Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 247 Ericko Ye, Selamatkan Aku (2)

Sepuluh menit kemudian, halaman menjadi ramai.

Wilson Ga turun dari atas mobil dengan berpakaian baju pengantin merah. Dia ingin menerobos masuk tapi malah dihalangi oleh sang wanita, "Wilson, kamu jangan panik. Apa sisa mas kawinnya sudah kamu bawa?"

Wilson Ga mana tahu ada mas kawin apa, dia mendorong sang wanita lalu menerobos masuk.

Sang wanita tertawa kesal, lalu langsung bertanya pada kakak sepupu dari Wilson Ga yang ikut datang, "Mana mas kawinnya?"

Kakak sepupu mengambil amplop tebal dari dalam tas lalu memberikan pada sang wanita, "Tentu saja tidak lupa. Coba kamu hitung, tidak kurang satu lembar pun."

Sang wanita tersenyum sambil menerima. Setelah mengelus ketebalannya, dia berkata, "Kalian Keluarga Wang yang mengurus ini, aku pasti tenang. Baiklah, pengantin wanitanya bawa pergi saja."

Kakak ipar dan beberapa pria lain masuk ke kamar dengan heboh. Begitu melihat adegan di dalam, semuanya tersentak.

Mereka melihat bocah bodoh itu memandangi pengantin dalam diam dengan wajah merona, seperti remaja yang polos. Ketika mereka melihat pengantin wanita, semuanya menarik napas dalam. Hati mereka tidak tahu kenapa muncul hal yang dinamakan iri.

Jangankan satu desa, bahkan di satu kota pun tidak dapat ditemukan pengantin wanita yang lebih cantik lagi daripada wanita di hadapan mereka. Si bodoh itu terlalu beruntung.

Setelah sang wanita meletakkan uang, dia mendengar tidak ada pergerakan di dalam ruangan, dia kira terjadi apa-apa jadi segera masuk ke dalam ruangan, "Ada apa? Ada apa?"

Begitu melihat semua pria menatap pengantin wanita dengan wajah merona, dia tertawa terbahak lalu menepuk Wilson Ga, "Untuk apa masih berdiri? Cepat bawa wanitamu pulang."

Wilson Ga seperti langsung tersadar lalu segera menarik tangan Christy Mu, tapi malah dikibas oleh Christy Mu. Tangan pengantin pria berhenti canggung di udara, tidak tahu harus berbuat apa.

Sang wanita melihat ada yang aneh dan segera mennghampiri Christy Mu, "Buat apa malu? Dia ini suamimu. Ayo pergi dengan dia."

Christy Mu juga tidak tahu kenapa. Begitu mendengar kata suami, dia langsung menggeleng. Mengatakan kalimat kedua dalam beberapa hari ini, "Bukan, dia bukan suamiku."

Dalam benaknya, dia ingat dia mempunyai pria seperti itu dalam hidupnya, tapi napas pria itu bukan seperti ini.

Wajah sang wanita segera menjadi kesal lalu berkata tegas, "Kamu tidak mau juga tetap harus pergi."

Mata Christy Mu yang buram mengalirkan air mata.

Wilson Ga melihat Christy Mu sudah mau menangis, segera memarahi sang wanita, "Kenapa kamu memarahinya? Dia sudah mau menangis."

Sang wanita menjadi sangat canggung. Dia ini sedang membantu si bodoh itu untuk memarahi istrinya, tapi dia malah tidak mau.

"Ya sudah. Ini istrimu, kamu urus saja sendiri." sang wanita berdiri saja di samping, dari pada dia kelihatan buruk di dua sisi.

Wilson Ga mengumpulkan keberanian untuk menggenggam tangan Christy Mu. Tapi baru saja mau tersentuh, Christy Mu menghindar lagi.

Beberapa anak muda yang ikut juga turut mengejek dengan maksud buruk. Kakak sepupu Wilson Ga maju lalu menggoda, "Pengantin baru, kita mempunyai banyak makanan enak, juga banyak pakaian bagus. Mau pergi tidak?"

Kecerdasan Christy Mu memang agak kurang. Begitu mendengar ada makanan enak, wajahnya langsung berubah. Kakak sepupu langsung menyenggol lengan Wilson Ga dan berkata dengan suara kecil, "Ayo cepat."

Wilson Ga tersadar dan saat dia menggenggam tangan Christy Mu, wanita itu tidak menghindar lagi.

Kali ini, Wilson Ga tersenyum cerah, seperti seekor ayam jantan yang membawa istrinya keluar dari kamar.

Berdasarkan tradisi, pengantin baru harus menyembah kepada langit dan bumi. Tapi karena kondisi khusus mereka berdua, membawa Christy Mu ke Keluarga Ga sudah terhitung menikah, tidak ada lagi sesi penyembahan itu.

Sejak pagi membawa masuk istri ke rumah sendiri, Wilson Ga tidak pernah meninggalkan Christy Mu. Matanya hanya tertuju pada Christy Mu, seperti takut wanita itu kabur.

"Kamu lapar tidak? Aku bawakan kamu makanan ya." Wilson Ga mencari topik pembicaraan.

Ibu Wilson yang baru masuk terkejut. Anaknya kenapa menjadi jauh lebih normal dari biasanya. Tapi pikiran itu baru saja berhenti 2 detik di otaknya, dia sudah mendengar anaknya berkata, "Kamu mau tidur tidak? Kita tidur bareng yuk, aku peluk ya."

Bagaimana bisa ini?

Ibu Wilson segera menghampiri anaknya, "Ini baru siang hari, tidur apanya? Cepat kamu layani dulu tamu-tamu undangan."

Wilson Ga menghindar dan langsung menolak, "Tidak, aku mau menemani istriku."

"Istrimu tidak akan kabur. Patuh ya, dengarkan kata ibu."

"Aku tidak mau pergi, aku mau melihat dia." Wilson Ga berkata dengan kuat.

Ibu Wilson kesal hingga menempleng kepala anaknya. Ya sudah kalau tidak mau pergi, tidak ada juga yang akan peduli.

Di atas meja pesta, para warga desa minum dengan senang. Sebagai anggota keluarga dari pengantin yang baru menikah, kakak sepupu palsu dan kakak ipar sepupu yang palsu duduk di kursi tamu undangan. Beberapa gelas bir diminum, mereka bicara juga semakin santai.

"Tuan Li, tidak disangka kamu mempunyai adik sepupu yang begitu cantik, sama sekali tidak sama denganmu." kata salah seorang warga desa.

Kevin Li, kakak sepupu palsu, sudah minum sampai mabuk, lalu dia menepuk dada dengan bangga, "Dia bukanlah adik sepupuku tapi aku pungut dari samping sungai."

Begitu perkataan itu keluar, orang-orang yang duduk di meja langsung terdiam. Istrinya mencubit tangan Kevin Li dari bawah meja dengan kesal, meminta pria itu untuk cepat sadar, tapi siapa yang tahu karena mabuk, temperamen Kevin Li juga memburuk, dia mengibas tangan istrinya dan berkata, "Untuk apa kamu mencubit aku? Bukankah memang dipungut dari samping sungai?"

Orang-orang yang duduk menjadi heboh dan salah seorang warga bertanya dengan penasaran, "Dipungut di sungai mana?"

"Di ... hmph, hmph, hmph ..." belum selesai berkata, istrinya sudah menutup mulutnya dengan kencang, lalu berkata canggung kepada orang-orang desa, "Dia sudah minum terlalu banyak jadi bicara sembarangan. Pengantin wanita benar-benar merupakan adik sepupu jauhku."

Kevin Li masih berjuang, tapi istrinya sudah tidak berani terus membiarkannya berada di sana lagi dan segera membawanya pulang.

Tapi meskipun mereka sudah pergi, orang-orang tetap bergosip, dan sangat cepat perkataan itu sampai di telinga koki.

Orang-orang yang bergantian membawa makanan berkata, "Heih, tadi Kevin mabuk dan berkata pengantin baru ini dia pungut dari samping sungai, bukanlah sepupu jauhnya."

"Hah? Beneran?"

"Iya, beneran. Setelah itu istri Kevin cepat-cepat membawanya pulang. Aku lihat perkataan ini benar. Tampilan dan gerak-gerik pengantin baru sekali dilihat saja seperti orang dari kota. Di gunung mana ada gadis yang kulitnya putih bersih seperti itu."

"Iya benar, yang kamu katakan itu benar. Benar-benar azab. Gadis mana yang mencari mati dengan melompat ke sungai?"

Sendok di tangan Kakek Zhong berhenti. Dia tiba-tiba teringat bukankah beberapa hari yang lalu, orang yang menginap di rumahnya berkata mau mencari seorang gadis?

Selain itu di sekitaran sini, hanya ada sungai di samping desa, waktunya juga pas ....

Apa pengantin wanita hari ini adalah orang yang sedang dicari pria itu?

Begitu mengingat Ericko Ye duduk semalaman di halaman, hati Kakek Zhong menjadi sedih. Tidak bisa, tidak bisa, mau itu benar atau tidak, tapi dia harus menyuruh mereka kembali untuk memastikan. Ya sudah kalau bukan, tapi kalau ternyata benar bagaimana?

Dia tidak bisa membiarkan wanita ini masuk ke kandang singa, apalagi ini adalah masalah seumur hidup.

Sekarang hanya ada dua sayuran yang belum tersaji, Kakek Zhong dengan cepat menyelesaikannya, lalu meletakkan sendok di atas piring dan berkata pada orang di sampingnya, "Aku pulang dulu ke rumah. Kalian nanti tinggal membawa makanan ini keluar saja."

"Eh, Kakek Zhong, ada masalah apa?"

Wajah Kakek Zhong serius dan bergegas pergi tanpa menjawab apapun lagi.

Sepanjang jalan, hati Kakek Zhong panik. Bagaimana ini? Anak muda itu sudah pergi tiga hari yang lalu, kemana dia harus mencari anak muda itu? Saat orang itu pergi juga tidak meninggalkan kontak apapun.

Nenek Zhong yang sedang memetik sayur di halaman begitu melihat suaminya pulang bertanya dengan heran, "Apa pesta sudah berakhir secepat ini?"

"Belum, tapi ada masalah." Kakek Zhong berkata dengan serius.

Nenek Zhong melihat ada yang salah lalu meletakkan sayur yang ada ditangannya dan bertanya, "Ada apa?"

Kakek Zhong menceritakan masalah yang terjadi di Keluarga Ga dari awal hingga akhir secara lengkap. Begitu mendengar itu, Nenek Zhong langsung menepuk pahanya, "Pasti gadis itu. Kevin dan istrinya adalah orang yang sangat cinta uang. Mereka pasti menjual gadis itu kepada Keluarga Ga. Dulu mereka juga pernah melakukan hal seperti ini."

"Aku tahu, jadi aku segera pulang ke rumah untuk berdiskusi denganmu. Kita tidak ada nomor telepon mereka, bagaimana cara kita menghubungi mereka."

Nenek Zhong dengan panik memutari halaman dan tiba-tiba teringat satu hal, "Oh iya, mereka bukannya ada satu orang pergi dengan polisi untuk melakukan pengecekan? Siapa tahu pihak polisi mempunyai kontak mereka."

"Benar, benar, benar. Coba aku tanyakan pada pos polisi." Kakek Zhong menelepon seorang kenalan, lalu kenalan itu menelepon kenalan lain lagi. Karena Kakek Zhong tidak tahu nama Javier Mu, jadi setelah bersusah payah mencari baru akhirnya bertanya pada kantor polisi.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu