Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 266 Kembalikan Nyawamu Padaku (3)

“Bercerai dengannya, dan nikahi aku.” Ucap Mira Pan dengan lantang.

Sikap Ericko Ye sudah berubah dari 2 hari yang lalu, langsung menolaknya, “Tidak mungkin.”

Mira Pan masih tidak menyerah, “Tidak menikahiku juga boleh, tapi aku mau tinggal disini, aku mau jadi istri mudamu.”

Ericko Ye hampir berpikir kalau dia salah dengar, dan membuka mulutnya untuk menyatakan keterkejutannya, “Mira, sekarang bukan jaman dulu lagi, dan pemerintah tidak menganjurkan poligami. Lagipula, aku tidak bisa melakukan hal seperti itu.”

Mira Pan hampir dibuatnya gila, dan dia melompat berkata, “Ericko, sebenarnya berapa banyak sup ekstasi yang diberikan wanita itu kepadamu? Hanya dalam dua hari, jiwamu sudah terikat olehnya.”

“Aku yang pertama kali menyukainya, Mira, Ini semua salahku. Aku menyiakanmu, aku seorang bajingan. Kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau, memarahiku, aku berjanji tidak akan mengeluh. Tapi persyaratan yang kamu ajukan aku tidak akan pernah bisa menyetujuinya.”

Mira Pan menatapnya dengan dingin, “Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan?”

“Ya.” Kata Ericko Ye dengan tegas.

Mira Pan memiliki sikap yang keras, memaksanya dan berkata, “Aku yang telah menyelamatkan nyawamu, sekarang kembalikan nyawamu padaku.”

Ericko Ye memandangnya dengan diam, memastikan kalau dia tidak bercanda, dan berkata dengan dingin, “Mengembalikan nyawa ini padamu, lalu kita tidak saling berhutang lagi begitu?”

“Iya.”

Ericko Ye menghirup nafas dalam-dalam, “Kamu mau aku melakukan apa?”

“Loncat dari atas sini, kalau kamu mati, makan hutang diantara kita lunas, kalau kamu hidup, itu berarti tuhan yang telah memberimu sambungan nyawa.” Mira Pan menunjuk ke atas, dan itu adalah loteng vila ini

Vila ada 3 lantai, di hitung dengan loteng yang berarti ada 4 lantai, tingginya setidaknya sekitar 20 meter.

Ericko Ye menatap vila yang megah itu, dan bertanya lagi, “Haruskah seperti ini?”

“Iya.”

“Oke, aku akan melakukannya.” Ericko Ye memandangnya dengan mata jernih.

Yonathan Ye terkejut ketika mendengar ini, dia dengan cepat menarik pelayan yang lewat dan memerintahnya sesuatu, lalu dia berjalan ke arah keduanya dan buru-buru menghalangi langkah Ericko Ye. “Kak, kamu jangan kesana, itu tinggi sekali, kalaupun kamu tidak mati, tapi kamu nanti pasti cacat, kamu tidak boleh melakukan itu.”

Ericko Ye mengepalkan tinjunya. Dia juga tidak ingin melakukan itu. Dia baru saja menemukan seseorang yang dia sukai, dan juga memiliki seorang putra yang sangat imut. Tapi...

“Yonathan, ini adalah hutangku pada Mira, setelah mengembalikan ini, maka diantara kami tidak akan ada apa-apa lagi.”

Semakin Ericko Ye mengatakan itu, hati Mira Pan semakin keras, dia tidak percaya ada orang yang rela mati demi cinta.

“Mira, kamu mau berapa uang katakan saja, memangnya harus ya mengambil nyawa kakakku?”

Emosi Mira Pan tidak stabil, dia tertawa dingin, “Nyawanya itu aku yang telah menyelamatkannya, aku tentu saja punya kuasa untuk mengambilnya kembali.”

Bahkan temperamen YonathanYe yang begitu lembut bisa ikut menjadi naik dan gila karenanya, “Kamu... kenapa keras kepala sekali? Bukankah lebih baik pergi mengambil uang dan hidup bahagia? Banyak laki-laki yang lebih muda dan tampan daripada kakakku, mengapa harus memaksa untuk bersamanya“”

“Kamu tidak perlu mengatakan banyak omong kosong, kalian telah memberiku pilihan dan aku juga telah memberi kalian pilihan, jadi ini sangat adil.” Mira Pan menatap dingin ke mata Ericko Ye. “Ericko, ini adalah pilihanmu dan kamu tidak bisa menyalahkanku.”

“Aku tidak menyalahkanmu, Mira, bagaimanapun, aku masih ingin mengucapkan terima kasih padamu.” Setelah itu, dia berjalan mengitari Yonathan Ye dan pergi naik ke tangga dengan langkah kaki yang tegas.

Saat dia berbalik, mata Mira Pan terlihat bergetar.

“Gila, dasar sekelompok orang gila.” Yonathan Ye berteriak dengan marah, mengikuti Ericko Ye dan terus membujuk, “Kak, kamu tidak boleh melakukan ini.”

Ketika dia tiba di lantai dua, Christy Mu buru-buru menahannya dengan memakai piyama, “Ada apa?”

Senyum muncul dari sudut bibir Ericko Ye, dan kelembutan di matanya begitu indah. Dia mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai wajahnya, “Christy, aku sedang memikirkan, narkotika macam apa yang kau berikan padaku, hingga bisa melepas nyawaku untukmu.”

“Apa yang kamu bicarakan?” Christy Mu kebingungan. Dia tadi tidur, seorang pelayan berlari masuk dan berkata kalau Ericko Ye dan Mira Pan bertengkar. Dia tidak ingin bergerak, tetapi ketika dia mendengar suara di luar jendela begitu berisik, dia memutuskan untuk keluar dan menonton. Dan akhirnya berpapasan dengannya di tangga.

Yonathan Ye berbisik, “Mira berkata kalau dia telah menyelamatkan kakakku. Kalau kakakku tidak menikahinya, dia harus mengembalikan nyawanya padanya dan menyuruh kakakku melompat turun dari atas loteng. Dan Kakakku malah setuju, cepat tahan dia, kita bisa membicarakan semua ini baik-baik.”

Christy Mu langsung mengerti seluk beluknya, menatap mata Ericko Ye dan berkata, “Kamu sudah memutuskannya?”

“Ya, aku telah memutuskannya.” Ericko Ye dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku suamimu dan tidak akan menikah dengan siapa pun, jadi aku harus mengembalikan nyawaku padanya.”

“Aku akan pergi mencarinya.” Christy Mu tampak berwibawa, tetapi tangannya ditahan Ericko Ye, “Dia tidak akan mendengarkan siapapun.”

“Tapi aku tidak bisa melihatmu mati seperti ini,” Christy Mu berteriak padanya, berusaha melepaskan tangannya, dan bergegas menuruni tangga, dan orang lainnya masih tetap menaiki tangga.

Di luar ruangan, Mira Pan menggenggam tangannya di belakang punggungnya, dia sangat gugup, dia hanya mencoba memaksanya untuk menikahi, dia tidak ingin membiarkannya benar-benar mati.

Namun, ketika dia melihat Christy Mu datang, hati lembutnya langsung mengeras, terutama saat melihat tanda ciuman di lehernya, itu langsung membakar matanya, rasa cemburu menjerat hatinya begitu erat.

“Mira, bisakah kamu menarik kembali persyaratanmu? Anggap saja aku sedang memohon padamu.”

Kesombongan Mira Pan sampai di tingkat yang paling tinggi, dan berkata dengan nada mencemooh, “Bukannya derajatmu begitu tinggi? Bukannya kamu selalu memandang rendahku? Lalu kenapa sekarang memohon padaku?”

“Mira, lepaskan Ericko, aku akan menyetujui syaratmu dan menceraikannya.” Christy Mu berseru, dia tidak bisa melihatnya melompat dari tempat setinggi ini.

Perceraian adalah semua yang dia butuhkan untuk membuatnya tetap hidup.

Selain itu, mereka juga bisa menikah lagi setelah perceraian, setelah mengembalikan rasa terima kasih pada Mira Pan, mereka masih bisa bersama.

Mata Mira Pan melebar, dia tidak bisa mempercayai kata-katanya, “Apa yang kamu katakan?”

Christy Mu sangat tenang. “Tarik lagi persyaratanmu itu, dan aku dan dia akan segera bercerai.”

“Benarkah?”

“Aku bersumpah demi orang tuaku yang sudah meninggal.”

Mira Pan menegang, kebahagiaan datang terlalu cepat, dan dia sesaat tidak bisa menerimanya.

Pada saat ini, Ericko Ye telah berdiri di atas loteng yang menjulang tinggi, dan kemeja hitam yang dia kenakan itu tersepoi-sepoi tertiup angin.

Mira Pan melambai tangan ke atas, “Ericko, turun, cepatlah turun.”

Dua saudara laki-laki di lantai atas terkejut, dia sudah sadar dengan semuanya? Tapi kalimat berikutnya membuat Ericko Ye marah.

“Cepatlah, Christy sudah setuju, dia akan menceraikanmu.”

Kata perceraian melayang di angin ke telinga kakak beradik ini, dan mereka berdua membeku pada saat yang sama.

Ericko Ye memandang Christy Mu dengan tak percaya dan bertanya dengan tajam, “Kamu akan menceraikanku?”

“Ya, aku akan menceraikanmu,” Christy Mu berkata dengan keras, memastikan dia bisa mendengar kata-katanya.

Aku akan menceraikanmu, aku akan menceraikanmu...

Jauh di dalam jiwanya, beberapa kenangan terbangun. Dulu juga ada suara yang terus berkata, Ericko Ye, aku ingin menceraikanmu, mari bercerai, biarkan aku pergi...

“Tidak mungkin! Christy, aku lebih bersedia mengembalikan nyawa ini padanya, dan aku tidak akan setuju untuk menceraikanmu,” Ericko Ye berkata keras padanya, melompat dari atas loteng. Yonathan Ye di sebelahnya tidak keburu menangkap sudut bajunya.

“Jangan—” Kedua wanita itu berteriak serempak, dan bergegas menuju tempat dia lompat pada saat yang sama.

Lantai empat tidak terlalu tinggi, dan dia mendarat dengan sangat cepat, tetapi ketika dia berada setengah meter di atas tanah, waktu tiba-tiba berhenti.

Semua orang tampaknya menjadi patung, hanya sesosok kecil berlari keluar rumah, dan matanya bersinar. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi di melihat ibunya yang menjadi patung, “Bu, ibu, ada apa denganmu?”

Melihat ibunya tidak bergerak, dia berlari ke Ericko Ye dan menatap matanya, “Ayah, ayah, jangan mati.”

Sebuah keajaiban muncul, mata Ericko Ye berangsur-angsur berubah dari biru menjadi ungu, dan kemudian dia berkedip.

“Ayah, matamu...”

“Matanya berubah ungu?” Ericko Ye tersenyum lembut, karena dia merasa ingatannya yang telah berdebu itu mulai terbangun.

“Ungu itu warna apa?” Edo bertanya.

“Warna seperti mata kananmu.”

“Benar, benar, warna ini.”

Pemberhentian waktu sangat singkat, dan angin berhembus di detik berikutnya.

Gravitasi yang jatuh masih ada, tetapi telah dilemahkan oleh kekuatan Edo. Ketika tubuhnya menyentuh tanah, Christy Mu langsung datang menghampirinya.

“Ericko, Ericko, tunggu, paman Wang, siapkan mobil untuk pergi ke rumah sakit.” Suaranya begitu gugup, tangannya gemetar, dan air mata seperti mutiara yang pecah, membasahi wajahnya.

Syukurlah, Christy, akhirnya aku ingat denganmu, akankah kamu senang saat mengetahui ini?

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu