Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 558 Kesempatan Tak Terduga (2)

Nona Wen berinisiatif berjalan ke depan mereka, tersenyum sambil mengangguk: "Halo, aku ketua kreatif dari perusahaan Wen."

Begitu nona Wen menyebutkan, Bianca Ye langsung mengerti: "Oh, aku ingat, kita bertemu di pesta waktu itu. Ayahmu sering sekali memujimu, beliau bilang kamu polos dan anggun. Dirimu adalah kebanggaan ayahmu."

Mendengar ucapan tersebut, muncul wajah bangga pada wajah nona Wen, tersenyum: "Ayahku terlalu melebih-lebihkan."

"Kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di sini. Bagaimana? Apa menyenangkan bermain di sini?"

"Senang sekali."

"Hm, kalau begitu aku tidak akan mengganggumu."

Setelah percakapan singkat, Bianca Ye menoleh ke arah Vanny: "Vanny, kenapa bengong begitu? Ayo jalan. Kami membawakanmu banyak sekali makanan yang kamu sukai. Ini sengaja dibuat untukmu."

"Aku..."

Ekspresi Vanny agak canggung, Vanny tak bicara, juga tak bergerak.

Ketika Bianca Ye kebingungan, sang bos membuka mulut.

Melalui percakapan barusan, bos tahu bahwa kedua orang ini adalah orang yang penting bagi Vanny, tatapannya beralih, bos tahu apa yang harus dia ucapkan.

Bos berdeham pelan, dengan wajah serius berkata: "Vanny sudah keluar dari pekerjaan."

"Kenapa?"

"Karena dia dicurigai mengambil barang berharga tamu, untuk menghindari membawa pengaruh tak baik pada tamu, Vanny terpaksa pergi."

Bianca Ye tampak marah, "Vanny mencuri? Lucu sekali. Vanny memiliki teman seperti kami, apakah dia akan mencuri? Bicara dengan jelas, benda siapa yang dia curi?"

"Dia..."

Tanpa menunggu sang bos bicara, nona Wen langsung menginterupsi: "Sebenarnya itu salah paham. Tiba-tiba aku teringat, kalungku sepertinya dipinjam oleh temanku. Kalungku tidak hilang."

Nona Wen mengambil keuntungan dari situasi ini dan hal tersebut di luar ekspektasi semua orang.

Nona Wen ingin berbaik hati dengan Vanny. Tak mungkin karena orang yang tak penting, dia membuat kesal kedua keluarga.

Nona Wen membereskan Vanny dulu, baru bicara lagi. Sekarang, nona Wen ingin mengambil kesempatan panjat sosial dengan dua orang ini, itulah hal yang terpenting sekarang.

Melihat nona Wen merubah ucapannya, sang bos tahu masalah ini berubah menjadi lebih baik.

"Kalau begitu ada apa dengan kalung yang ada di kamar Vanny?"

"Bagaimana aku tahu dengan jelas? Mungkin temannya yang memberikannya?"

Setelah berucap, nona Wen mengeluarkan kalung berlian tersebut, menggertakkan giginya dan memberikannya ke Vanny.

Kalau berakting, harus berakting sampai selesai. Karena nona Wen sudah berucap, nona Wen terpaksa merelakan kalungnya. Di saat yang sama, kebencian terhadap Vanny agak bertambah.

Bianca Ye melihat ke arah Vanny, lalu melihat ke nona Wen lalu bertanya: "Jadi semuanya salah paham?"

"Ya."

"Kalau begitu sudah selesai. Karena itu salah paham, Vanny kamu tetap bekerja di sini sana untuk menemaniku dan Ani. Sulit sekali Ani meluangkan waktunya, kamu tidak boleh mengecewakannya."

Vanny sungguh tak ingin ada masalah lagi dengan nona Wen. Tepat sekali hari ini Yunardi Mu tidak ada, dirinya memiliki alasan dan bisa berbohong dengan mudah.

Tapi segalanya berubah karena kemunculan Bianca Ye dan Ani Xie.

Vanny menghela napas dengan tak berdaya, "Baiklah."

Melihat Vanny menghela napas lega, Bianca Ye sangat gembira.

Ketika Bianca Ye ingin bicara sesuatu dengan Vanny, di belakangnya ada seseorang menghampiri untuk mengajaknya bicara.

"Halo nona Ye, nyonya Xiao, senang sekali bertemu kalian."

Begitu menoleh, ternyata gadis berambut merah yang berada di samping nona Wen yang berucap.

Keluarga gadis berambut merah itu adalah keluarga penting. Walaupun tak bisa dibandingkan dengan perusahaan Wen, tapi keluarganya juga terpandang.

Memiliki kesempatan untuk mengenal orang terkenal, wanita berambut merah itu tentu saja tidak akan mau kehilangan kesempatan seperti ini, wanita berambut merah itu berinisiatif panjat sosial.

Bianca Ye tak mengenal wanita ini, Bianca Ye hanya mengangguk sopan: "Halo."

"Aku...."

"Maaf, sekarang aku agak lelah. Aku ingin ke kamar dulu istirahat. Maaf tak bisa menemanimu."

Ketika wanita berambut merah itu ingin mengatakan sesuatu, Ani Xie langsung menginterupsi, berbalik sambil menggenggam tangan Vanny lalu pergi.

Ekspresi wajah wanita itu tampak canggung, senyumnya terpaksa: "Baik, anda istirahat dulu saja."

Menunggu beberapa orang itu pergi menjauh, wanita berambut merah mendengus kesal: "Huh, hanya artis tak terkenal saja."

"Tak masalah kalau dia hanya artis kecil, tapi dia juga nyonya dari keluarga Xiao. Hanya dengan sebatas identitas itu, selamanya kamu tidak akan bisa melampauinya."

Walaupun ucapan itu nyata, tapi wanita berambut merah masih angkuh melebihi langit, sama sekali tak menganggap Ani Xie. Mendengar ucapan temannya, wanita itu langsung menyanggah dengan tak senang.

"Lalu kenapa kalau dia sekarang seorang nyonya? Latar belakang keluarganya biasa saja, kalau ingin ditelantarkan ya akan begitu saja ditelantarkan. Seorang istri ditelantarkan oleh keluarga kaya, lalu kisahnya berakhir tragis. Ada banyak cerita seperti itu."

"Ya ya, itu yang akan terjadi nanti. Sekarang, Vanny mendapatkan dua orang pendukung. Sekarang sulit untuk memberikan Vanny pelajaran."

"Tidak hanya itu. Untung saja tadi respon Wen cepat dan tidak membuat mereka tahu kebenarannya. Kalau tidak, trik kecil kita ini bisa disadari oleh mereka."

"Ah aku sungguh tak menyangka Vanny kenal dengan orang-orang seperti itu. Sulit sekali menyingkirkan Vanny."

Nona Wen mendengarkan di sebelah lalu tiba-tiba mendengus: "Apanya yang sulit? Aku bisa mengusirnya dan juga membuat reputasinya jelek!"

"Wen, kamu memiliki caranya?"

"Tentu saja. Kali ini aku akan membiarkan Vanny sendirian tanpa teman-temannya!"

Melihat sikap tegas nona Wen, yang lain langsung tahu, nona Wen akan membuat pergerakan besar.

……

Ani Xie dan Vanny pulang bersama ke asrama, Ani Xie memarahi Bianca Ye, melihat kamar yang begitu sederhana, wanita itu menggeleng.

"Katamu, di sana lingkungan asramanya sangat bagus. Kamu tak mau pergi, kamu sangat ingin menelan kesulitan di sini. Aku sungguh tak mengerti dirimu."

Vanny tersenyum lalu menuangkan teh ke gelas dan berkata: "Senang sudah cukup bagiku. Ini tidak ada hubungannya besar atau kecil."

"Hm, ucapan itu benar. Tapi apa dirimu senang?"

Vanny langsung menggunakan senyuman yang paling cerah, "Tentu saja aku senang. Kalian juga lihat, lingkungan di sini bagus sekali. Aku bisa bekerja di sini, aku bisa melatih diriku menjadi kuat di sini."

"Tadi wanita-wanita itu, mereka mencari masalah denganmu?"

"Hanya masalah kecil. Sudah berlalu."

Mendengar jawaban Vanny, pasti ada masalah.

Bianca Ye mengedarkan pandangannya, dengan dongkol berkata: "Mereka menjebakmu dan mengiramu mencuri barang, kan? Orang-orang itu.... tak ku sangka mereka berani menindasmu. Sekarang aku akan membereskan mereka."

Setelah berucap, Bianca Ye bangkit ingin pergi.

Tapi Vanny tak ingin masalah menjadi rumit, Vanny menghalangi Bianca Ye, dengan nada bercanda berkata: "Jangan kasar begitu. Sekarang kamu sudah bertunangan, kamu harus tenang, kalau tidak kamu akan tumbuh jerawat."

"Aduh Vanny, aku serius."

"Aku juga serius. Akhir-akhir ini kamu tidak merawat kulitmu, kan? Kenapa terasa kasar seperti ini? Kamu lihat, di sini pori-porinya membesar, di sini ada jerawat kecil, kondisi kulitmu kacau sekali."

Sambil bicara, sambil Vanny menggelengkan kepalanya kesal. Seperti kulitnya yang tak bisa diselamatkan.

Dua hari ini Bianca Ye sibuk di luar, dia tak ada waktu merawat kulitnya.

Apakah karena beberapa hari ini malas, dirinya sudah membuat kondisi kulitnya kacau?

Bianca Ye menoleh melihat Ani Xie, suaranya agak panik lalu bertanya: "Ani, sungguh seperti itu?"

"Jangan dengarkan omong kosongnya. Dia hanya sedang mengalihkan topik pembicaraan."

Setelah berucap, Ani Xie mengernyitkan alisnya ke arah Vanny, memberitahu agar Vanny tak menakuti Bianca Ye.

Karena sedang menyiapkan persiapan pernikahan, Bianca Ye menjadi tak tenang. Jika temannya kembali menggodanya, Bianca Ye akan meledak dan pergi.

Vanny menjulurkan lidahnya lalu tertawa sambil meminta maaf pada Bianca Ye.

Begitu melihat ekspresi Vanny, Bianca Ye tahu dirinya digoda oleh Vanny.

Alisnya berkerut, dengan tak puas Bianca Ye menjawab: "Vanny jelek! Aku hampir ditipu olehmu! Lihat saja, aku akan memberikan sesuatu yang hebat padamu!"

Setelah berucap, Bianca Ye mengulurkan tangan lalu menggelitik Vanny.

Vanny sangat takut dengan kelitikan, dengan mudah Vanny dapat dikontrol oleh Bianca Ye.

Keduanya saling kejar-kejaran. Ani Xie yang berdiri di tengah ruangan tak lepas dari tabrakan mereka.

Dua anak ini....

Ani Xie pasrah, lalu mengulurkan tangan menghalangi Bianca Ye, "Baiklah, jangan ribut. Kita bicarakan baik-baik, oke?"

Vanny berdiri dengan terengah-engah dan berkata: "Ya, karena kalian datang untuk liburan, istirahatlah dengan baik, jangan khawatir. Walaupun pemandian air panas baru dibangun, tapi fungsi penyembuhannya lumayan bagus. Nanti kalian coba."

"Ada pemandian air panas? Kalau begitu aku mau berendam, untuk mengurangi orang yang selalu dingin padaku. Ah benar, sekalian suruh Yunardi membawakam makanan enak saat pulang. Kami membawa wine, nanti malam kita minum bersama."

Tak disangka dua orang ini juga membawa wine.

"Sepertinya kalian penuh persiapan."

"Tentu saja. Malam ini, kalau tidak mabuk, tak boleh pulang!"

Yunardi Mu baru pulang dari belanja, pria itu masih belum tahu segalanya yang terjadi di penginapan.

Yunardi Mu sama seperti sebelumnya, berdiri di belakang truk untuk mengangkat persediaan makanan. Di dahinya keluar bulir-bulir keringat!

"Yunardi!"

Ketika Yunardi Mu sedang mengangkat sekantung kentang, pria itu mendengar ada yang meneriakkan namanya.

Dan suaranya sangat familiar.

Kentang yang berada di bahu jatuh, hampir melukai kaki Yunardi Mu.

Yunardi Mu menggoyangkan pergelangan kakinya dengan wajah menahan sakit, lalu mendongak melihat ke wanita yang ada di depannya. Yunardi Mu sangat terkejut, "Kenapa kalian di sini?"

Bianca Ye cemberut, "Gunung ini tidak dikontrak olehmu. Kalau kamu bisa datang, kenapa kami tidak? Di tambah lagi kamu bekerja di sini. Apakah pantas kamu berucap dengan nada seperti itu pada tamu?"

Mendengar Bianca Ye berucap seperti itu, Yunardi Mu langsung tahu situasi yang terjadi.

Tapi kenapa kalau sudah tahu? Itu tak akan merubah apapun.

Yunardi Mu tersenyum pada orang di hadapannya, "Aku hany bertanya. Kenapa kesal begitu? Yang datang adalah tamu, selamat datang."

Bianca Ye bertanya: "Aku mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Yonardo. Katanya kamu ingin melepaskan segalanya, kamu ingin memulai semuanya dari awal. Apa itu benar?"

"Ya, benar."

"Maaf, apa maksudnya kamu melakukan itu?"

Dengan wajah penuh penantian Yunardi Mu menjawab: "Karena aku dan Vanny sama. Dia tidak akan ada alasan lagi menolakku dan kami berdua bisa bersama."

Ani Xie mendengus pelan, "Mungkin itu hanya harapan indahmu saja."

Kedua orang ini pasti tak akan mungkin muncul tanpa sesuatu. Sekarang mereka berkata seperti ini, pasti mereka tahu sesuatu.

Yunardi Mu menarik senyumannya dan bertanya: "Vanny berkata apa padamu?"

"Vanny tak bilang apapun, itu masalahnya."

Ani Xie berbasa-basi, membuat Yunardi Mu tak sabar, "Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Bicara yang jelas."

Ani Xie tidak berbasa-basi lagi, "Hari ini, ketika kami datang, ada yang bilang Vanny mencuri barang dan memecat Vanny. Lalu orang yang kehilangan barang berkata bahwa itu salah paham dan melupakan masalah ini. Walaupun tak ada buktinya, tapi itu membuat Vanny merasa bersalah."

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu