Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 316 Ingin Aku Menikahimu, Tidak Mungkin (2)

Bianca Ye berkacak pinggang. Perasaan kasihan pada kakaknya tadi langsung hilang digantikan dengan marah, "Ok, ok. Meskipun kamu tidur, tapi bagaimana boleh membiarkan kakak kecil mencarimu pagi-pagi begitu? Bukankah itu namanya cari mati?"

"Aku tidak menyuruhnya datang mencariku ..." selesai berkata, Evardo Ye langsung terbangun dari ranjang dan wajahnya berubah bingung, "Iya ya, bagaimana bisa dia tahu aku berada di kamar mana?"

Bianca Ye segera bertanya, "Kamu tidak memberitahu dia kamu berada di kamar nomor berapa?"

"Tentu saja tidak. Minum bir itu aku tiba-tiba pergi ke sana, kemudian setelah mabuk aku tidak tahu aku pergi kemana, bagaimana mungkin memberitahu dia?"

Mata Bianca Ye memancarkan cahaya lalu duduk di samping ranjang, "Kakak, jangan-jangan kamu dijebak oleh seseorang. Mungkin kamu beneran tidak berbuat apa-apa dengan wanita itu?"

Evardo Ye melihat ke arah adiknya, ingin mengatakan sesuatu, tapi terhenti.

"Sudah sampai di saat seperti ini, apa lagi yang tidak bisa dikatakan?" Bianca Ye berkata dengan kesal.

Evardo Ye berkata dengan sedikit menutupi, "Di atas ranjang ... di atas ranjang ada darah."

Bianca Ye menjadi canggung. Dia tiba-tiba teringat pada suatu kejadian dan wajahnya menjadi sedikit panas.

Udara di saat ini berhenti mengalir. Mereka berdua masing-masing punya pikiran sendiri. Setelah dua menit diam, keduanya berkata bersamaan, "Masalah ini tidak semudah ini."

Mereka melihat mata serius keduanya. Evardo Ye menghilangkan rasa sedih tadi dan segera turun dari ranjang, "Aku memeriksa dulu."

Bianca Ye ikut di belakang lalu berkata tanpa tahu malu, "Benar, tidak boleh tanpa tahu apa-apa dibohongi oleh orang ..."

Evardo Ye menghentikan langkah lalu memelototi Bianca Ye, "Yang kamu maksud itu kamu kali."

Bianca Ye menebalkan wajah, "Tadi aku benar-benar mabuk ... hm, sebelum kamu menyelidiki, lebih baik kamu mandi dulu. Bau bir sekali."

Evardo Ye menundukkan kepala, mencium lengan bajunya. Sangat bau, selain itu di tubuhnya masih ada wangi wanita tadi. Dia pun langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Bianca Ye segera turun ke lantai bawah untuk melaporkan masalah ini pada ayah dan ibu.

Ekspresi Ericko Ye dan Christy Mu kurang lebih sama sepertinya, awalnya khawatir, lalu kemudian berubah menjadi serius.

"Kalian berdua benar-benar ..." Christy Mu kesal sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Ericko Ye langsung mengelus-ngelus punggung Christy Mu untuk menenangkan, "Jangan marah, jangan marah."

"Kamu juga, semuanya karena minum bir." Christy Mu mengingat pertemuan mereka dulu. Meskipun akhirannya baik, tapi juga melewati banyak pergumulan.

Ericko Ye segera mengakui kesalahan, "Salahku, salahku. Kamu jangan marah, jangan sampai darah tinggimu naik lagi."

Bianca Ye tidak berani mengelak, hanya menundukkan kepala menerima amarah dari ibunya.

"Dimana Edo?" Christy Mu bertanya dengan marah.

Bianca Ye menunjuk lantai atas, "Sedang mandi."

"Huh! Seorang istri yang baik dibuat pergi olehnya. Kedepannya dia pasti akan menangis."

Bianca Ye berkata sambil menahan kekesalan, "Ibu, pendapatku dan kakak sama, masalah ini tidak semudah kelihatannya. Bisa jadi kakak dijebak oleh wanita itu."

Christy Mu berkata, "Meskipun dijebak, tapi dia tetap tidur bersama wanita itu. Apa yang bisa dijadikan alasan?"

Ericko Ye ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat putrinya ada di sini, dia pun mengatupkan bibir dan tidak bicara lagi.

Saat ini Evardo Ye tidak ada di sini, jadi amarah Christy Mu terarah pada putrinya, "Kamu juga. Kabarnya Justin waktu itu dipukul oleh ayahmu sampai masuk rumah sakit. Kamu tidak mengunjunginya 'kan."

Bianca Ye segera melambaikan tangan, "Tidak, tidak. Aku sudah tidak sempat bersembunyi darinya. Bagaimana mungkin pergi melihatnya?"

"Bagus."

Di saat ketiga orang sedang mengobrol, Evardo Ye segera turun dari lantai atas. Dengan rambut basah dan juga baju yang sudah diganti. Dia langsung menuju pintu, hendak keluar.

"Berhenti!" Ericko Ye berteriak.

Langkah Evardo Ye keluar rumah berhenti, "Ayah, aku ada urusan penting."

"Ada urusan sepenting apapun tetap harus dengar dulu perkataanku." Ericko Ye berjalan menghampiri Evardo Ye, Evardo Ye menatapnya dengan tatapan bingung, lalu dia melingkarkan tangan di bahu anaknya dan bersama-sama keluar villa. Di luar dia berkata dengan suara kecil, "Tadi Acha sudah menjelaskan masalahnya. Berdasarkan pengalaman ayah, setelah pria mabuk, selain berbuat onar adalah tidur. Sama sekali tidak bisa melakukan hal lain. Jadi apapun yang terjadi setelah mabuk, itu semua tidak sungguh-sungguh. Kamu mengerti tidak?"

Mata Evardo Ye bersinar lalu mengangguk keras, "Ayah, aku mengerti."

Selesai berkata, Evardo Ye mau pergi tapi ditarik kembali oleh Ericko Ye.

"Untuk apa buru-buru. Aku belum selesai bertanya." Ericko Ye melingkarkan lengan di leher putranya, lalu bertanya sambil tersenyum, "Saat kamu bangun dari tidur ada perasaan apa?"

Evardo Ye menggelengkan kepala, "Tidak ada. Kemarin hanya minum terlalu banyak. Pusing."

"Bukankah sudah beres." Ericko Ye menepuk bahu putranya dan suaranya berubah serius, "Ingat, kalau Keluarga Ye kita melakukan kesalahan dan bersalah pada seorang wanita, maka tidak boleh mengelak. Memberi kompensasi berapa banyak pun boleh. Tapi kalau wanita itu melakukan trik-trik jahat, maka juga jangan kira Keluarga Ye kita orang bodoh."

Hati Evardo Ye jauh lebih ringan, nada bicaranya juga menjadi nakal dan mulai mengejek Ericko Ye, "Ayah, dulu apakah ayah pernah dibohongi. Kenapa begitu berpengalaman."

"Tentu saja! Dulu ayah dibohongi oleh wanita bodoh dan melakukan banyak hal yang menyakiti ibumu. Jadi aku tidak ingin kamu mengikuti jalan lamaku."

"Oke, aku tahu. Aku pergi dulu ya, yah."

"Iya."

Evardo Ye pergi sedangkan Ericko Ye kembali masuk ke dalam rumah. Christy Mu bertanya padanya, "Apa yang kamu katakan pada Edo?"

"Masalah sesama pria. Kamu jangan tanya lagi."

Christy Mu menatap suaminya dengan tatapan panjang, tanpa berkata apapun.

Di sisi lain, sambil merindukan Yolanda Duan, Evardo Ye menelpon bawahannya, "Periksa Jolly Zhao. Termasuk latar belakang keluarganya, ada pacar atau tidak, juga aktivitasnya beberapa hari ini. Semuanya."

"Baik, bos."

Setelah menutup telepon, Evardo Ye menelepon Yolanda Duan lagi dengan harapan besar. Tapi sepertinya wanita itu sudah memasukkannya ke dalam daftar blacklist. Dalam kepasrahan, dia menelepon nomor lain lagi, "Segera cari Jeep tentara yang ada di Kota A. Plat nomornya 7481."

"Baik, bos."

Pagi sudah berlalu dan kemungkinan besar Yolanda Duan sudah meninggalkan Kota A. Tapi dia tetap ingin mencoba, siapa tahu wanita itu belum pergi?

Setelah sampai di perusahaan, Sekretaris Wang sangat terkejut, ingin bertanya kenapa Evardo Ye datang, bukankah katanya izin? Tapi setelah dipikir-pikir lagi, dia tetap menahan diri untuk bertanya.

"Suruh Jolly datang." suara Evardo Ye sangat dingin.

Sekretaris Wang segera berkata, "Jolly Zhao izin hari ini."

"Izin? Bukankah berdasarkan peraturan melakukan izin harus sehari sebelumnya?"

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu