Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 225 Christy, Jaga Diri Baik Baik (3)

Belum tiba di depan perusahaan MK, Ericko Ye sudah melihat Evan Chu berdiri di pinggir mobil menunggunya, ekspresinya agak sedikit cemas, beberapa kali melihat jam tangannya, dan saat dia menyadari mobil Ericko Ye datang menghampirinya, eskpresinya langsung kembali normal.

Ericko Ye mengganti ekspresinya dengan ekspresi dingin turun dari mobil, berjabat tangan dengan Evan Chu, “Ayo, barang yang kita periksa hari ini sedkit saja.”

Evan Chu tersenyum padanya dan bertanya, “Memangnya direktur Ye ada sesuatu yang mendesak?”

Ericko Ye juga tertawa, “Ya bukan masalah mendesak sih, Edelyn suka makan makanan laut di pinggiran timur, tapi tempat di restoran itu tidak mudah dipesan dan jalannya jauh, jadi aku mau mengakhiri kegiatan ini lebih cepat, jam 4 sore nanti berangkat, jadi sampai sana pas makan malam.”

Evan Chu mendengarnya, tersenyum kaku, “Nah kalau begitu ayo pergi, agar nanti tidak menunda waktu makan kalian.”

“Oh ya makanan di restoran itu sangat enak, atau kalau tidak malam nanti kita pergi bareng? Edelyn sering mengeluh katanya sudah lama tidak berjumpa denganmu.”

Mata Evan Chu berkedip, dan meskipun dia tahu kalau dia pasti tidak akan bisa pergi, tapi dia masih menjawab mengikuti kata katanya, “Ya, aku sudah lama tidak bertemu dengannya, dan tidak tahu dia semenjak dimanjakan oleh tuan Ye sudah berubah seperti apa.”

Mata Ericko Ye menunjukan kehangatan, “Dia sangat baik, layak untuk kumanjakan. Ayo pergi.”

Evan Chu tidak menjawabnya lagi masuk ke mobil dan pergi ke lokasi pembangunan.

Brian Zhang menekan kecepatan mobil dan selalu membiarkan mobil Evan Chu melaju di depannya, sampai dilokasi sudah jam 9.30 dan Christy Mu akan naik pesawat dalam waktu setengah jam lagi.

Hp berdering, Evan Chu meliriknya, itu pesan dari Christy Mu. Dia telah tiba di bandara, dan setengah pikirannya sudah bisa bebas.

Ericko Ye yang di sebelahnya melihatnya, tersenyum menggodanya, “Direktur Chu hari ini orang yang mengajakku keluar itu kamu, tapi kenapa aku lihat kamu sepertinya begitu tidak fokus.”

“Hah? Oh iya? Mungkin karena beberapa hari ini agak capek.” Evan Chu berusaha menutupi kepanikannya.

“Kalau capek istirahat lah, disini ada aku yang melihatnya.” Ucap Ericko Ye dengan berbaik hati.

Evan Chu berkata dengan penuh arti, “Kalau begitu aku tidak bisa malas setelah ini, dan akan membuat direktur Ye berlari bolak balik dari sini.”

“Memang sudah seharusnya begitu.”

Untuk menyambut kedatangan orang orang di hari Nasional mendatang, semua karyawan telah memasuki tempat terlebih dahulu untuk membiasakan diri dalam beroperasi, dan untuk memastikan bahwa tidak akan ada masalah pada saat itu.

Dari kereta kuda hingga ke kincir raksasa, stafnya terlihat begitu antusias dan profesional.

Ericko Ye mendongak dan berkata, “Direktur Chu, ayo kita pergi naik kincir raksasa dan merasakan sensasi ketinggiannya, dari sana melihat kota A seharusnya bisa memiliki perasaan yang berbeda.”

Evan Chu terdiam, naik kincir? Tapi dia baru bersiap melarikan diri, kalau terkunci di atas sana bagaimana?

“Hm itu, aku sepertinya tidak naik dulu, aku agak takut tinggi.” Evan Chu mencari alasan yang klasik.

Ericko Ye bagaimana bisa melepaskan kesempatan baik ini, masih mengundangnya, “Kamu sampai di atas nanti lihat ke depan saja, ayo, anggap saja sekalian untuk memeriksa keamanan kincirnya.”

Evan Chu merasa bingung, diam diam melihat jam, 9.50, masih ada 10 menit lagi.

Satu keliling ini waktunya harusnya pas pasan.

Tidak ada cara lain, Evan Chu hanya bisa mengikuti perkataannya masuk ke kotak kecil kincir, duduk berhadapan dengan Ericko Ye, dan kincir perlahan memutar.

“Aku pertama kalinya naik kincir dengan seorang laki laki.” Ujar Ericko Ye sambil tersenyum tipis.

Evan Chu berusaha membuat dirinya tenang, “Aku juga.”

Setelah menderita kerugian besar akibat gempa, Kota A sedang memulihkan kemakmurannya sedikit demi sedikit, tetapi dari sudut pandang yang tinggi, masih ada banyak tempat yang rusak. Karena tempat ini terletak di tepi pantai, lapisan tipis uap air mengapung di atas kota, dan uap air mengapung seperti embun ketika angin bertiup.

“Direktur Chu, apakah kamu memiliki seseorang yang disukai?” Ericko Ye tiba-tiba bertanya.

Mata Evan Chu berubah menjadi dalam, dan sesaat kemudian dia menjawab, “Iya.”

“Tidak bersamakah? Kenapa tidak datang ke kota A?”

Evan Chu berkata dengan ragu, “Dia...sangat sibuk dan tidak punya waktu.”

“Nah kamu bisa pergi melihatnya.”

“Dia ada di luar negeri, bolak balik itu sangat repot, dan setelah tempat ini selesai, aku baru akan pergi mencarinya.” Evan Chu menyelesaikan obrolan ini, melihat Ericko Ye, “Kamu kenapa tiba tiba menanyakan topik ini.”

Ericko Ye terkekeh, dan mata biru gelap itu melihatnya, “Aku teringat dengan Edelyn, menurut direktur Chu, dengan statusku yang seperti ini pergi melamar Edelyn, orang tuamu mungkinkah akan keberatan dan menolak?”

“Kamu mau menikahi Edelyn?” Evan Chu cukup terkejut.

“Ya, aku sangat menyukainya,” Ericko Ye pura pura tersenyum pahit, “sejujurnya, istriku bukan pergi belajar ke Eropa, tetapi dia telah menghilang, mungkin tidak akan kembali dalam hidupku untuk selamanya, sekarang sudah sangat tidak mudah bertemu dengan seorang wanita yang aku sukai, aku tidak ingin melewatinya. Cuma aku tidak tahu apakah orang tua kalian akan membenci dan keberatan karena aku sudah pernah menikah.”

Evan Chu tersenyum, tetapi dalam hatinya seperti ada drum yang sedang bergendang, apakah dia benar benar jatuh cinta dengan Edelyn? Tidak pedulilah, urus dulu yang sekarang, toh setelah hari ini, dia pasti akan tahu segalanya.

“Ini, orang tuaku adalah orang yang terbuka, asalkan Edelyn suka, mereka tidak akan melarangnya.”

“Baguslah kalau begitu.”

Ericko Ye berdiri di dalam kotak kecil dengan tubuhnya panjang, dan pada awalnya dia melihat ke bawah melihat gambaran kota A, tapi tak lama, tatapannya mengarah ke bandara.

Hpnya berdering, Ericko Ye melirik ke penelepon dan menjawabnya tanpa menunggu bunyi bip kedua.

“Halo?”

“Aku naik pesawat dan lepas landas dalam waktu tiga menit lagi,” Christy Mu berkata dengan lembut.

“Ya.” Ericko Ye tidak berekspresi, seolah olah dia sedang menerima panggilan kerja, tetapi hanya tuhan yang dapat melihatnya, dan hatinya bergolak juga sangat menyakitkan pada saat ini.

“Ericko, aku menyadari kalau aku lebih mencintaimu saat ini.”

Mata Ericko Ye berkedip, dan ada kelembutan yang kuat di dalamnya.

“Ya aku tahu.” Dia berusaha menahan sekuat tenaga untuk membuat suaranya terdengar begitu normal.

“Sampai jumpa.”

Ericko Ye memegang hp dan mendengarkan suara tut tut, hatinya begitu sakit dan dia meletakkan tangannya yang gemetar ke dalam saku celana untuk mencegah orang lain melihatnya.

Kincir mulai sampai di akhir, Evan Chu menerima pesan teks yang sudah lama ditunggu tunggu. Aku sudah naik pesawat dan segera berangkat.

Dia menghela napas lega, dan dia bisa pergi.

Mengenai taman hiburan ini, kontrak telah ditandatangani dan proyek telah selesai. Bahkan jika ada kesenjangan antara Ericko Ye dan keluarga Chu, selama taman hiburan menghasilkan uang, Ericko Ye tidak akan bisa sepenuhnya memunggungi mereka.

Sebuah pesawat terbang di atas langit, dan keduanya tanpa sengaja saling menatap ke atas.

Christy, tunggu aku. Ericko Ye berkata dalam hati.

Melihat waktunya sudah matang, Evan Chu diam diam mengirim pesan teks ke Alvin Tang, detik berikutnya, Alvin Tang meneleponnya.

Dia dengan tenang mengangkatnya, “Alvin, ada apa?”

“Direktur Chu, cepat kembali, ada konferensi video darurat di Hongkong yang mengharuskan kamu untuk berpartisipasi.” Suara Alvin Tang begitu keras, dan Ericko Ye yang berdiri di sampingnya bisa mendengarnya dengan jelas.

Evan Chu menatap Ericko Ye dengan tenang, dan berkata dengan sengaja, “Mengapa pertemuan penting seperti ini tidak diberitahukan sebelumnya?”

“Aku tidak tahu, sekretaris tuan besar baru saja menelepon dan memberitahu.”

“Iya, baiklah, setiap kali selalu seperti ini, aku segera kembali.”

Evan Chu menutup telepon, dengan tidak enak berkata pada Ericko Ye, “Direktur Ye, lihatah, sungguh sorry ya, kalau dari awal tahu begini, aku pasti tidak akan meneleponmu mengajakmu pergi kesini.”

Ericko Ye dengan tenang melihatnya yang berbohong, lalu tersenyum, “Tidak apa apa, aku juga kebetulan mau melihat lapangan, kamu cepatlah pergi.”

Evan Chu dalam hati kesenangan, “Nah aku pergi dulu ya.”

Dia baru menggerakan badan, tapi di panggil oleh Ericko Ye, “Tunggu dulu.”

Mata Evan Chu berkedut, bertanya dengan senyum terpaksa, “Ada apa?”

Ericko Ye bertanya dengan lembut, “Jadi malam nanti bisa pergi tidak?”

Evan Chu tersentak, “Sudahlah skip, aku tidak ingin menjadi bola lampu, cukup kamu dan Edelyn saja yang menikmatinya.”

“Yah, saat bertemu dengan atasan, tolong sampaikan salam dariku.”

“Oke, sampai jumpa.”

Evan Chu buru buru berjalan menuju mobil, Ericko Ye berdiri di belakangnya, dan tatapan matanya begitu seram.

Sekarang ingin lari? Sorry, tidak ada satupun jalan untuknya lari.

Melirik Brian Zhang, Brian Zhang mengangguk, pergi ke samping dan menelepon seseorang.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu