Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 166 Javier Mu telah mati?(2)

Selesai berucap, tangan Christy Mu menjadi terasa kosong, tanga ibu telah menghilang, selanjutnya, tubuh mereka juga menghilang dalam kegelapan.

“Ibu——” panggil Christy Mu dengan sedih, kali ini tidak ada suara balasa, juga tidak ada yang menjawabnya, “Ayah—— kembalilah kalian, kembalilah, jangan tinggalkan aku......”

“Christy——” seketika terdengar suara Javier Mu, Christy Mu tertegun, mencari bayangan tubuh kakakknya dalam kegelapan.

“Kak, apakah itu kamu? Kakak——”

“Christy——”

“Kak, kamu ada dimana?”

Di dalam kamar, Ericko Ye duduk di sampingnya menjaganya, infus sudah habis sedari tadi, tapi Christy Mu masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar, hanya saja terus menitikan air matanya di dalam mimpinya, tidak berhenti mengigau.

Ericko Ye terus menghapus air matanya, hatinya terasa sesak hingga sulit bernafas.

Jika waktu bisa diputar kembali, detik itu, dia tidak akan melakukan hal itu.

Sekarang, semuanya sudah terlambat.

“Kakak——” Christy Mu mengerutkan alisnya, memanggil dengan sedih, “Kakak, jangan pergi, kakak——”

Segera terbangun dari mimpinya dengan terkejut, Christy Mu menatap atap yang berwarna putih, air matanya kembali mengalir.

Kakak, benar-benar sudah meninggal, jika tidak, dia tidak akan datang ke mimpinya.

Kakak, maafkan aku, akulah yang menyebabkanmu seperti ini, semua ini salahku, membuatmu bertengkar dengan Ericko Ye.

Ericko Ye yang melihatnya menangis tanpa bersuara, hatinya terasa seperti ditusuk oleh ribuan jarum, tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan rasa sakitnya sekarang.

“Christy, jangan menangis lagi okay?” Ericko Ye menenangkannya dengan lemah.

Christy Mu menolehkan kepalanya menatap iris mata Ericko Ye yang berwarna biru dengan tajam, tatapannya penuh dengan keputus asaan dan kemarahan, “Ericko, keluarga Mu memiliki salah apa padamu, hingga kamu melakukan pembunuhan pada keluargaku? Jika kamu ingin membalas dendam atas nama Yontahan, tapi kenapa kamu harus membunuhnya? Apakah sebenci itu kamu padanya?”

“Christy, aku tidak benar-benar ingin membunuhnya, saat itu......”

“Ericko, kamu jangan membela diri lagi!” Christy Mu memotong ucapannya, “Tidak peduli apa yang kamu pikirkan, kamu telah membunuhnya, ini kenyataan, aku melihatnya dengan mataku sendiri.”

Ericko Ye tidak bisa berkata-kata.

“Kenapa bukan kamu yang mati? Ericko, kenapa bukan kamu yang mati, tapi malah kakakku? Apa kamu tahu betapa rinfunya aku pada orang itu?” Christy Mu mengeluarkan tatapan membunuhnya, jika di tangannya ada sebuah pisau, dia pasti akan menancapkannya ke dada pria itu.

Mendengar ucapan itu, wajah Ericko Ye mendingin, “Christy, aku tidak akan mendengarkan apa yang kamu katakan sekarang, tapi aku berharap kamu memikirkan anak kita, jika kamu kembali meledak-ledak......”

“Anak? Hahaha......” Christy Mu tertawa dengan keras, “Ericko, apa kamu masih ingat dengan anakku? Dia baru saja berusia dua bulan, dan kamu membunuh pamannya, kami pikir Tuhan tidak akan memberikan karma pembunuhan itu pada anak ini?”

Ericko Ye tercengang, saat itu dia tidak memikirkan hal ini sama sekali.

Christy Mu sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memakinya, menunjuk ke pintu kamar rawat berucap, “Ericko, jika kamu ingin aku tenang, maka pergilah, aku tidak ingin melihatmu, jika boleh, seumur hidup aku tidak ingin bertemu denganmu.”

Ericko Ye manatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, mengulurkan tangannya ingin membantunya memakain selimut, namun didorong olehnya, “Pergi! Pergi sekarang juga, jika tidak aku akan membunuh anak yang ada di dalam perutku.”

Menggunakan anak sebagai senjata, Ericko Ye tidak berani asal bertindak, “Baiklah baiklah, aku keluar sekarang, kamu jangan meledak-ledak, dan juga jangan asal bertindak, tunggu hingga tubuhmu pulih, jika ada sesuatu maka lakukanlah padaku.”

“Pergi!”

Ericko Ye demi menenangkan perasaannya, segera keluar dari kamar rawat.

Awalnya dia ingin membawanya pulang setelah dia sadar, namun melihat kondisinya yang seperti ini, sepertinya tidak mungkin. Lagipula, langit di luar sudah gelap, sebaiknya menginap satu malam lagi besok dia baru akan memikirkannya lagi.

Malam ini, Ericko Ye terus duduk di kursi depan, Brian Zhang yang melihat hal itu merasa prihatin, menghampirinya menyuruhnya untuk tidur di ruang rawat yang ada disamping, namun ditolak olehnya.

Tidak perduli dimanapun, malam ini dia tidak akan bisa tertidur, lebih baik dia menunggu di tempat yang dekat dengannya.

Di atas ranjang pasien, Christy Mu meringkuk di dalam selimutnya, air matanya terus mengalir keluar.

Dulu di rumah keluarga Ye, walaupun menerima banyak hinaan, dia masih bisa menahannya, karena hatinya berharap, dia tahu suatu hari nanti kakaknya akan datang mencarinya.

Sekarang, satu-satunya harapan hidupnya sudah tidak ada, dia harus bersandar pada siapa untuk melanjutkan hidupnya?

Di dalam mimpi, ibu memberitahunya untuk hidup dengan baik, namun sekarang, disetiap tarikan nafasnya, selalu membawa rasa sakit yang dalam, bagaimana bisa dia melanjutkan hidupnya yang seperti ini?

Ketika di malam yang sunyi, Ericko Ye masuk ke dalam kamar rawat, ternyata Christy Mu sudah tertidur, mengusap pipinya dengan pelan, terasa dingin seperti es, tangannya mengusap sisi bantal, ternyata basah.

Dia pasti menangis sangat lama.

Aish...... Christy, apa yang harus aku lakukan, agar kamu memaafkanku?

Tidak, aku tahu, seumur hidupmu kamu tidak akan memaafkanku.

Keesokan paginya, Pengurus rumah Wang mengendarai mobil mengantar Bibi Qin kemari, tangannya menyerahkan pakaian Christy Mu.

Di rumah keluarga Ye, yang memiliki hubungan cukup baik dengannya, adalah Bibi Qin, jadi di menelepon Pengurus rumah Wang, menyuruhnya untuk membawa Bibi Qin datang kemari.

Pengurus rumah Wang yang melihat Ericko Ye, matanya melihat ke atas kebawah beberapa kali, sebenarnya apa yang terjadi? Hanya satu malam tidak bertemu, kenapa Tuannya terlihat seperti menua beberapa tahun?

Ketika dia sedang tidak memperhatikan, Pengurus rumah Wang menarik Brian Zhang ke sisi lain.

“Apa yang telah terjadi? Kemarin ketika dia pergi masih baik-baik saja, kenapa sekarang ada di rumah sakit? Ditambah lagi rumah sakit terpencil seperti ini?”

Brian Zhang menghela nafas berat, “Javier sudah meninggal.”

“Javier? Kakaknya nyonya?” Pengurus rumah Wang terdiam sejenak, tiba-tiba teringat dengan sebuah fakta yang mengerikan, matanya melebar bertanya pada Brian Zhang, “Jangan bilang, jika Tuan......”

Brian Zhang menganggukkan kepalanya dengan pasrah, “Tebakanmu benar, Tuan yang melakukannya, dan juga, Nyonya melihatnya langsung, kemarin tengah malam.”

Pengurus rumah Wang mengosok kedua tangannya dengan khawatir, “Habislah sudah, hubungan kedua orang itu sejak awal sudah tidak baik, sekarang, muncul pertumpahan darah, jangan berharap bisa kembali bersama seumur hidup.”

“Siapa yang bilang tidak.” Brian Zhang sangat kesal, dia berharap setiap hari bosnya memiliki perasaan yang baik, dengan begini maka tidak akan merepotkan mereka.

Disisi lain, Bibi Qin berjalan memasuki kamar rawat, melihat wajah Christy Mu yang pucat, berucap dengan rasa sayang, “Astaga, kenapa sampai menjadi seperti ini? Apa kamu lapar? Tadi pagi aku sudah membuatkanmu bubur kesukaanmu......”

Christy Mu yang mendengar ucapan penuh perhatiannya, seketika teringat dengan ibunya, jika ibunya masih hidup, mungkin dia sedikit lebih muda dari Bibi Qin, tapi pasti sama seperti dirinya, ketika dia sedang sakit, dia akan membuatkan makanan kesukaannya untuknya.

Tanpa bisa ditahan matanya memerah, baru saja Bibi Qin menuangkan buburnya, langsung berucap, “Kenapa menangis? Ibu hamil tidak boleh menangis, tidak baik untuk mata.”

Mendengar ucapannya, air mata Christy Mu mengalir semakin deras.

Bibi Qin mengusap air matanya, sambil menghela nafas berucap, “Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sebagai seorang wanita, harus memperlakukan diri sendiri dengan baik, orang yang bisa menjadi sandaran di dunia ini, hanyalah diri kita sendiri.”

Tapi Bibi Qin, bahkan diriku sendiri saja tidak memiliki tenaga, hidup baginya, terlalu sulit untuk dijalani.

……

Setelah makan beberapa suap, dan berganti pakaian, kemudian keluar dari rumah sakit.

Christy Mu seperti tidak melihat Ericko Ye yang berdiri di depan mobil menunggunya, dan langsung berjalan ke arah mobil yang dikendarai tadi oleh Pengurus rumah Wang, membuka pintu dan duduk di dalalmnya.

“Ini......” Pengurus rumah Wang melihat sang tuan dengan perasaan serba salah, Ericko Ye menganggukkan kepalanya, tanpa berucap apapun, dan memasuki Cayenne miliknya.

Suasana di dalam mobil terasa mencekap, Ericko Ye yang semalaman tidak tidur, matanya sudah memerah.

“Brian, kirim orang untuk ke laut itu melakukan pencarian. Jika mati, setidaknya ada mayat.”

“Baik, Tuan.” ucap Brian Zhang, hatinya berpikir, sudah lewat dari semalam, yang dia takutkan adalah Javier Mu sudah dimakan oleh ikan, bagaimana bisa menemukannya?

Kembali ke rumah keluarga Ye, Christy Mu masuk ke dalam kamar, perasannya masih tidak baik, namun jika Ericko Ye mendekat, maka dia akan segera meledak, berteriak menyuruhnya pergi menjauh.

Waktu makan siang, Christy Mu tidak turun kebawah, Bibi Qin menyuruh seorang pelayan perempuan muda untuk membawakan makanan ke atas untuknya.

Beberapa menit kemudian, terdengar pekikan panik yang memenuhi villa ini.

“Apa yang terjadi?” Pengurus rumah Wang segera berlari ke atas, di dalam kamar Christy Mu, makanan tadi sudah tumpah berserakan, pelayan perempuan itu berdiri di sudut tembok dengan tubuh yang bergetar, melihat Pengurus rumah Wang masuk, dia langsung menangis dan berucap, “Nyonya, nyonya......”

Pengurus rumah Wang berjalan mendekat dua langkah, terdiam melihat situasi yang ada dihadapannya, Christy Mu terbaring lurus diatas ranjang, terlihat sebuah luka di tangan kirinya, darah segar terus mengalir keluar, seprai ranjang yang berwarna biru muda telah berubah menjadi biru tua......

“Kenapa masih terdiam? Cepat panggil Dokter Han.” Pengurus rumah Wang berteriak pada pelayan itu, kemudian berlari ke luar ke kamar Yonathan Ye dan berteriak, “Tuan, tuan!”

Beberapa menit kemudian, Ericko Ye berlari keluar, bertanya dengan panik, “Apa yang terjadi?”

“Sebaiknya kamu segera masuk melihatnya,” Pengurus rumah Wang melihat pelayan perempuan itu masih membeku di tempatnya semula, sepertinya dia sangat terkejut, dengan terpaksa dia langsung mengeluarkan handphonenya menelepon Dokter Han, “Halo, Dokter Han, cepat datang kemari, lebih cepat lebih baik...... Tidak, dua puluh menit, jika dalam dua puluh menit kamu tidak sampai, maka kamu membiarkan seseorang terbunuh, kamu pikirkan caranya.”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu