Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 398 Mengenali Isi Hati (2)

Christy Mu tidak lagi berbelit-belit, langsung bertanya pada intinya, “Siapa laki-laki yang telah membuatmu sesedih ini?”

Bianca Ye membuka mulut, tapi setelah beberapa menit hanya keluar satu nama dari mulutnya, “Justin.”

“Dia?” Christy Mu sejujurnya dalam hati sudah menebaknya, hanya masih belum yakin, sekarang setelah semuanya keluar dari mulut Bianca Ye sendiri, dia tidak merasa terkejut.

“Aku sudah bilangkan orang sepertinya itu tidak baik, lihatlah cuma beberapa jam, sudah membuatmu seperti ini!”

Bianca Ye menggelengkan kepala, “Bukan karena dia telah melakukan sesuatu dan membuatku sedih, tapi karena aku telah menolaknya.” Dia merasa sangat bersalah...

“Kamu menyukainya!” Kalimat ini adalah kalimat pasti, dari keadaannya sekarang, menunjukan kalau Bianca Ye sudah menyukai Justin Nan, hanya tidak tahu apakah dia mengerti atau tidak dengan perasaannya sendiri.

Bianca Ye dengan shock menatap Christy Mu, langsung menggelengkan kepala, “Aku hanya merasa bersalah...”

Melihatnya yang berusaha keras ingin membela diri, Christy Mu hanya bisa pasrah dan menghela nafas, menolehkan kepala ke arah Ericko Ye yang masih duduk di kursi meja makan.

Bertanya padanya, “Jadi harus bagaimana?”

Semua perkataan tadi hanya behenti di telinga Ericko Ye, walaupun dia tidak setuju Justin Nan menikahi Bianca Ye, tapi Bianca Ye sudah jatuh cinta padanya, walau dia tidak menyukainya, tapi dia tidak mungkin memisahkan keduanya!

Memikirkan ini, dia melambaikan tangan, “Masalah anak muda biar mereka sendiri saja yang menyelesaikannya!”

Christy Mu masih ingin berbicara, tapi melihat ekspresi Bianca Ye yang sedih, hanya bisa berhenti.

Bianca Ye berdesir mendengar kata-kata Christy Mu, dia jelas-jelas merasa bersalah, suka? Kata ini bagaimana bisa berlaku baginya, dia sama sekali tidak memenuhi standar untuk disukai olehnya.

Tapi pikiran ini tumbuh dan berkembang di hatinya, tidak bisa dihilangkan, dia yang terus memikirkannya merasa kepalanya sakit. Dan di sisinya tidak ada teman yang bisa membantunya menghadapi semua masalah ini.

Bianca Ye tiba-tiba teringat dengan Evardo Ye yang ada di rumah sakit, sikapnya yang begitu baik pada kak Yolanda Duan, dia pasti sangat memahami perasaan suka itu bagaimana.

Memikirkan ini, Bianca Ye mengeluarkan hpnya, menelepon nomor Evardo Ye.

“Halo?” Suara yang begitu rendah terdengar dari balik telepon.

Bianca Ye sedikit hilang fokus, beberapa menit tidak meresponnya, Evardo Ye mengerutkan alis bertanya. “Kamu ada apa meneleponku?”

“Kak...”

“Hm?”

Bianca Ye menahan perasaannya, bertanya sambil menggertakan giginya, “Kamu menyukai kak Yolanda kan?”

“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini?”

“Jawab saja, jangan tanya yang lainnya!” Bianca Ye tiba-tiba menjadi lebih kukuh, melalui telepon, dia tidak takut malu.

“Perasaanku pada Yolanda, bukan suka.” Jawab Evardo Ye.

Bianca Ye malah tidak percaya, “Sikapmu pada kak Yolanda begitu baik, kecuali suka, lalu perasaan apa itu?”

“Cinta!”

Bianca Ye mengangkat ke atas kedua bola matanya, mempelajari mulut terbuka Evardo Ye yang berlebihan di balik telepon, jika suka sulit untuk dinilai, tetapi cinta sebaliknya malah begitu mudah.

“Nah tapi kamu sebelum mencintai kak Yolanda, pasti menyukainya kan! Bisa beritahu aku rasa suka itu seperti apa?”

“Rasa?” Bianca Ye tidak perlu menebak sudah tahu ekspresi Evardo Ye sekarang seperti apa, dia pasti sedang mengernyitkan dahinya karena heran.

“Kenapa tiba-tiba menanyakan ini.”

“Itu...”

“Lagi suka sama seseorang ya? Hm...ayo coba di omongin?”

Bianca Ye baru mau membuat alasan, tapi mendengar Evardo Ye berkata seperti itu, hanya bisa berterus terang.

“Iya, aku hanya ingin tahu perasaan ini benar karena suka atau tidak.”

Evardo Ye terlihat berpikir, “Perasaannya kira-kira seperti kalau dia sedang sedih, kamu juga sedih, kalau dia senang, kamu juga senang.”

“Setiap hari ingin bertemu dengannya. Selalu memikirkan dia sedang apa, sedih, atau sedang bahagia.”

“Oh begitu...” Bianca Ye yang mendengarnya belum begitu paham, tapi jantungnya saat ini berdegup begitu kencang, karena apa yang dikatakan Evardo Ye barusan, adalah perasaannya beberapa hari belalangan ini.

“Kamu masih belum ngomong, siapa orang itu!”

“Tidak penting, tidak penting!” Bianca Ye bagaimana bisa mengatakannya, setelah itu langsung mematikan teleponnya.

Dia memegang dadanya, dengan tidak percaya, dia...benaran menyukai Justin Nan?

Bagaimana mungkin bisa tidak ada pertanda sama sekali, rasa suka memang semenakjubkan ini kah.

Dia di dalam kamarnya berdiam diri lama, dan karena dia sekarang telah mengetahui isi hatinya, dia juga adalah orang yang bergerak cepat, jadi langsung menelepon nomor Justin Nan.

Dia dengan cemas memegang teleponnya, berpikir nanti mau mengatakan apa, setelah ragu dalam waktu yang lama dia akhirnya yakin dan menelepon nomor Justin Nan.

Menunggu beberapa saat, tidak mendengar suara apa-apa, suara wanita mekanik yang dingin datang dari telepon: Maaf, panggilan yang Anda panggil sementara tidak dapat dijawab, silakan coba beberapa saat lagi.

Bianca Ye dengan kecewa meletakan hpnya ke bawah, tidak menelepon untuk kedua kalinya, dia sudah tidak mudah untuk memberanikan diri, tapi yang dia dapat apa, tidak ada orang yang menerima teleponnya, kepercayaan dirinya sudah hancur berkeping.

Dia tidak akan meneleponnya untuk kedua kalinya, kalau dirinya di hati Justin Nan begitu penting, maka saat dia melihat notif panggilannya pasti akan meneleponnya kembali, tapi kalau dia di hatinya tidak penting...

Bianca Ye menggelengkan kepala, kalau memang dia tidak penting maka dia tidak akan menebalkan muka dan mencarinya lagi.

Hanya seperti itu dia duduk diam di kamar setengah hari menunggunya, tapi tidak ada satu teleponpun yang datang, hatinya perlahan berubah menjadi dingin.

Hp sekarang menjadi benda yang tidak bisa dipisahkan dari tubuh, dia bagaimana bisa sampai sekarang tidak melihatnya, kalau memang seperti itu, hanya ada satu alasan, yaitu Justin Nan tidak ingin meladeninya.

Bianca Ye mulai ragu lagi, mungkinkah karena dia waktu itu menolaknya, membuatnya kehilangan muka, dan ingin memanfaatkan ini untuk membalas dendam?

Lalu dia harus bagaimana?

Dia harus melakukan apa?

Menunggu...atau...

Bianca Ye menghela nafas, dia sekarang tidak tahu harus bagaimana...

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu