Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 348 Tidak Disangka, Semuanya Hanya Karena Melihatmu Sebentar (3)

Evardo Ye menghela napas. Di dunia ini sangat tidak kekurangan orang yang tergila-gila akan cinta. Hanya saja Yanti Duan tergila-gila pada pasangan yang salah, Evardo Ye juga mungkin tidak bisa membalas perasaan Yanti Duan.

"Kak Evardo, kita menikah saja ya?"

Yanti Duan memeluk Evardo Ye. Tangan wanita itu semakin memeluk erat, takut Evardo Ye menolak.

Evardo Ye diam selama beberapa menit. Pikiran Evardo Ye kacau. Menikah? Semenjak kepergian Yolanda duan, Evardo Ye tidak pernah memikirkan hal ini.

Sekarang tiba-tiba Yanti Duan membicarakan topik ini dan Evardo Ye tidak tahu harus bagaimana merespon. Evardo Ye sudah tidak peduli apakah dia akan menikah, tapi Evardo Ye sudah merenggut keperawanan Yanti Duan, sekarang wanita ini meminta pertanggung jawabannya, bagaimana bisa Evardo Ye menolak.

Melihat Evardo Ye tidak merespon, Yanti Duan mengangkat kepalanya menatp Evardo Ye dengan wajah memelas, "Aku sungguh tidak peduli di hatimu masih ada orang lain. Aku hanya ingin setiap malam melihatmu, ingin berhadapan denganmu mengucapkan selamat malam. Kak Evardo..."

Evardo Ye membiarkan Yanti Duan memeluk pinggangnya, hatinya bergejolak. Jika Yanti Duan tidak peduli, Evardo Ye memiliki pendapat apa lagi? Lagipula dari awal hati Evardo Ye sudah mati, dengan siapapun menikah bukankah juga seperti tidak menikah?

"Jika kamu sungguh tidak peduli...."

"Aku tidak peduli!"

Yanti Duan membelalakkan matanya terkejut, "Kak Evardo, apakah kamu menyetujuinya?"

Evardo Ye menggangguk pelan. Tangan Yanti Duan yang memeluk Evardo Ye lepas, lalu melompat di depan Evardo Ye.

Yanti Duan berada di sisi Evardo Ye, tersenyum sangat cerah. Karena perbedaan tinggi tubuh, Evardo Ye hanya bisa menunduk melihat kepala Yanti Duan.

"Aku sudah setuju. Sekarang bisa pulang, kan?" Evardo Ye dengan tak berdaya menghentikan Yanti Duan, bertanya dengan menunduk.

"Tidak mau. Malam ini aku mau menemanimu!"

Yanti Duan hanya wanita yang terburu nafsu tapi wanita itu tidak bodoh. Yanti Duan tahu walaupun sekarang Evardo Ye sama seperti orang yang tidak melakukan apa-apa, tapi tadi pasti terjadi sesuatu.

Sebenarnya apa yang membuat Evardo Ye sangat sakit? Pasti ada hubungannya dengan kak Yolanda. Dirinya sebentar lagi akan menjadi istri Evardo Ye, semakin berada di saat yang seperti ini, semakin Yanti Duan tidak bisa pergi dari Evardo Ye.

Di hari kedua, Yanti Duan bangun pagi dan beres-beres dengan semangat. Menunggu Evardo Ye membuka matanya, baru Yanti Duan bersandar di kepala ranjang, muncul di depan Evardo Ye, dengan suara sangat lembut menyapa, "Selamat pagi."

Evardo Ye mematung, langsung menghindar dari tatapan Yanti Duan, lalu membalas singkat, "Pagi."

"Kak Evardo, aku buatkan sarapan. Ayo cepat makan!"

Mendengar Yanti Duan berkata seperti itu, Evardo Ye merasa geli. Sarapan? Kalau dia tidak salah ingat, makan siang beberapa hari yang lalu, Yanti Duan meledakkan dapur.

Teringat hal itu, Evardo Ye langsung bangkit, tanpa sempat memakai baju, Evardo Ye berlari ke meja makan, hidungnya mengendus. Syukurlah, tidak ada asap yang menyakitkan hidungnya.

Evardo Ye melihat di atas meja ada dua buah piring. Di atas piring ditutup dengan tudung saji. Di tiap piring diletakkan segelas susu di sampingnya.

Awalnya Evardo Ye ingin menarik kursi dan duduk, tapi Evardo Ye masih merasa khawatir. Evardo Ye berjalan ke dapur dan melihat-lihat, melihat tidak ada pergerakan, Evardo Ye pun pergi.

Yanti Duan juga mengikuti Evardo Ye ke samping meja makan, "Kak Evardo, kamu duduk dulu!"

Evardo Ye duduk dengan wajah bingung lalu menatap Yanti Duan. Yanti Duan bertepuk tangan dengan puas, membungkukkan badan sambil membuka tudung saji di piring dekat Evardo Ye.

"Ini sarapan yang aku buat sendiri. Kak Evardo, silahkan coba!"

Mengikuti gerakan tangan Yanti Duan, tatapan Evardo Ye bergerak dari tudung saji ke makanan yang ada di dalam piring, lalu tatapan pria itu membeku.

Mana makanan yang wanita ini buat sendiri? Jelas-jelas di dalam piring hanya ada buah-buahan yang bentuknya tak beraturan dan roti yang dibeli di luar.

Di bawah pengawasan Yanti Duan, Evardo Ye mengambil nanas lalu memasukkan ke dalam mulut. Evardo Ye menahan asamnya buah tersebut, terpaksa menelan masuk ke dalam kerongkongan.

"Bagaimana?" Yanti Duan menatap Evardo Ye dengan wajah penuh harap, "Ini secara khusus aku sajikan. Rasanya lumayan, kan?"

"Pisau untuk memotong buah kamu gunakan untuk memotong bawang?"

Ada keraguan di wajah Yanti Duan, tiba-tiba wanita itu menjentikkan jari, "Ah! Tadinya aku ingin membuatkan bistik sapi, tapi tidak menemukan teflon, mungkin aku memotong bawang lalu belum mencucinya!"

"Kenapa?"

"Tidak... tidak apa-apa." Evardo Ye menahan air mata yang mau keluar dari matanya, lalu meminum susu di sampingnya dan langsung terbatuk.

"Kamu taruh apa di dalam susu?"

"Tidak ada apa-apa. Kemarin aku lihat kakak kesakitan, lalu aku menambahkan akar coptis kuning."

Evardo Ye terbatuk tanpa bisa berkata apa-apa. Rasa pahit akar coptis kuning di mulutnya sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Yanti Duan merasakan Evardo Ye yang menekan emosinya, dengan sedih menatap pria itu, "Kak Evardo... apakah aku melakukan kesalahan?"

Evardo Ye membuka mulutnya, tapi kata yang keluar dari mulutnya malah, "Tuangkan aku  segelas air."

Yanti Duan mengiyakan, buru-buru berlari ke dispenser di ruang tamu untuk menuangkan segelas air pada Evardo Ye, lalu memberikannya ke Evardo Ye.

Evardo Ye memegang gelas tanpa waspada, tiba-tiba dirinya meminum segelas air dingin. Bangun di pagi hari, perutnya masih hangat lalu segelas air dingin masuk ke perutnya, tiba-tiba muncul perasaan tidak nyaman.

"Ada apa?" Melihat Evardo Ye menutupi perut, Yanti Duan bergerak maju ke depan untuk memeriksa tapi dihalangi oleh tangan Evardo Ye.

Setelah tenang, dengan suara rendah Evardo Ye menjawab, "Tidak apa, kamu tidak perlu kemari."

Yanti Duan hampir mau menangis, "Kamu yang seperti ini mana mungkin baik-baik saja!"

"Selama kamu tidak kemari, aku baik-baik saja."

"Aku..."

Yanti Duan tidak tahu di mana salah dirinya. Saat baru bangun mereka masih baik-baik saja, apakah karena sarapan yang dia buat tidak enak?

Yanti Duan mengambil sepotong nanas, memasukkan ke dalam mulutnya. Yanti Duan mengunyah dengan seksama. Tidak ada masalah!

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu