Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 451 Kerisauan Dari Dalam (1)

Vanny yang polos tidak bisa memahami Ani Xie, Ani Xie juga tidak berencana membuat Vanny memahami masalah yang menjengkelkan ini.

Tok tok--

Mendengar ada orang yang mengetuk pintu, Ani Xie memiringkan kepala lalu berkata: "Masuk."

Nenek Chang membawa segelas jus lalu berjalan masuk ke dalam, sambil tersenyum berkata: "Gadis-gadis, ayo minum jus."

"Terima kasih, nek."

Jus tersebut diletakkan, lalu nenek Chang memperhatikan Vanny, "Kamu teman sekolah Ani?"

"Eum. Kami teman sekamar."

"Ah, kalian masih sangat muda, enak sekali."

Mendengar ucapan tersebut, Vanny mengelus kepala belakangnya, tertawa jujur.

Nenek Chang mengulurkan tangannya menggenggam tangan Vamny lalu berkata: "Jika kamu tidak ada urusan, seringlah datang kemari untuk menemani Ani. Di sini sangat tenang, kalian bisa belajar bersama di sini. Walaupun di sini agak terpencil, tapi ada supir yang akan menjemput dan mengantarmu."

Begitu mendengarnya, wajah Vanny berubah ceria.

Sebelumnya Vanny belum pernah merasakan lingkungan yang bagus seperti ini, jika bisa merasakannya, pasti menyenangkan sekali.

Tapi sebagai sahabat Ani Xie, Vanny juga ingin memperlihatkan dirinya yang kuat, dirinya tidak akan membiarkan orang lain memandang rendah Ani Xie.

Maka dari itu, Vanny menjawab segan: "Aduh, bagaimana bisa aku selancang itu."

"Tidak apa. Kamu bisa menemani Ani, Ani juga akan senang. Dengan begitu penyakitnya bisa lebih cepat sembuh. Ya kan, Ani?"

Yang Ani Xie pikirkan, kalau penyakitnya sembuh, mungkin Yonardo Xiao tidak memiliki alasan membiarkannya tetap tinggal di sini, lalu membujuk Vanny, "Vanny, kalau kamu ada waktu, kamu datang kemari saja, kita belajar bersama. Kue di sini sangat lezat."

Awalnya Vanny terharu, sekarang begitu mendengar kata 'lezat', Vanny buru-buru mengangguk, sambil tersenyum menjawab: "Baiklah. Lingkungan di sini lebih baik daripada perpustakaan, tidak masalah kalau bangku di perpustakaan sudah ditempati duluan."

Melihat Vanny bernapas lega, Nenek Chang buru-buru berkata: "Nah, bagus. Besok aku akan menyuruh supir menjemputmu."

"Tidak perlu, nek. Aku bisa naik bus umum saja."

"Dari sini berjalan ke terminal sangat jauh, tidak praktis. Karena kamu datang menemani Ani, kami tidak bisa membiarkanmu repot, kamu dengarkan saja hal yang nenek atur."

"Baiklah."

……

Karena undangan yang sangat hangat dari nenek Chang, Vanny menjadi tamu yang sering datang di apartemen ini.

Kedua orang tersebut menjadikan apartemen menjadi ruang belajar, ruang baca, ruang memakan makanan ringan, bergosip, seperti tidak ada perubahan besar pada hidup keduanya.

Tapi ada kesedihan mendalam di diri Ani Xie.

Ani Xie membaca buku, lalu menolehkan kepalanya melihat ke arah luar jendela, kembali melamun.

Vanny menggigit ujung pulpen, menatap ke arah Ani Xie.

Beberapa saat kemudian, kesadaran Ani Xie kembali, tepat sekali keduanya bertatapan.

Ani Xie terkejut lalu tersenyum: "Apa yang kamu lihat? Apa di wajahku ada inti materi pelajaran?

Vanny mengernyit, dengan wajah bingung bertanya: "Ani, kenapa kamu kelihatannya tidak senang?"

Mata Ani Xie tampak mengelak, sambil membalik halaman buku, sambil Ani Xie menjawab: "Sebentar lagi ujian dan aku belum belajar, tentu saja aku tidak senang."

Tubuhnya maju ke depan, wajah Vanny hampir menempel ke wajah Ani Xie, dengan serius berkata: "Bukan itu yang ku maksud tapi aku merasa matamu suram. Hal ini dengan rasa panik karena ujian tidak sama."

Ani Xie mengulurkan jarinya menunjuk dahi Vanny, lalu mendorong Vanny untuk mundur: "Kenapa aku tidak menyadarinya? Kamu masih seorang master yang menganalisis perasaan seseorang hah?"

"Instingku ini tepat. Ani, bicara padaku, apa yang sedang kamu pikirkan?"

Ani Xie menurunkan bulu matanya, dengan datar menjawab: "Aku sedang berpikir, aku harus bagaimana agar bisa menjaga jarak dengan Yonardo."

"Kalian berdua kan pasangan..."

Belum selesai bicara, Vanny sudah diperingati oleh Ani Xie lewat tatapan mata.

Vanny terpaksa menelan kembali ucapannya yang belum selesai terucap, lalu merubah ucapannya, "Eee... maksudku, kalian berdua sama-sama tidak memiliki pasangan, coba dulu saja saling berkomunikasi. Apa ada masalah?"

"Siapa yang bilang kalau orang yang tidak memiliki pasangan harus mencoba bersama? Aku dan dia benar-benar orang yang memiliki dunia yang berbeda, lebih baik tidak mengacaukan."

Pernyataan itu membuat Vanny terdiam.

"Ani, kamu orang kuno yang datang dari abad ke berapa? Kenapa di otakmu ada pemikiran berlebihan seperti itu? Jika kamu suka, kejarlah dengan berani. Itu kebahagiaanmu sendiri, kalau kamu sendiri tidak memperjuangkannya, apakah kamu pikir orang lain akan memberikannya padamu?"

"Tapi aku tidak suka Yonardo."

Vanny tertawa mendengus lalu berkata: "Kamu bisa membohongi orang dengan ucapan itu, tapi kamu tidak bisa membohongiku."

"Yang aku ucapkan benar."

"Lupakanlah. Seharian ini aku bersamamu, apakah aku tidak tahu bagaimana kamu memikirkannya? Walaupun terkadang Yonardo tidak dapat diandalkan, tapi melihatnya di manapun selalu melindungimu, menyelesaikan masalah demi dirimu, aku rasa pria ini lumayan bagus. Kamu pertimbangkan dulu."

"Siapa yang bilang dia baik padaku lalu menyukaiku? Mungkin saja..." Suara Ani Xie berhenti sebentar, sorot mata Ani Xie kesepian lalu berkata: "Mungkin saja dia hanya sedang bosan, ini... sebagai permainan hiburan untuk pria itu."

Melihat Ani Xie memiringkan wajah, Vanny memiringkan kepalanya, dengan perasaan bingung menjawab: "Ani, kamu yang dulu tidak akan sepesimis ini."

Benar. Dirinya yang dulu akan berjalan lurus dengan berani, tidak takut apapun.

Tapi semenjak mengenal Yonardo Xiao, segalanya berubah.

Ani Xie takut tidak bisa melindungi hatinya sendiri, kalau seperti itu, dirinya akan kehilangan hatinya untuk selamanya.

Maka dari itu Ani Xie memberitahu dirinya sendiri, jangan tergiur, jangan terharu. Dirinya dan Yonardo Xiao tidak cocok, segalanya perlahan-lahan akan menjadi hampa.

Ani Xie menundukkan pandangan matanya perlahan, Ani Xie menutupi ketegasan yang ada di matanya lalu berkata: "Mungkin akhir-akhir banyak hal yang terjadi padaku dan membuatku was-was."

"Tidak bisa seperti itu. Terhadap orang yang tulus dan perhatian padamu, kamu harus menjaganya dan jangan sampai orang lain melihatnya."

Ani Xie tidak ingin lagi melanjutkan topik ini, Ani Xie mengangkat kepalanya lalu tersenyum pada Vanny dan berkata: "Lupakan saja, Vanny. Lebih baik kita baca buku saja."

"Oh."

Melihat Ani Xie tidak bersedia melanjutkan obrolan, terpaksa Vanny menundukkan kepala kembali membaca buku, tapi matanya tidak menatap sungguhan ke Ani Xie.

Keduanya telah menyelesaikan belajar hari ini, Vanny merapikan tasnya bersiap pergi.

Saat berjalan ke pintu keluar, Vanny bertemu dengan nenek Chang, lalu tersenyum dan menyapa beliau.

"Nenek Chang, aku pulang dulu."

"Ah iya. Kamu sudah bekerja keras hari ini."

"Tidak, nek. Di sini ada makanan, minuman, ada AC, sangat nyaman berada di sini."

"Tapi kalian belajar dengan keras, apakah itu akan mempengaruhi kondisi tubuh Ani?"

"Dia masih baik-baik saja."

Tiba-tiba nenek Chang menghela napas, ada kekhawatiran di matanya, "Aku lihat selama dua hari ini Ani sangat serius, aku pikir penyakitnya bertambah parah."

Begitu mendengarnya Vanny langsung berucap, "Nenek juga menyadari kalau Ani terlihat tidak gembira?"

"Ya ya," nenek Chang mengernyit, keriput di wajahnya berkerut semakin dalam, lalu bertanya pada Vanny, "Kamu kan temannya Ani, apakah kamu tahu kenapa Ani seperti itu?"

Vanny berpikir sebentar lalu menjawab, "Ani tidak mengatakan apapun. Aku merasa sepertinya ada sesuatu yang malu diungkapkan olehnya."

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu