Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 286 Kehidupan Biasa, Cinta Pertamanya (1)

"Bagaimana bicaranya?" Yang berucap adalah Javier Mu.

Lisa Xiao bersumpah dengan serius, "Coba kalian pikir, sudah bertahun-tahun lamanya kota A tidak turun salju, hari ini turun salju besar sekali, bahkan jalan terhalang, ini menunjukkan dengan jelas bahwa dia tidak ingin Christy ke rumah sakit untuk melahirkan, karena Christy takut dengan dokter-dokter tersebut. Sampai saat itu tiba, Christy ingin menutupinya tapi tidak bisa. Dan juga begitu melahirkan, salju berhenti turun, matahari menyembul keluar. Ini sangat aneh, kan?"

Javier Mu mengikuti jalan pikiran Lisa Xiao, menggangguk lalu bicara, "Kamu berucap seperti itu, yah seperti nyata."

"Ya Tuhan, darimana anak ini berasal sebenarnya? Begitu lahir langsung mengejutkan dunia. Jika aku tidak tahu mengenai kamu dan Edo sebelumnya, aku juga pasti takut."

Kedua orangtua Lisa Xiao tidak mengerti fakta masalah ini, tetapi melihat ucapan dan ekspresi yang lain, sepertinya ada yang ditutupi, keduanya memilih untuk diam mendengarkan. Ini terlalu menakjubkan.

Christy Mu menyentuh wajah kecil yang sedang tertidur itu, tidak kuasa untuk bicara, "Kamu ini, sebenarnya datang darimana? Tidak disangka kamu begitu luar biasa. Tetapi, kamu adalah jelmaan peri kecil, kamu juga anak gadisku."

"Wah, ucapan yang begitu menakjubkan. Tetapi, apakah di dunia ini ada peri kecil?"

"Bagaimana kalau ada?"

Edo terus merangkak ke samping adik perempuannya, Edo sangat suka adik perempuannya yang lembut dan halus, terlebih lagi setelah mandi, Edo selalu menatap ke arah adik perempuannya. Bulu matanya yang panjang, hidungnya yang tinggi dan bibirnya mirip sekali dengan bibir ibunya.

"Ayah, siapa nama adik ini?" Edo bertanya pada Ericko Ye.

Ericko Ye memutar kepalanya melihat ke luar jendela, salju masih tebal, keberuntungan datang, kemudian Ericko Ye berucap, "Bianca. Bianca Ye."

Hubungan takdir antara Bianca Ye dan salju sangat dalam, arti nama ini mungkin juga memiliki arti surga.

"Bianca Ye? Nama yang bagus. Apa nama kecilnya?" Semenjak Edo tahu tentang nama panjang dan nama kecil, anak kecil itu sangat antusias dengan hal ini.

Ericko Ye menatap dalam istrinya, "Menurutmu nama apa yang bagus?"

Sedari awal Christy Mu sudah memikirkan nama anak gadisnya, "Acha. Edo dan Acha. Nama keduanya mengandung pesan di dalamnya."

"Ya, aku ikut saja." Ericko Ye tidak menolak.

Edo berpikir sambil memiringkan kepala, berucap sambil tersenyum, "Nama Acha lebih bagus daripada namaku." Kemudian dengan suara pelan berkata pada adik perempuan, "Adikku, nantinya namamu Acha. Apakah kamu suka?"

Acha tidur dengan damai, sudut bibir gadis kecil itu menyunggingkan senyum tipis.

Melihat wajah Christy Mu yang lelah, Lisa Xiao berdiri lalu berkata, "Kita keluar saja dulu. Biarkan Christy tidur. Christy baru saja mengeluarkan banyak tenaga."

Awalnya Edo ingin melihat adiknya lagi, tapi berpikir bahwa nanti adiknya akan selalu berada di sisinya, Edo langsung pergi dengan gembira.

Ericko Ye menunggu semua orang keluar, lalu setelahnya pria itu menggenggam tangan Christy Mu, mencium dahi Christy Mu sebentar lalu berkata, "Istriku, kamu sudah berusaha keras. Istirahat lah dengan baik. Nanti setelah bangun, aku akan membawamu ke rumah sakit untuk diperiksa."

"Eum." Christy Mu bergumam dengan rasa lelah dan mengantuk. Christy Mu sangat mengantuk.

Ericko Ye menutup pintu dengan pelan, kebetulan pria itu mendengar ibu Lisa Xiao bertanya pada Lisa Xiao di ruang tamu, "Sebenarnya ada apa?"

Lisa Xiao merasa sangat tidak nyaman, "Bu, ini adalah privasi orang lain. Aku tidak bisa mengatakannya."

"Bahkan pada ibu sekalipun?"

"Ya, aku tidak bisa mengatakannya." Lisa Xiao menjawab dengan tegas.

Ericko Ye tersenyum tanpa suara, lalu berkata "Kakak ipar, tidak masalah. Beritahu saja pada paman dan bibi, kita ini satu keluarga."

"Kamu yakin?" Lisa Xiao tidak menyangka Ericko Ye akan berkata seperti itu.

"Yakin."

Baru ucapan Ericko Ye selesai diucapkan, Lisa Xiao langsung meraih tangan ibunya, dengan heboh berucap, "Kemari kemari, aku akan memberitahu kalian tentang masalah ini. Setelah mendengarnya jangan terkejut ya...."

Oh....

Ericko Ye melotot menatap Lisa Xiao dengan perasaan frustasi. Walaupun sudah menjadi ibu dari dua anak, sedikitpun Lisa Xiao tidak berubah.

Sinar matahari di luar ruangan bersinar, Edo berada di luar membuat boneka salju. Karena takut salju akan cepat meleleh, Edo berlari ke pintu masuk dan meneriakkan ayahnya, "Ayah, cepat bantu aku membuat boneka salju."

"Ayah datang."

Setelah villa keluarga Ye direnovasi, villa ini terlihat hangat. Tirai dan karpet dirubah menjadi warna yang hangat, Ericko Ye juga secara khusus memasang perapian di ruang tamu, saat musim dingin tiba mereka bisa duduk melingkar di depan perapian sambil membaca buku, mengobrol, minum teh. Bergaya eropa sekali.

Acha tumbuh dengan cepat. Gadis kecil itu tidak sama dengan Edo. Mulai dari lahir, Edo selalu tersenyum jarang menangis, tapi Acha berbeda. Begitu gadis kecil itu merasa tidak puas, contohnya lapar, bosan atau mengompol, Acha akan menangis. Terkadang Acha sungguhan menangis, air matanya mengalir deras, terkadang Acha menangis palsu, menangis palsu sampai Christy Mu tidak ingin memperdulikannya.

Di penghujung tahun, perusahaan Ericko Ye sangat sibuk, tetapi pria itu tidak pernah datang ke jamuan makan malam. Begitu pulang kantor, Ericko Ye akan langsung pulang ke rumah untuk melihat putri kecilnya. Selama melihat Acha, kelelahannya langsung menghilang.

Di kehidupan yang sangat ramai ini, musim semi pun tiba.

Pada malam sebelum tahun baru, Ericko Ye menggendong Acha sambil menyuruh pelayan menempel kertas yang berisi ucapan kebahagiaan dalam menyambut tahun baru.

"Ke atas sedikit. Ya ya ya, benar."

Saat ini paman Wang dari kejauhan berlari, dari suaranya terdengar kegembiraan, "Tuan, tuan, anda lihat siapa yang pulang."

Ericko Ye menengok, sebuah siluet tubuh tinggi dan besar muncul dalam pandangannya, karena di belakangnya ada matahari sore, wajah itu terhalang cahaya matahari, Ericko Ye masih belum melihat jelas siapa orang itu. Edo langsung berlari ke arah sana lalu berteriak, "Paman--"

Ericko Ye menjadi sangat senang, adiknya kembali.

Yonathan Ye memberikan kopernya pada pelayan, membungkukkan badannya untuk memeluk Edo, kemudian Yonathan Ye mengangkat Edo, memutar anak kecil itu beberapa kali, sambil tertawa berkata, "Edo sudah tumbuh besar lagi. Paman hampir tidak bisa menggendongmu."

Edo tertawa kecil, "Bagaimana mungkin? Aku selalu kecil seperti ini." Selesai bicara, tatapan Edo jatuh ke seorang wanita cantik yang berada di samping Yonathan Ye, dengan penasaran bertanya, "Kakak ini cantik sekali. Siapa kakak ini?"

"Ini temanku. Dia datang ke rumah kita untuk merayakan tahun baru." Yonathan Ye memperkenalkan.

Dengan santai wanita cantik itu mengulurkan tangan, "Halo, namaku Hani."

Edo juga mengulurkan tangan, menjabat tangan Hani Lin. Mata Edo memperhatikan terus menerus lalu berkata, "Halo kakak cantik."

Beberapa orang itu berjalan menuju villa, lalu Edo bertanya ke telinga Yonathan Ye, "Paman, apakah dia kekasih paman?"

Yonathan Ye menatap Edo dengan terkejut lalu tertawa, "Apakah kamu tahu apa itu kekasih?"

"Tentu saja tahu." Edo mengangkat dagunya sambil berbicara dengan bangga.

Yonathan Ye mencubit hidung kecil Edo, dengan suara pelan berkata, "Bukan, dia bukan kekasih paman."

"Oh. Sayang sekali." Samar-samar Edo menghela napas.

"Sayang kenapa?"

Edo menggelengkan kepala, "Paman begitu tampan dan pintar, tapi wanita itu tidak mengambil kesempatan."

"Hahahaha...." Yonathan Ye tertawa mengejek, "Anak kecil ini, sudah lama tidak bertemu, semakin lama semakin pintar."

"Nah itu." Untuk melebih-lebihkan ucapan Yonathan Ye, Edo menerima ucapan tersebut dengan senang hati.

Sesampainya di pintu masuk, Ericko Ye memandang adik laki-lakinya yang semakin dewasa, perasaan Ericko Ye dipenuhi berbagai emosi.

"Kak, aku kembali."

Ericko Ye maju lalu menepuk-nepuk bahu Yonathan Ye, "Baguslah kamu kembali."

"Apakah ini Acha?" Tatapan Yonathan Ye berhenti tiga detik ke tubuh Ericko Ye. Yonathan Ye dibuat tertarik oleh bayi yang berada di tangan kakaknya, "Ya Tuhan, lucu sekali. Mari ku peluk."

Saat ini Acha sudah keluar dari rahim, kulitnya sangat putih dan lembut seperti salju, sepasang mata berwarna ungu seperti batu permata yang cerah, membuat orang terpikat.

"Bagaimana mungkin ada bayi secantik ini." Yonathan Ye memuji sambil menggendong Acha. Acha menatap pria asing di depannya lalu tersenyum lebar, dalam sekejap, seperti es yang meleleh, musim semi tiba di bumi.

"Dia tersenyum. Dia tersenyum padaku." Yonathan Ye terkejut senang.

Ericko Ye mendekat untuk melihat, lalu tersenyum. Dengan agak cemburu berkata, "Hei, dia tidak pernah tersenyum seperti itu padaku."

Begitu mendengar, Yonathan Ye semakin senang, "Acha, apakah kamu sangat menyukai paman?"

Begitu mendengar suara tersebut, dari dalam Christy Mu keluar. Christy Mu melihat Yonathan Ye, dengan sangat terkejut berkata, "Yonathan?"

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu