Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 517 Mempermalukan Diri Sendiri Di Depan Publik (2)

"Kamu...."

"Sudah, Sangat konyol untuk mendiskusikan hal-hal seperti itu di depan umum!" Guru menghentikan keduanya dari pembicaraan, dan kemudian berbalik ke Vanny dan berkata, "Vanny, kamu turun dulu, kami akan menyelidiki masalah ini. Jika itu benar, Kamu benar-benar tidak cocok untuk menerima penghargaan. Tetapi jika tidak ada hal seperti itu, kami akan memberi kamu keadilan. "

"Tapi aku....."

"Sudah, masalahnya sampai disini, wisuda dilanjutkan."

Vanny masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dihentikan oleh gurunya, dan dia diperintahkan untuk pergi dengan cepat, agar tidak mempengaruhi jalannya acara wisuda.

Vanny menundukkan kepalanya terus, dengan kecewa turun dari panggung.

Siswa yang berada di bawah panggung melihat Vanny, wajahnya tampak mengejek.

Dia duduk di kursi, orang-orang di sebelahnya tidak hentinya membicarakan dia, dengan cepat terdengar olehnya.

"Mengapa dia masih enak hati untuk naik ke atas panggung dan menerima penghargaan, jika aku jadi dia, aku sudah ke tempat yang tidak ada orang dan bersembunyi."

"Dia berani melakukan hal-hal yang buruk, apa artinya, tidak tahu malu."

"Iya, perkataan ini benar juga."

Vanny tidak tahan mendengar hal ini lagi, ia bangkit berdiri dan dengan cepat berlari keluar.

Melihat Vanny berlari dengan wajah tertutup, ketua kelas menoleh untuk melihat pria berkacamata. Ketika mulut pria berkacamata mencibir, ketua kelas juga tersenyum bangga.

Vanny, Vanny, bukankah kamu begitu sombong, kali ini bahkan guru sudah tahu keburukanmu, lihat bagaimana kamu masih memiliki muka untuk tinggal di sekolah ini!

Satu orang berlari keluar aula, Vanny merasa sikap orang disekitarnya, penuh kebencian.

Mereka semua sedang menertawakan Vanny, senyum itu sangat jelas, membuat dia sakit hati.

Vanny ingin menyingkirkan ejekan itu, jadi dia berlari dan berlari sampai dia tidak bisa lagi berlari, lalu dia duduk di tanah dan menangis diam-diam.

Mengapa, mengapa semua orang tidak mempercayai dirinya?

Vanny mengira, Selama sumber gosip tidak ada, semuanya tidak akan terjadi apa-apa.

Sangat disayangkan, semua ini hanyalah imajinasi Vanny saja.

Bagaimana gosip itu bisa berhenti dengan tepat waktu, semua orang menunggu untuk melihat lelucon itu. Tidak ada satu orang pun yang memihak kepada dia, tidak ada satupun!

Masih mengira semua sudah kembali baik, menunggu akhirnya gosip itu hilang, dan datang kehidupan yang normal.

Tetapi yang menunggu Vanny, hanyalah kesedihan yang lebih banyak, kata orang awam, seperti sebuah pisau, membelah jantung Vanny.

Vanny saat itu, sudah melupakan kesedihannya, Dia tampak mati rasa, dia hanya merasa sedikit kedinginan, dari sudut hatinya, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuhnya.

Tidak ada yang bisa membuat Vanny tetap hangat, dia hanya bisa menjaga dirinya sendiri, mengatakan pada dirinya sendiri dengan acuh tak acuh, akan menjadi lebih baik, menjadi lebih baik.

Tapi, apakah benar sudah membaik? Vanny sudah melakukan semua hal yang dia bisa, hanya bisa dengan tabah menghadapi ini semua.

Lalu hasilnya? Hanya kesakitan dan kesedihan yang ia dapat, dan juga putus asa.

Apakah perlu menjalani kehidupan seumur hidup dengan fitnahan yang tidak berujung?

Begitu memikirkan itu, Vanny tiba-tiba merasakan perasaan kehidupan tanpa kasih.

Suara handpone-------

Tiba-tiba ada yang menelepon, Vanny gemetar, melihat nama yang ada di telepon, dan menangis lebih keras.

Ternyata itu adalah Ani Xie.

Ani Xie memakan coklat yang sangat enak, dia tahu Vanny sangat suka makan coklat, sengaja membelikan satu kotak coklat untuknya.

Ketika dia memikirkan hal itu, Vanny masih belum istirahat, Ani Xie sudah menelepon dia, ingin melihat gadis gila ini sedang apa.

Mengangkat telepon, Ani Xie berkata dengan tertawa, "Vanny, aku membelikanmu coklat, sangat sangat enak. Kamu bilang, tunggu aku pulang baru memberikannya kepadamu, atau sekarang memberikan kepadamu lewat paket? Iya, melihat keinginanmu, pasti sudah tidak sabar, dan memintaku untuk mengirimnya lewat paket, benar tidak?"

Timbul keheningan, telepon tampak tidak ada obrolan.

Ani Xie berkata dengan tertawa, bertanya, "Vanny, kamu sedang mendengar aku berbicara kan?"

Untuk waktu yang lama, telepon baru ada suara gemetar, "Ani....."

Ani Xie belum pernah mendengar suara rapuh Vanny, dalam kesannya, Vanny adalah gadis yang optimis dan bersemangat, bahkan jika dia sesekali tidak bersemangat, dia akan memakan makanan lezat untuk mengembalikan semangatnya.

Tetapi sekarang, kenapa?

Ani Xie memegang erat telepon, bertanya, "Vanny, apakah kamu sedang menangis? Apa yang terjadi sebenarnya, kamu pelan-pelan saja menjelaskan."

Berbicara? Obrolan ini harus dimulai dari mana?

Vanny memegang dahinya, menutup mata, terisak, "Aku tidak tahu mau berbicara apa. Mereka sungguh keterlaluan, aku tidak melakukan apa-apa, mereka memfitnahku seperti itu. Tidak peduli aku berbicara apa, tidak ada satupun orang yang mempercayaiku, Ani, aku sungguh tidak tahu harus bagaimana!"

Ani mendengar bicaranya terlalu berantakan, mengerutkan kening, berkata, "Aku mempercayaimu, gadis baik. Jangan menangis lagi, beritahu aku, mereka berbicara apa, membuat kamu begitu tidak senang."

Vanny sangat ingin memberitahu Ani Xie, tapi Ani Xie sedang berbulan madu, buat apa menggunakan masalah ini dan membuat dia khawatir?

Hidupnya sudah berantakan, tidak boleh membuat orang ikut berantakan juga.

Vanny menunduk, tersenyum, dan berkata, "Kamu percaya? Hei, aku hanya mengerjaimu. Aku sudah lama tidak meneleponmu. Aku membuatmu takut. Kenapa, apakah kamu benar-benar percaya?"

Vanny berusaha menaikan suaranya, tampaknya berusaha bersenda gurau.

Tetapi Ani Xie tidak berkata sepatah kata apapun, tidak menuduh Vanny berbohong.

Ketenangan ini, membuat Vanny bertanya dengan hati-hati, "Ani, apakah kamu benar-benar marah? Sudah, aku yang tidak baik, tidak seharusnya dengan sengaja membuatmu marah. Jangan marah, ya?"

Ani Xie bukan marah, hanya khawatir.

Dia dan Vanny adalah sahabat baik, apakah tidak bisa membedakan itu bohong atau tidak?

Vanny tidak berkata apapun, semakin menunjukkan bahwa masalah semakin serius.

Tapi karena Vanny tidak ingin membiarkan dirinya tahu, Ani Xie juga bekerja sama dengan berpura-pura sampai akhir.

"Benar, aku sedang marah. Apakah kamu tahu aku sangat mengkhawatirkanmu. Kalau benar ada orang menganggumu, aku tidak akan mengampuni dia!"

Mendengar perkataan ini, Vanny menutup mulutnya tampak sedih.

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Vanny tersenyum dan berkata, "Tenang, jika ada orang yang menindas aku, jangankan kamu, aku akan dahulu memberinya pelajaran. Kalau begitu, kita sudahan dulu, aku mau pergi ke perpustakaan."

"Baik, pergilah, harus perhatikan kesehatan."

"Kamu juga."

Setelah berbicara, Vanny menutup ponsel, memegang ponsel, dan menangis histeris.

Sedangkan Ani Xie, dia tidak meletakkan ponselnya, dan dia tampak serius.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu