Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 428 Memeluk Semakin Erat (1)

Yonardo Xiao mengerutkan alisnya tak senang, mengulurkan tangannya lalu mengangkat dagu Ani Xie, memaksa Ani Xie melihat ke arahnya.

Ani Xie kesakitan, menatap ke arah Yonardo Xiao sambil berkerut, "Lepaskan. Apa yang kamu lakukan? Ini sakit."

Kenapa Yonardo Xiao selalu mencubitnya hingga sakit? Sekarang dia lakukan, dulu juga dia lakukan. Apakah dirinya begitu membuat kesal Yonardo Xiao?

Mendengar ucapan Ani Xie, Yonardo Xiao langsung mengendurkan cubitannya. Gadis bodoh ini kenapa dicubit sedikit saja langsung berteriak kesakitan.

"Siapa suruh kamu tidak menjawab ucapanku. Kamu masih bisa melamun ha?" Yonardo Xiao benar-benar seorang anak orang kaya yang manja. Ucapan yang diucapkan pria itu juga tidak masuk akal.

"Aku hanya memikirkan sesuatu." Ani Xie mendongak, menjawab alasan dia tadi melamun.

Maaf? Orang mana yang melamun tapi memikirkan sesuatu? Yonardo Xiao tidak bisa berkata-kata, "Ayo pergi. Hari ini kakak sedang senang, kakak akan mentraktirmu makan enak."

Setelahnya Yonardo Xiao langsung menarik Ani Xie yang sedang duduk di kursi, "Hei, bukuku...."

Yonardo Xiao melihat buku yang ada di atas meja, tersenyum lalu langsung memeluk buku tersebut dan berjalan ke depan.

"Hei, hei....." Ani Xie yang masih di tempat masih tidak mengerti.

Ani Xie masih belum mengerti apa yang terjadi, tapi Yonardo Xiao sudah membawa buku latihannya pergi.

Yonardo Xiao yang berjalan ke pintu ke luar berteriak: "Hei, kamu mau pergi atau tidak? Kamu masih menginginkan bukumu tidak?"

Yonardo Xiao merupakan seorang anak kaya yang cerdik, mungkin... setiap anak orang kaya semuanya memang cerdik.

Yonardo Xiao selalu tahu harus menggunakan alasan apa untuk membuat Ani Xie tidak bisa menolak.

……

"Bianca, lihat ini. Bagus tidak? Aku belikan ini untukmu, ya?" Di tangan Justin Nan ada satu baju model one piece berwarna kuning pucat. Pria itu duduk dengan antuasias bersama Bianca Ye yang sedang menikmati teh.

Kenapa Justin Nan menyebalkan sekali! Bianca Ye sungguh tidak tahan, lalu melihat ke Justin Nan sekilas, "Hm, bungkus saja."

Setelah mendengar ucapan Bianca Ye, Justin Nan gembira. Memanggil pelayan dengan senang untuk membungkus pakaian ini.

Bianca Ye sungguh tidak tahu bagaimana bisa Justin Nan tahu dirinya tidak berada di rumah kakaknya. Dari hari pertama dia diusir, Justin Nan selalu mengikutinya sampai sekarang.

Bianca Ye tidak menunggu Justin Nan yang sedang melihat baju di belakangnya, Bianca Ye langsung berjalan lurus ke pintu keluar, lalu masuk ke dalam lift.

"Baik, tolong bungkus pakaian ini! Terima kasih." Justin Nan berkata sambil tersenyum lembut pada pelayan toko.

Justin Nan menoleh untuk melihat Bianca Ye, begitu sadar Bianca Ye sudah tidak duduk di tempat semula, Justin Nan langsung mencari dengan panik. Setelahnya Justin Nan sadar bahwa Bianca Ye naik lift ke lantai tiga.

"Halo, aku ingin membayar. Tolong bungkus ini, nanti aku akan kemari mengambilnya." Justin Nan buru-buru meninggalkan kartu banknya, menyuruh pelayan toko membungkus pakaian yang dia beli lalu pergi mencari Bianca Ye.

……

Di dalam ruang tamu, Evardo Ye memakai apron, pria itu tampak sibuk, "Yolanda, bantu aku membawa piring kemari."

Semenjak Evardo Ye mendapatkan pengakuan dan kepastian dari Yolanda Duan, Evardo Ye semakin tertarik pada urusan dapur.

Sekarang, hampir setiap hari Evardo Ye memasak untuk Yolanda Duan.

Evardo Ye sibuk sebentar lalu sadar Yolanda Duan masih belum membawakan piring untuknya. Evardo Ye menghentikan gerakan tangannya, memutar kepala melihat ke arah Yolanda Duan.

Evardo Ye tahu Yolanda Duan sedang duduk melamun di sofa. Mata Evardo Ye berubah muram, dia tahu bahwa Yolanda Duan sedang memikirkan anak mereka.

Masakan di sajikan, keduanya makan dengan cepat karena hari ini Evardo Ye akan hadir di pengadilan.

Selesai makan, Evardo Ye membereskan barangnya, bersiap-siap untuk pergi, "Evardo, aku juga ingin ikut." Ketika Evardo Ye akan keluar, sepasang mata menatap fokus ke arah Evardo Ye.

Ada ketegasan di dalam mata Yolanda Duan.

Awalnya Evardo Ye tidak ingin Yolanda Duan ikut, tapi Yolanda Duan ingin ikut, Evardo Ye juga tidak bisa menghentikannya.

Bagaimanapun juga...

Evardo Ye mengangguk, "Baiklah."

Di dalam mobil, melihat Yolanda Duan memejamkan mata, hati Evardo Ye terasa sakit, semuanya karena dirinya.

Dirinya... tidak melindungi Yolanda Duan dengan baik, dirinya tidak melindungi ibu dan anak itu.

Evardo Ye berjalan ke sisi sofa, duduk lalu berkata, "Yolanda, jangan bersedih. Semua sudah berlalu, biarkan saja berlalu ya?" Evardo Ye memeluk Yolanda Duan, "Kita masih memiliki masa depan, kita..."

Awalnya Evardo Ye masih ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba merasa tubuh orang yang berada di dalam pelukannya bergetar.

Evardo Ye memeluk erat Yolanda Duan, memeluknya sangat erat....

Dirinya malah membuat Yolanda Duan menangis lagi, sialan!

Di dalam pengadilan, Yanti Duan muncul dengan mengenakan pakaian tahanan.

Tatapan wanita itu datar, tidak ada sinar apapun dari matanya, tapi ketika melihat Evardo Ye, kesadaran Yanti Duan seperti kembali lagi, ada energi kehidupan di dirinya. Yanti Duan juga berteriak keras ke arah Evardo Ye dan Yolanda Duan.

Keputusan akhir pengadilan membuat Yanti Duan menjadi tidak normal. Kali ini hukuman percobaannya tidak hanya membayar denda tapi juga harus dikurung selama dua bulan.

Hasilnya membuat Evardo Ye bingung.

Evardo Ye tidak menyangka hukumannya seringan itu.

Tiba-tiba ekspresi Yolanda Duan berubah datar, sepertinya Yolanda Duan sudah mengira hasil ini.

Tapi, semakin Yolanda Duan bersikap tidak peduli, semakin Evardo Ye merasa sakit.

Apapun itu, tolong berikan sedikit respon!

Tiba-tiba air mata Yolanda Duan mengalir.

Begitu jatuh ke pelukan Evardo Ye, Yolanda Duan menangis, "Kenapa orang jahat selalu sukses?"

"Yolanda, jangan seperti ini, jangan. Betul, dia adalah orang jahat, tapi hidup kita, jangan sampai karena orang jahat hidup kita hancur. Kita masih bisa tersenyum menghadapinya. Nantinya kita masih bisa memiliki anak. Yolanda, jangan menangis."

Saat ini Evardo Ye merasa panik. Pria itu sama sekali tidak tahu bagaimana cara membuat Yolanda Duan tenang. Evardo Ye hanya bisa menggunakan tangannya menepuk-nepuk punggung Yolanda Duan, "Yolanda, jangan menangis, jangan."

Tapi Evardo Ye juga tahu, tidak ada gunanya menenangkan orang begini.

"Melahirkan bayi lagi?" Yolanda Duan mengulangi ucapan Evardo Ye, air mata mengalir dari matanya.

Tapi di dalam hati, Yolanda Duan menangis hebat, menolak hal tersebut.

Tidak mau... tidak mau...

Dirinya tidak mau melahirkan anak lagi...

Dirinya tidak bisa melahirkan lagi... nantinya juga tidak bisa melahirkan seorang anak lagi!

"Jangan bersedih, ya? Yolanda, tunggu sampai rumah. Aku akan memasakkan makanan yang enak untukmu."

Evardo Ye menepuk pelan punggung Yolanda Duan, bicara dengan lembut pada Yolanda Duan.

"Kemari, hapus air matamu. Kita pergi makan, ya?" Sebisa mungkin Evardo Ye berucap dengan lembut.

"Hm." Yolanda Duan mengangguk. Yolanda Duan tahu akhir-akhir ini Evardo Ye kelelahan. Di hari biasa pria itu menenangkannya, lalu dalam dua hari ini agar semakin bisa menenangkan dirinya, Evardo Ye memasakkannya bermacam-macam makanan yang dia sukai.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu