Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 156 Mendekat, Yonathan Ye pergi (3)

Ericko Ye melihat kursi yang lengket, mengambil beberapa lembar tissue mengelap kursi Christy Mu lalu menyuruhnya duduk, setelah itu mulai mengelap meja.

Christy Mu yang melihatnya tidak tahan lagi dan tidak senang berkata, “Sudah cukup ya, memangnya yang lain tidak mau hidup lagi?”

Ericko Ye mendengarnya, membuang tissuenya ke tong sampah.

Penampilan dan perawakannya yang memang sangat menarik, dan dengan tubuh sempurna berbalut kemeja juga celana kantor, berada di tengah tengah mahasiswi terlihat begitu matang dan mempesona, dia baru saja duduk, sudah ada banyak anak muda yang diam-diam meliriknya.

Dan ada yang sangat berani, mengandalkan kecantikannya, langsung menghampirinya, dengan wajah yang terlihat kesemsem, “Halo, boleh bertanya, kamu direktur Ye perusahaan Internasional Star Ye bukan?”

Ericko Ye dengan wajah dingin mengangguk.

“Halo, kamu sebelumnya pernah datang ke universitas kami, dan aku pernah melihatmu, aku sebentar lagi akan lulus, hm, apakah perusahaanmu tahun ini akan datang membuka lowongan lagi ke universitas kami?”

“Ini keputusan kantor bagian permasyarakatan, aku tidak ikut campur di dalamnya.” Ericko Ye menjawabnya dengan datar.

Wanita itu tentu saja tidak puas dengan jawabannya, dia menundukan badan menunjukan buah dadanya yang seputih salju, dengan suara yang sangat lembut berkata, “Nah kamu bolehkah memberi tahu nomor teleponmu padaku? Aku ingin saat itu tiba bisa bertanya hal lainnya padamu.”

Ericko Ye tersenyum dingin, permainan wanita ini dia telah sering melihatnya.

“Wanita di hadapanku ini adalah istriku, kamu bisa bertanya padanya apakah dia boleh atau tidak aku memberikan nomor hpku?”

Wanita itu melongo, dia kira Christy Mu hanya pacarnya atau siapanya, tidak disangka ternyata dia adalah istrinya.

Wajahnya langsung memerah, melihat Christy Mu dengan tersenyum canggung, lalu dengan cepat mengatakan ‘maaf’, dan pergi dari tempat itu secepatnya.

Christy Mu menggosok sumpitnya, tertawa dengan Ericko Ye dan berkata, “Wanita itu penampilannya sangat menarik, kenapa tidak memberikannya padanya nomor hpmu?”

Ericko Ye menjawab dengan rancu, “Aku pemilih, hanya suka memakan peliharaan dari rumah saja, dan yang liar seperti itu aku tidak menyukainya.”

Pusing...

Setelah mie tersaji, Christy Mu sudah tidak ada tenaga untuk meladeninya lagi, hanya menundukan kepala makan, Ericko Ye hanya memakan beberapa suap lalu meletakan sumpitnya, melihat Christy Mu memakan makanannya dengan bahagia, dia lalu memberikan sisa makanannya padanya.

Bertemu dengan makanan, penampilannya pencinta makan langsung terlihat jelas, apalagi dengan makanan yang telah lama dirindukannya ini.

Dahinya mengucur keringat dingin, dan di bawa lampu hangat terlihat berkilau, Ericko Ye mengambil tissue dan membantunya mengelap keringat.

“Ericko, jangan ganggu mood makanku.” Christy Mu memicingkan mata memperingatinya.

Ericko Ye menatapnya dalam, lalu tiba-tiba berdiri mengangkat dagunya, dan mengecup dalam-dalam bibirnya.

Dan disekitar terdengar bunyi suara heboh dari orang-orang yang ada disana...

“Wah, romantis sekali.”

Christy Mu dalam hatinya bak berlari melewati 10.000 rumput dan kuda lumpur, romantis kentutnya, dan mood makannya saat ini telah benar-benar hancur.

“Kamu gila ya?” Christy Mu melototinya emosi.

Ericko Ye seperti belum puas menjilat bibir bawahnya, “Moodku tidak bagus, lalu aku mengapa harus membiarkan moodmu bagus?”

“Pak, bayar.” Teriak Christy Mu, saat ini kalau tidak pergi juga, mereka pasti akan jadi bahan tontonan gratis orang-orang.

Ericko Ye tertawa ringan, langsung mengeluarkan uang di atas meja, dan melangkah pergi mengejar Christy Mu.

Wanita ini, sungguh sangat mudah emosian.

Setelah keluar dari toko mie, Christy Mu langsung hilang di antara kerumunan anak mahasiswa lainnya, Ericko Ye dengan cemas mencarinya disekitar, lalu melihat bayang tubuhnya di tempat penggorengan.

“Tidak mau pedas, tambahkan bubuk jintennya agak banyak saja...”

Ericko Ye melihatnya, sebuah sosis yang dipanggang akan kehitam-hitaman.

Christy Mu sedang fokus melihat makanannya, dan pergelangan tangannya sudah di genggam oleh seseorang, dia tidak melihatnya, karena dia tahu siapa orang itu, dan rasa tangannya dia sangat familiar dengannya.

Setelah itu dia memberi uang pada bapak toko itu, Christy Mu mengambil sosisnya meniupnya lalu menggigitnya.

Wah, enak sekali.

Ericko Ye melihat sosis yang keluar masuk dari mulutnya, tubuhnya langsung mengeras, genggamannya pada tangan Christy Mu semakin keras.

“Ericko, kamu melukai tanganku.” Christy Mu tidak senang dan mencoba melawan.

Napas Ericko Ye semakin menderu, dia menarik tangannya dengan cepat berjalan ke arah mobil.

Devil kecil ini, dia rasanya sebentar lagi akan mati disiksanya. Beberapa hari ini karena memperhatikan perasaannya, Ericko Ye sengaja tidak menyentuhnya menahan dirinya, hanya tidur biasa dan berpelukan, tapi saat ini, dia tidak bisa menahannya lagi.

“Hey, jalannya pelan-pelan.”

Christy Mu hampir saja tersandung, dan sosis yang tersisa di tangannya tidak tahu sudah jatuh kemana.

Sampai di pinggir pintu mobil, Ericko Ye membuka pintu belakang, mendorongnya masuk ke dalam, dan tanpa menunggu respon Christy Mu, dia langsung menimpanya.

“Ericko...Kamu...”

Ericko Ye sekuat tenaga mencium bibirnya...

Christy Mu melihatnya yang telah panas langsung terkejut, memangnya apa yang dia lakukan tadi? Hingga bisa membuatnya menjadi tidak sabaran seperti ini?

Posisi di mobil kecil sempit dan tertutup, di luar mobil ada banyak orang yang lalu lalang, Christy Mu tahu orang di luar sana tidak bisa melihat mereka, tapi dia masih merasa sangat gugup.

“Pintar, rilexs sedikit...” Eskpresi Ericko Ye sudah berantakan, dan dikuasai nafsu.

Christy Mu masih melawan dan mendorongnya.

“Minggir kamu...”

Ericko Ye saat ini bagaimana bisa mendengarnya, tiba-tiba...

Christy Mu tidak bisa menahan rasa ini, dengan tidak tahan mengeluarkan suara...

“Ericko...Jangan...Ini diluar...”

“Orang tidak melihatnya.” Ericko Ye mana mungkin mau melepaskannya, langsung...

Atau mungkin karena bertukar suasana, Ericko Ye merasa sangat puas, setelah menuntaskan sesi pertama, mereka langsung pulang ke vila. Satu malaman ini, Christy Mu tidak sekalipun turun dari ranjang.

“Ericko...Besok kita masih mendaki gunung...” Christy Mu dengan suara serak berkata.

“Kamu bisa tidur di dalam mobil, besok baru mendaki.” Ericko Ye seperti tanpa lelah, dan seperti mengumpulkan tenaga dan hasratnya selama ini lalu mengembalikannya pada Christy Mu.

Jendela begitu gelap tanpa cahaya, bulan sepertinya malu dan bersembunyi di balik awan gelap.

……

Keesokan harinya, Ericko Ye menarik Christy Mu turun dari ranjang, lalu dengan masih keadaan mengantuk mencuci wajahnya, menukar baju dam memakaikannya sepatu, lalu dengan menyeret kakinya yang sakit masuk ke dalam mobil, dia bahkan tidak memakan sarapannya.

Mobil mereka adalah mobil bus besar yang sama jenis, saat mereka berdua sampai, kedua bus besar semua sudah menunggu mereka dengan tenang.

Christy Mu tidak bersemangat, juga malas memaksakan senyum, naik ke atas mobil melihat posisi kosong duduk langsung melanjutkan tidur, Ericko Ye pasrah hanya tersenyum, duduk di sampingnya, lalu menyenderkan kepala Christy Mu ke bahunya.

Sekretaris Liu melihat semua sudah lengkap, lalu berkata ‘berangkat’, kedua bus besar mulai melaju menuju lokasi.

Perjalanan ke lokasi menghabiskan waktu 2 jam, tidur Christy Mu semakin lama semakin lelap, hingga akhirnya sepenuhnya jatuh ke dalam pelukan Ericko Ye.

Jarinya menyisir rambut panjang Christy Mu yang hitam, melilitkannya di jarinya, juga melilitkannya di hatinya.

Tidak bisa melepaskannya, dan juga tidak bisa terlepaskan.

Christy, karena aku sudah melihat jelas hatiku, maka di seumur hidupku jangan harap aku akan melepaskanmu.

Sampai di tempat tinggal, Ericko Ye tidak membangunkannya, menggendongnya membawanya masuk ke kamar besar yang sudah disiapkan.

Para karyawan yang melihatnya merasa mata mereka terasa panas. Di perusahaan sering bermesraan, sampai diluar bahkan lebih parah, hati mereka para jomblo rasanya sudah mau meledak.

“Kamu suruh lainnya atur waktu sendiri, dan perhatikan keselamatan. Tidak usah perdulikan kami.” Sebelum masuk kamar Ericko Ye memberi pesan pada sekretaris Liu.

“Baik, direktur Ye.” Sekretaris Liu melirik Christy Mu yang masih tertidur pulas dipelukan Ericko Ye, dengan sadar diri membantu mereka menutup pintu kamar.

Ericko Ye dengan perlahan menurunkannya ke atas ranjang, melepas sepatu dan jaket, lalu dia sendiri ikut berbaring memeluk tubuhnya, dan melanjutkan tidur.

Pas sekali, kemari malam tidurnya juga tidak cukup.

Walaupun pemandangan saat ini begitu indah, dia hanya ingin seperti ini dengan pemandangan yang seperti ini, dan menemaninya masuk ke alam mimpi bersama.

Tidurnya ini, Christy Mu baru terbangun saat hari sudah mulai gelap, saat membuka mata, dia sedikit lupa ingatan, dia siapa? Dia ada dimana?

“Sudah bangun?”

Atau karena waktu tidur yang lama, membuat suara Ericko Ye berubah menjadi malas-malasan dan lembut, seksi, juga menggoda hati.

Christy Mu menggosok matanya, akhirnya teringat dan tahu dia ada dimana.

“Sudah jam berapa?” Suaranya begitu kering, karena kurang minum air.

Ericko Ye mengambil hp di sisi ranjang melihatnya, “Jam 5 sore.”

“Sudah sesore itu?” Christy Mu tidak percaya dirinya tidur selama ini.

“Iya, aku sudah membangungkanmu tapi kamu tidak mau.” Waktu jam 2-3 tadi, Ericko Ye takut dia tidur terlalu lama malamnya tidak bisa tidur, menepuk wajahnya memanggilnya, tapi dia malah menolaknya dan berbalik badan, dia bahkan menjawabnya dengan manja, “Ngantuk, tidur sebentar lagi.”

Lalu, dia membiarkannya tidur sampai jam seperti ini, mengenai malam nanti, kalau dia benar-benar tidak bisa tidur, dia tidak masalah kalau harus membantunya agar bisa tertidur.

Christy Mu di dalam selimut meregangkan badan, dengan tidak bertenaga menyender di kepala ranjang.

Dari udara tercium aroma BBQ, dan dia tanpa sadar menelan air ludahnya, seharian ini dia tidak makan dan minum, dan dia rasanya sudah hampir mati karena kelaparan.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu