Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 559 Apakah Kamu Akan Menyesal (2)

Sedih? Sakit? Tentu saja hatinya merasa sedih dan sakit.

Vanny tidak bisa membayangkan seperti apa Yunardi Mu yang menjadi pendiam.

Yunardi Mu yang dirinya kenal seperti matahari di langit, dia seharusnya bersinar dengan terang dan menjadi orang yang dihormati orang-orang, bukan seperti sekarang yang menjadi orang yang tak dikenal di gunung terpencil ini.

Melihat Vanny diam, Bianca Ye yang berada di samping menambahkan: "Jika dua bulan ini Yunardi bisa melupakanmu, kami tidak akan menggantikan dia bicara seperti ini kepadamu. Tapi dia sungguh seperti orang lain, selain bekerja, dia tidak pergi berpesta, tidak pergi ke perkumpulan. Dia seperti tak peduli apapun. Dengan identitasnya, tentu saja banyak wanita cantik yang berinisiatif jatuh ke pelukannya, seperti nona Wen itu. Tapi Yunardi Mu tak pernah melihat mereka, Yunardi... selalu menunggumu."

Vanny menghembuskan napasnya pelan, memejamkan kedua matanya: "Aku lelah dengannya."

Ucapan Vanny membuat Bianca Ye menggelengkan kepala dan berkata: "Saat ini, kamu masih tak mengerti perasaan Yunardi. Dia sungguh bekerja keras demi dirimu."

"Apa?"

"Yunardi bisa tahan dengan kesendirian, tapi dia tak bisa tahan diabaikan oleh dirimu. Dia mengerahkan begitu banyak hal untukmu. Kamu lah yang paling tahu, apa yang Yunardi ingin dapatkan."

Vanny menundukkan kepalanya, suaranya terdengar getir, "Tapi aku tak bisa memberikannya."

"Kamu bisa memberikannya selama kamu bersedia. Kalian bisa menjadi pasangan yang bahagia."

Vanny menggenggam gelas wine, dahinya berkerut: "Tapi aku takut. Aku takut tak bisa memberikan yang Yunardi inginkan."

"Bahagia bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan satu langkah, semuanya harus belajar dengan pelan-pelan, pelan-pelan merubah. Jalan hidup sangat panjang, tidak mungkin kita bisa langsung melihat akhir kehidupan. Jika hanya karena tidak yakin, lalu menyerah pada satu orang, itu tidak adil."

"Terlebih lagi di hatimu ada Yunardi. Kenapa kalian tidak saling memberi kesempatan? Jika kamu kehilangannya, mungkin... selamanya kamu tidak akan mendapatkan orang sebaik Yunardi. Apakah kamu tidak akan menyesal?"

Apakah aku akan menyesal?

Vanny perlahan-lahan memejamkan mata, hatinya kacau balau.

Ketika Vanny ragu, di luar penginapan terdengar suara sirine mobil polisi, hal itu menarik perhatian orang-orang.

Bianca Ye berdiri lalu melihat ke arah bawah dan berkata pada dirinya sendiri: "Kenapa polisi datang?"

Polisi masuk ke dalam penginapan, sang bos langsung menyambutnya, dengan ketakutan sang bos bertanya: "Halo, ada apa pak polisi kemari?"

"Kami menerima laporan yang mengatakan ada orang yang mengonsumsi narkoba di keramaian!"

"Ha?"

Sang bos tak berani percaya dengan yang ia dengar.

"Suruh semua tamumu keluar, kami akan memeriksa."

"Oh, aku mengerti."

Sang bos berbalik dan menyuruh pegawainya memberi pengumuman, tak lama kemudian seluruh tamu keluar dan berkumpul di lobi.

Di waktu ini, semua orang sudah bersiap istirahat tapi entah kenapa mereka disuruh berkumpul di sini, suara keluhan terdengar dimana-mana.

"Sebenarnya siapa yang melakukan? Maju dan akui! Kenapa harus membuat orang lain ikut lelah."

"Ya ya. Liburan indahku jadi hancur."

Suara keluhan semakin lama semakin besar, polisi memberi peringatan: "Diam. Tak boleh saling berbisik!"

Seluruh tamu pasrah lalu diam.

Beberapa saat kemudian, polisi yang bertanggung jawab melakukan pemeriksaan berjalan keluar, lalu polisi tersebut menggeleng pada ketuanya: "Tidak ada."

Kepala polisi tersebut mengerutkan dahi: "Apakah ada orang yang membuat laporan palsu?"

Mendengar ucapan tersebut, sang bos yang berada di samping menambahkan: "Ya ya pasti begitu. Tamuku di sini orang yang baik, tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Kepala polisi tersebut mengernyit, kembali memeriksa kumpulan orang-orang tersebut.

Tiba-tiba, mata kepala polisi itu jatuh pada seseorang.

Kepala polisi tersebut melihat Ani Xie di kerumunan, kepala polisi menunjuk Ani Xie dan bertanya: "Kamu artis yang bernama Ani Xie, kan?"

Ekspresi Ani Xie tenang, lalu Ani Xie mengangguk dan berkata: "Ya."

"Tolong keluarkan barang-barang pribadimu."

Jelas sekali, polisi ini sedang mencurigai Ani Xie.

Walaupun polisi tak mengatakan apapun, tapi Ani Xie adalah publik figur. Orang-orang memiliki kebiasaan untuk memeriksa kesalahan orang terkenal seperti Ani Xie.

Seperti sekarang. Polisi hanya meminta Ani Xie bekerja sama dalam pemeriksaan, tapi sudah banyak orang yang diam-diam mengira Ani Xie bersalah.

Ani Xie sangat tenang, sambil tersenyum bertanya: "Kenapa? Apa karena aku artis jadi aku menjadi objek utama pemeriksaan kalian?"

Polisi tak menjawab pertanyaan Ani Xie, dengan suara tegas polisi hanya menjawab: "Tolong anda bekerja sama dengan kami dalam pemeriksaan."

"Tentu saja. Aku sangat mengerti pekerjaan kalian."

Setelah berucap, Ani Xie membawa barang yang sudah diperiksa oleh polisi kembali ke kamarnya. Seluruh barang-barangnya diperiksa dengan teliti oleh pihak kepolisian.

Melalui pemeriksaan, tidak ada masalah apapun pada Ani Xie. Polisi investigasi dengan cepat melaporkan laporan tersebut.

Di pemeriksaan tersebut, polisi tak menemukan apapun. Ketua polisi mengernyit lalu berkata pada Ani Xie: "Maaf."

Ani Xie memasang ekspresi wajah memaklumi: "Tak masalah, itu kan memang pekerjaan polisi."

Para polisi sia-sia datang kemari, membuang sia-sia tenaga dan materi. Di saat yang sama, mereka juga membuat para tamu tak nyaman.

Dan pembuat segala kekacauan ini adalah telepon dari orang yang tidak diketahui jejaknya.

Teringat hal itu, kepala polisi merasa kesal sekali, dahinya semakin berkerut.

"Sebenarnya siapa yang melakukan laporan palsu? Ini melanggar hukum. Dia harus mendapat hukuman."

Ada seseorang yang memberi saran pada ketua polisi: "Ketua, aku tebak orang yang melaporkan tahu bahwa di sini ada artis, lalu orang itu ingin membuat berita palsu. Kita harus meminta nomor telpon pelapor pada kantor pusat, mungkin kita bisa tahu siapa yang menelpon."

Ketua polisi mengangguk, lalu menyuruh seseorang meminta nomor telepon pelapor ke kantor pusat.

Dengan cepat, nomor telepon pelapor dikirim. Ketua polisi menelpon pelapor tersebut dengan ponselnya sendiri.

Triring... triring...

Di kesunyian, tiba-tiba ponsel Vanny berdering.

Ponsel ini adalah ponsel yang diberikan sang bos.

Walaupun penginapan ini tak besar, tapi ada beberapa lantai, ketika bos membutuhkan Vanny, dengan menelpon bisa lebih memudahkan mencari Vanny.

Karena itu ponsel baru, Vanny belum familiar dengan dering ponselnya sendiri.

Ponsel berdering cukup lama, Vanny baru sadar itu adalah ponselnya sendiri.

Vanny mengangkat telepon tersebut dan menyapa, tapi Vanny sadar orang yang menelponnya tak bersuara.

"Aneh sekali. Apakah ini telepon gangguan?"

Vanny memutuskan sambungan sambil mengeluh. Begitu mendongak, Vanny sadar semua orang sedang menatapnya dengan aneh.

Melihat polisi sedang menggenggam ponsel, Vanny tiba-tiba menjadi takut.

Wanita berambut merah menatap Vanny dengam maksud buruk: "Bukankah kamu teman nyonya Xiao? Kenapa kamu membuat laporan palsu untuk menjebaknya?"

"Bukan aku!"

"Tapi faktanya begitu. Apakah polisi bisa ditipu? Aku melihatmu meminum banyak alkohol, mungkinkah karena kamu mabuk jadi kamu bicara sembarangan?"

"Aduh, menurutku dia menerima uang dari paparazzi. Mungkin besok nama besar Ani xie akan masuk koran."

"Ya Tuhan, jahat sekali. Untungnya kalian sahabat, walaupun diam-diam menjebak, tapi memiliki teman seperti itu sangat malang sekali!"

Teman-teman nona Wen mengejek di sebelah. Ucapan yang terdengar semakin lama semakin menyakitkan.

"Tutup mulut kalian!"

Yunardi Mu tiba-tiba berteriak, membuat beberapa orang itu ketakutan.

Nona Wen langsung membuat gerakan untuk diam, lalu menoleh dan menatap Yunardi Mu dengan lembut: "Tuan Mu, lebih baik masalah ini kita berikan pada polisi saja."

"Aduh, dasar orang kaya baru."

Tanpa menunggu Yunardi Mu bicara, Bianca Ye menyindir dengan tajam.

Dan ucapan Bianca Ye juga membuat wajah beberapa wanita itu marah dan juga takut.

Melihat beberapa orang menatapnya dengan kesal, bukannya malah takut, Bianca Ye malah menertawai mereka dan berkata: "Apakah bukan? Kalian benar-benar tak memahami kekuasaan dari keluarga Ye dan Xiao, ya. Dengan polosnya kalian berpikir berita yang tak menguntungkan keluarga kami ini akan masuk ke berita dan mempengaruhi posisi kami? Hehe, lucu sekali."

Wanita berwarna merah berpura-pura berani: "Walaupun kalian memiliki kekuasaan, kalian juga tak boleh menjadi orang jahat!"

"Orang yang sesungguhnya jahat adalah kalian." Bianca Ye menolehkan kepalanya melihat ke nona Wen, "Nona Wen, bukankah kamu menganggap kami bodoh? Jika kamu ingin menjebak orang, tidakkah kamu memutar otakmu?"

"Apa?"

"Jika kami tak memahami sikap Vanny, apakah kami mau berteman dengannya? Kamu pikir, kami akan percaya pada Vanny atau percaya pada jebakanmu?"

Nona Wen memunculkan senyum tak berbahaya, "Aku pikir anda salah paham. Masalah ini tak ada hubungannya denganku. Semuanya kesimpulan dari polisi."

"Baguslah. Mari kita minta paman polisi membantu kita membuktikannya. Mari kita lihat hal baik apa yang kalian lakukan. Mari buka CCTV!"

Begitu ucapan itu terucap, wajah nona Wen dan wanita rambut merah itu berubah.

Sebelumnya mereka berdua sudah memeriksa di penginapan ini tidak ada CCTV.

Dengan begitu mereka baru bisa menjebak Vanny mencuri kalung berlian.

Tapi kenapa sekarang ada CCTV?

Dibawah tatapan intens nona Wen dan wanita berambut merah, ada seseorang mengeluarkan sebuah laptop, membuka laptop tersebut dan di dalamnya ada sebuah video yang sangat jelas.

Di dalam video tersebut, Ani Xie sedang menunggu orang di rooftop penginapan sambil minum wine dan mengobrol lalu wanita berambut merah itu diam-diam mengambil ponsel Vanny dan berpura-pura menjadi Vanny. Wanita berambut merah menelpon polisi, setelah itu wanita itu mengembalikan ponsel itu lagi tanpa ada yang tahu.

Dan tidak ada yang tahu tentang hal ini. Sekarang, mereka menggunakan cara seperti ini untuk menampilkannya di depan publik.

Wanita rambut merah itu bodoh. Awalnya rencananya sempurna, tapi tak disangka ada kebocoran seperti ini. Sekarang bagaimana?

Wanita berambut merah melihat ke arah nona Wen, baru dia ingin bicara, nona Wen terlihat mengancam tapi dalam hati ketakutan setengah mati dan berkata: "Kenapa kamu melakukan hal itu? Kalau kamu tak suka dengan Vanny, kamu tak boleh melakukan hal yang menyakiti orang lain!"

Wanita berambut merah itu mematung, setelah itu dia sadar, nona Wen sedang menyalahkannya dan membuat dirinya sendiri seakan tak bersalah!

"Aku..."

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu