah celah untuk dimasuki dan bersembunyi di dalamnya!

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu