Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 233 Direktur Ye, Tolong Lepaskan Dia (2)

Ericko Ye tahu diri. Dirinya belum begitu besar sampai bisa menyuruh wakil gubernur untuk memotong pita. Tapi adanya sekretaris kota dan walikota sudah cukup baginya.

"Dengar-dengar taman hiburan ini usaha bersama. Kenapa aku tidak melihat orang-orang mereka?" Tanya sekretaris Zhang tidak mengerti.

Dengan tenang Ericko Ye menjawab, "Keuangan perusahaan MK bermasalah, jadi aku membeli seluruh saham mereka."

Sekretaris Zhang mengangkat kepala menatap Ericko Ye, dari mata pria itu muncul sorot kagum, dengan nada suara datar bicara, "Muda dan menjanjikan, berani mengambil resiko dan berani."

Ericko Ye tersenyum rendah hati, "Sekretaris Zhang terlalu memuji."

Sekretaris Zhang merubah gaya bicaranya menjadi sindiran, "Ingat untuk tepat waktu membayar pajak. Pemasukan pemerintahan kota A bergantung pada perusahaan besar."

Ericko Ye tersenyum tipis, "Sekretaris Zhang tidak perlu khawatir. Sebisa mungkin perusahaan kami patuh pada kewajiban."

Sekretaris Zhang mengangguk sambil menepuk-nepuk bahu Ericko Ye, setelahnya pria itu melangkah cepat ke depan untuk menemani wakil gubernur.

Acara pembukaan resmi dimulai pada pukul sembilan.

Ketika sekretaris pemerintah kota, walikota serta beberapa dirjen muncul di panggung, tempat acara langsung sunyi. Kamera para media seluruhnya mengarah ke panggung.

Yang harus diketahui, biasanya Thomas Zhang selalu menjadi orang yang rendah hati, beliau adalah seorang pemimpin yang selalu melakukan aksi nyata, khususnya saat kota A gempa, penampilan beliau sangat berani dan positif, membuat warga sangat menyukainya. Demi menghindari kecurigaan, Thomas Zhang jarang menghadiri acara perusahaan seperti ini. Tidak diduga, di acara besar pembukaan ini, Thomas Zhang yang akan menggunting pita. Ini di luar dugaan orang-orang.

Pertama, pembawa acara memperkenalkan tamu penting yang ada di acara, setelah itu ada kata sambutan dari Ericko Ye, "Halo semuanya. Aku direktur dari perusahaan Star Ye, Ericko Ye. Di acara pembukaan taman hiburan ini, saya ucapkan selamat datang pada pengunjung yang hadir."

Di kumpulan orang yang padat, Lisa Xiao dan Javier Mu dari jauh melihat. Keduanya memakai kacamata hitam, lalu muncul senyum tipis di wajah keduanya.

"Hebat juga Ericko. Tidak ku sangka dia membuat sekretaris Zhang menggunting pita." Lisa Xiao mengulas senyum.

Javier Mu merangkul bahu Lisa Xiao, menghindari agar Lisa Xiao tidak ditabrak orang, lalu menjelaskan pada Lisa Xiao, "Aku merampas banyak manfaat dari ucapan Ericko. Aku tebak kota ini melakukan hal itu demi membuat suasana hati Ericko tetap tenang dan damai. Mereka takut bos besar ini marah, menetap di kota lain lalu memindahkan perusahaannya. Kota A tidak tahu berapa banyak pendapatan pajak yang akan diterima."

"Yang kamu ucapkan benar. Dalam waktu yang lama aku tidak berada di kota S, di penghujung tahun ada banyak surat undangan dari pemerintah yang ditaruh di mejaku. Tapi aku belum pernah menghadiri jamuan makan. Aku sangat tidak suka acara semacam itu, hanya bicara saja sangat melelahkan."

Javier Mu menyukai watak Lisa Xiao yang sembarangan dan santai, pria itu menunduk lalu mencium daun telinga Lisa Xiao, "Nantinya kamu tidak juga perlu pergi, ada aku nantinya."

Lisa Xiao tertawa riang, "Eum. Kamu paling hebat mengurus hal ini. Nantinya aku bisa tidak memperdulikan hal ini."

Dari aspek finansial, Lisa Xiao lebih kaya dua kali lipat dari Javier Mu, tapi keduanya tidak pernah merasa uang Lisa Xiao malah menekan Javier Mu. Rasa suka keduanya datang dari hati. Dalam hal semangat mereka sama, dalam cinta pun begitu, maka dari itu hubungan keduanya harmonis.

Akhirnya pidato Ericko Ye sudah sampai penghujung, "Terakhir, aku berharap semua orang bisa menemukan kesenangan dan tawa bahagia di sini. Terima kasih."

Terdengar tepuk tangan meriah. Mau tidak mau Lisa Xiao mengakui, walau terkadang wajah Ericko Ye terlihat licik, tapi Ericko Ye mampu mengatur tempat acara ini.

Sutra merah dipotong, balon warna-warni yang tak terhitung banyaknya dilepaskan ke udara, lalu suara sorakan dan musik terdengar bersamaan, pertanda taman hiburan secara resmi dibuka. Ericko Ye berdiri di atas panggung melihat kumpulan orang-orang yang masuk, khususnya pria itu melihat sebuah keluarga. Ketika melihat seorang ayah menggendong anak, hati Ericko Ye semakin tidak nyaman.

Ericko Ye membangkitkan semangatnya untuk menemani para pemimpin berkeliling di taman hiburan, dengan puas wakil gubernur berkata, "Ini adalah taman hiburan terbesar yang ada di provinsi kami dan dikerjakan dengan baik. Tapi harus dipastikan untuk mempersiapkan keamanan dan keselamatan dengan baik. Jangan sampai terjadi kecelakaan."

"Anda jangan khawatir, semua permainan di sini sudah diperiksa dengan teliti, tidak akan terjadi kecelakaan."

"Hm, harus diingat dalam hati untuk menjaga keselamatan."

"Baik, gubernur Quan."

Setelah mengantar pergi para kumpulan pimpinan tersebut, Ericko Ye menghembuskan napas lega. Hari ini sudah berlalu, tempat ini sudah tidak membutuhkannya lagi, Ericko Ye bisa mencurahkan seluruh tenaganya untuk mencari Christy Mu.

Para pengunjung berjalan berbaris, dengan cepat taman hiburan yang kosong itu dipenuhi banyak orang, berubah menjadi padat.

Ericko Ye berjalan ke arah wilayah kantor. Ketika melewati tempat makanan, sudut mata Ericko Ye menyadari dari jauh ada sebuah punggung yang familiar. Ericko Ye langsung menghentikan langkah kaki, jantungnya berdegup semakin cepat.

Melihat orang tersebut berjalan ke depan, Ericko Ye yang sudah sadar langsung mempercepat langkah kakinya mengejar orang tersebut. Tapi pengunjung terlalu banyak, tidak henti-hentinya orang datang menghalangi jalan Ericko Ye. Kemudian Ericko Ye tidak hati-hati dan menabrak gadis kecil yang memegang gulali. Gulali yang baru dibeli itu juga terjatuh ke tanah.

"Ibu, gulaliku." Gadis kecil itu hampir ingin menangis.

Ericko Ye terpaksa menghentikan langkahnya lalu membantu gadis kecil itu berdiri, "Maaf, paman terlalu buru-buru." Ericko Ye merogoh uang 200 ribu dari kantong lalu menyelipkan uang tersebut ke tangan gadis kecil tersebut, "Kamu beli satu lagi, oke?"

"Hei, kenapa kamu seperti ini. Kenapa terburu-buru?" Ibu gadis kecil itu berucap tidak senang sambil menepuk debu yang ada di baju anaknya.

"Maaf, aku sedang mencari orang dan tidak memperhatikan ada orang." Ericko Ye buru-buru meminta maaf. Ketika Ericko Ye mengangkat kepala, punggung orang yang dicarinya sudah tidak ada lagi.

Ibu dari gadis kecil itu masih ingin bicara, tapi begitu melihat pria yang sangat tampan dan ternyata orang itu adalah orang baru saja menggunting pita di atas panggung tadi, ibu gadis kecil itu langsung berubah tergila-gila, "Ah, tidak apa tidak apa. Anakku yang tidak melihat jalan."

Ericko Ye langsung mengganguk lalu berlalu dengan cepat seperti angin.

"Dari jauh terlihat tampan, di lihat dari dekat membuat orang terpesona." Mata ibu muda itu berbinar.

"Bu, ini uangnya. Aku masih ingin membeli gulali." Gadis kecil itu mengangkat lembaran uang.

"Ya ya. Ibu antar kamu beli."

Sesampainya di depan kios makanan, punggung yang familiar itu telah hilang. Ericko Ye mencari di sekitaran tapi masih belum menemukan.

Apakah matanya buram? Jelas-jelas Ericko Ye melihat punggung itu.

Kala itu saat Christy Mu melihat Javier Mu, Ericko Ye tidak terlalu percaya, tapi sekarang, apakah Javier Mu sungguh masih hidup?

Jika masih hidup, bisakah dia cepat-cepat muncul? Ericko Ye tidak masalah untuk minta maaf, tidak masalah jika dipukul, selama Javier Mu masih hidup itu sudah cukup. Jika seperti itu, Christy Mu baru bisa lega akan masalah di masa lalu.

"Ericko Ye." Sebuah suara yang jernih terdengar di belakang Ericko Ye.

Ericko Ye memutar tubuhnya, Lisa Xiao yang sudah lama tidak dilihatnya berdiri berjarak dua meter darinya. Wanita itu memakai baju santai, tangannya memegang teh susu berwarna merah muda, pipinya memerah, dari matanya muncul kilauan.

"Lisa?" Ericko Ye terkejut bukan main.

"Kenapa? Apakah kamu terkejut karena aku datang ke taman hiburanmu?"

"Ya, aku terkejut. Bagaimana bisa kamu datang..." Tiba-tiba Ericko Ye teringat foto di kapal pesiar. Ericko Ye melihat ke sekeliling tapi tidak melihat orang yang mencolok, akhirnya bertanya pada Lisa Xiao, "Apakah kamu datang sendiri?"

Lisa Xiao menjawab jujur, "Aku datang bersama teman. Tapi karena orangnya terlalu banyak, kami terpisah."

Lipatan mata Ericko Ye naik ke atas, "Teman? Apakah kamu butuh bantuan untuk mencarinya?"

"Tidak perlu. Aku akan menelponnya."

"Karena sudah datang ke tempatku, ayo makan siang bersama. Aku traktir."

"Apakah Edelyn sudah pulang?" Lisa Xiao langsung terus terang. Lisa Xiao datang demi masalah ini. Awalnya ketika Lisa Xiao ingin pulang, dia ingin menelpon Ericko Ye untuk bertemu, tapi tidak disangka malah bertemu di sini.

"Dia... belum pulang. Dia masih berlibur di luar." Ericko Ye tidak tahu harus bicara apa. Terpaksa menjawab asal.

Selangkah demi selangkah Lisa Xiao berjalan mendekat, mata tajam itu menatap penuh selidik ke Ericko Ye lalu suaranya berubah dingin, "Ericko, jangan bohong. Bukankah terjadi sesuatu pada Edelyn?"

Wajah Ericko Ye juga berubah dingin, "Lisa, bukankah kamu terlalu banyak ikut campur?"

"Huh! Aku lihat kamu merasa bersalah. Berdasarkan ucapanmu, jika Edelyn sungguh masih berlibur di luar negeri, kenapa tidak ada satu kabar pun darinya? Dan sekarang tidak bisa tersambung ke ponselnya? Dan juga, Edelyn juga berpartisipasi atas proyek taman hiburan ini, perusahaan MK adalah pemegang saham terbesar. Membuka bisnis sebesar ini, tapi satupun orang dari perusahaan MK tidak ada! Orang yang peka langsung tahu bahwa ada yang salah di sini." Lisa Xiao berucap dengan masuk akal, menganalisa dengan rapi dan beralasan, membuat Ericko Ye sakit kepala.

Wanita yang terlalu pintar sungguh bukan hal yang baik.

Pergerakan orang di jalan kios makanan sangat penuh, kedua orang ini, yang satu adalah Ericko Ye, direktur Star Ye yang baru saja populer, yang satunya lagi adalah seorang wanita cantik yang sangat cantik, tentunya kedua orang ini menarik banyak pandangan orang, banyak juga yang mengangggap Lisa Xiao adalah kekasih Ericko Ye.

"Kita ganti tempat untuk bicara. Di sini tidak nyaman." Sikap Ericko Ye menjadi hangat.

Tentunya Lisa Xiao tidak bersedia dilihat orang-orang, Lisa Xiao mengangguk, "Baiklah. Pergi kemana?"

"Di sana ada ruangan kantor, cukup sunyi." Ericko Ye memutar tubuhnya untuk membawa Lisa Xiao pergi, lalu menghentikan langkah kaki dan bicara, "Panggil temanmu untuk ikut juga."

"Tidak perlu. Dia akan pergi bermain sendiri. Nanti aku akan menghubunginya."

"Tidak benar rasanya."

Lisa Xiao mengangkat alis, tempramennya agak naik, "Apanya yang tidak benar? Dia temanku, aku bilang tidak apa-apa ya tidak apa-apa. Kenapa kamu bicara omong kosong begitu?" Ucapan Ericko Ye aneh. Lisa Xiao menatap tidak suka pada Ericko Ye, selalu memberi wajah masam pada Ericko Ye.

Selain dimarahi Christy Mu, belum ada wanita yang berani bicara seperti itu pada Ericko Ye selain Lisa Xiao yang bersikap angkuh.

Lisa Xiao tidak memberi kesempatan padanya. Berkali-kali membuat Ericko Ye malu di hadapan banyak orang, yang semakin membuat marah, Ericko Ye tidak bisa berbuat apa-apa pada Lisa Xiao.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu mau pergi atau tidak?" Lisa Xiao mengernyit.

Ericko Ye mengusap dahinya pasrah, "Ya, ayo pergi. Kamu adalah pemimpinnya."

Lisa Xiao mendengus dingin, malas meladeninya.

Tidak jauh dari belakang kios penjual mie, tatapan Javier Mu mengikuti kedua punggung orang itu. Ketika mereka akan berbelok, tangan Lisa Xiao yang berada di belakang membentuk tanda 'oke'. Javier Mu tertawa, Lisa Xiao pasti tahu kalau dirinya menatap wanita itu, kan? Maka dari itu Javier Mu merasa lega.

Kejadian barusan juga kebetulan. Javier Mu menyadari di depannya ada kios makanan tahu bakar dan menyuruh Lisa Xiao menunggunya di depan kios teh susu. Hasilnya, ketika kembali, Javier Mu melihat Ericko Ye yang terburu-buru, seperti sedang mencari orang.

Javier Mu tebak, pria itu pasti melihat dirinya, bagusnya Lisa Xiao cepat tanggap.

Setelah beberapa menit kemudian, kedua orang itu duduk di kantor Ericko Ye yang berada di lantai dua. Sekretaris Liu memberikan dua gelas kopi dan sepiring buah. Ketika pergi, sudut mata sekretaris Liu melirik Lisa Xiao. Dalam hari berkata, sepertinya pernah melihat wanita cantik ini di suatu tempat.

Kedua tangan Lisa Xiao dilipat di atas kedua kakinya, gaya seorang wanita yang kuat, "Bicaralah. Sebenarnya ada apa?"

Ericko Ye menjawab dengan tenang, "Edelyn diculik."

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu