Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 563 Hamil (3)

Vanny ingin mengatakan sesuatu tetapi pada akhirnya Vanny hanya menghela napas, berbalik lalu keluar dari ruang pasien.

Beberapa waktu kemudian, Yonardo Xiao dari luar mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Awalnya wajah pria itu tampak serius, tapi setelah melihat Ani Xie, ekspresinya berubah seakan tak terjadi apapun.

Yonardo Xiao duduk di sebelah Ani Xie sambil menggenggam tangannya, dengan lembut bertanya: "Ani, apakah kamu masih merasa pusing?"

Ani Xie duduk di sana tanpa ekspresi dan menjawab: "Katakan padaku apa yang dokter katakan."

Baru Yonardo Xiao ingin bicara, Ani Xie kembali berkata: "Cepat atau lambat aku akan tahu. Tapi lebih baik membiarkanku tahu di awal. Agar aku tak berpikir macam-macam."

Mau tidak mau harus dikatakan. Ani Xie sungguh mengerti Yonardo Xiao. Ucapan Ani Xie membuat Yonardo Xiao menghilangkan pikirannya untuk berbohong demi kebaikan.

Yonardo Xia menghela napas dengan lemas: "Baiklah, akan ku katakan. Kamu memiliki penyakit warisan diabetes yang tinggi, jadi ancaman untuk hamilnya lebih besar. Karena dulu tidak cukup perhatian, kamu terlalu banyak memakan makanan bergula dan berlemak tinggi, itu membuat tekanan darahmu tidak stabil. Sakit sedikit, bayimu terancam akan diaborsi."

Mendengar ucapan Yonardo Xiao, Ani Xie merasa dirinya tak berguna.

Bayinya datang, dirinya pun tak tahu. Awalnya dia bisa melindungi bayinya, tapi karena dirinya tak berhati-hati, dia membuat bayinya dalam bahaya.

Ani Xie memejamkan matanya perlahan, menyembunyikan tatapannya yang sedih dan sakit. Dengan suara pelan Ani Xie bertanya: "Lalu sekarang aku harus bagaimana?"

"Beristirahat. Dokter akan mengawasimu." Melihat kesedihan Ani Xie, Yonardo Xiao jadi mengkhawatirkannya. Telapak besar pria itu mengelus kepala Ani Xie, sambil menenangkan, Yonardo Xiao berkata: "Jangan terlalu terbebani. Jika anak ini takdir kita, dia akan tetap bertahan."

Ani Xie memiringkan tubuhnya bersandar pada bahu Yonardo Xiao, dengan suara lelah menjawab: "Aku yang terlalu sembarangan, tidak sedari awal aku menyadari kehadirannya. Jika aku bisa berhati-hati, pasti tidak akan terjadi hal seperti ini. Aaa...akuuu bukanlah ibu yang baik."

"Bukan seperti itu. Dirimu sendiri tidak bisa mengontrol kondisi tubuhmu, jangan menyalahkan dirimu. Aku tahu kamu sedih, aku juga. Tapi kita harus percaya, bayi kita sedang berusaha keras tumbuh di dalam perutmu. Kita juga harus berusaha keras, kita harus optimis sedikit dan menjadi teladan bagi anak kita."

Air mata Ani Xie tak dapat terbendung, dengan terbata-bata bicara: "Tapi sekarang aku sungguh tak bisa optimis. Aku merasa seluruh tenagaku habis, aku tidak bisa bangkit untuk kuat lagi."

"Itu hanya sementara. Kamu masih belum terlalu menerima fakta ini, kamu akan membaik. Dan juga aku menemanimu, aku akan menemanimu menghadapi kesulitan. Sekarang pejamkan matamu, istirahat dulu."

Ani Xie sangat penurut, wanita itu kembali berbaring, memejamkan matanya dengan pelan berkata: "Aku sungguh berharap segalanya hanya mimpi."

Ucapannya membuat hati Yonardo Xiao ditusuk sebilah pisau.

Begitu mengangkat telepon, Yonardo Xiao langsung melesat pergi ke rumah sakit, hatinya panik. Tapi ucapan dokter, membuat Yonardo Xiao sangat kecewa.

Melihat Evardo Ye dan Yolanda Duan baik-baik saja kemudian melihat mereka membeli perlengkapan bayi, keduanya juga mendiskusikan nama bayi mereka. Yonardo Xiao sangat iri.

Yonardo Xiao sangat berharap dirinya dan Ani Xie juga memiliki anak.

Sekarang mimpinya terwujud, tetapi dengan cara seperti ini mereka mengetahui keberadaan anak mereka.

Berita ini sungguh membuat orang sedih dan senang.

……

Dengan cepat, teman-teman Ani Xie mengetahui kabar ini. Mereka menjenguk Ani Xie di rumah sakit, berharap wanita itu cepat sembuh.

Tapi Ani Xie selalu menggunakan alasan ingin istirahat agar tidak bertemu dengan orang lain.

Kondisinya yang seperti ini membuat orang khawatir dan tak bisa berbuat apapun.

Tapi di tengah teman-temannya, ada satu orang bisa berjalan masuk ke dunia Ani Xie.

Yolanda Duan yang sekarang perutnya sudah sangat besar, bergerak pun tak nyaman.

Tapi kondisi tubuhnya sangat baik, ada rona kemerahan di wajahnya, yaitu pertanda kebahagiaan.

Normalnya, Yolanda Duan yang sekarang tak pas jika muncul di hadapan Ani Xie. Takut Ani Xie sakit hati. Tapi Yolanda Duan masih datang.

Saat itu Vanny baru saja keluar dari ruangan. Makanan di tangannya hampir tidak tersentuh.

Melihat situasi tersebut, Yolanda Duan bertanya: "Bagaimana keadaan Ani?"

Vanny menggeleng lalu mendesah: "Suasana hatinya memburuk sekali."

"Aku akan masuk dan bicara dengannya."

Yolanda Duan masuk sambil membawa bunga. Yolanda Duan melihat Ani Xie berbaring di ranjang pasien dengan sorot mata kosong.

Mendengar suara langkah kaki, Ani Xie menengok dengan malas. Melihat Yolanda Duan datang, Ani Xie tersenyum.

Yolanda Duan mengambil sebuah vas bunga, memasukkan bunga ke dalamnya dan berkata: "Aku juga pernah dirawat, aku tahu itu adalah hal yang sangat membosankan. Sepanjang hari hanya bisa melamun melihat tembok. Jadi aku membawakanmu bunga untuk menyegarkan udara dan merubah suasana hatimu."

"Terima kasih."

Yolanda Duan berbalik lalu duduk di hadapan Ani Xie. Yolanda Duan sadar Ani Xie sedang melihat perutnya dengan sorot mata kesakitan.

Yolanda Duan membungkuk dan menggenggam tangan Ani Xie, dengan suara lembut berkata: "Ani, sebenarnya aku adalah orang yang paling mengerti dirimu. Karena aku juga pernah mengalami hal semacam ini. Suasana hatiku saat itu sulit ditahan."

Ucapan Yolanda Duan membuat Ani Xie menangis.

Ani Xie mengambil napas dalam-dalam, dengan suara serak berkata: "Bagusnya kamu sudah menahannya. Kamu selalu optimis dan tidak menyerah."

"Ya. Aku bisa melewatinya. Sama, dirimu juga bisa."

Ani Xie terus menerus menggeleng, air matanya tak terbendung lagi, sambil menangis bicara: "Bagaimana melewatinya? Aku sangat menyalahkan diriku sendiri, aku merasa bisa sampai seperti ini karena diriku sendiri."

"Dulu kamu salah atau tidak, aku tidak tahu. Tapi sekarang, kamu melakukan kesalahan besar."

Yolanda Duan berucap tanpa segan, membuat Ani Xie terkejut.

"Tak peduli masalah ini ada hubungannya denganmu atau tidak, mencari tahupun sudah tak ada artinya. Yang kamu harus lakukan adalah sebisa mungkin bekerja sama dengan dokter, baik-baik merawat dirimu agar sehat. Awalnya, bayi ini masih memiliki persentase 50% hidup, tapi karena sekarang kamu khawatir dan depresi, kemungkinan bayi itu hanya punya persentase 30%. Mungkin awalnya bayimu tidak apa-apa, tapi karena kekhawatiranmu, dia menjadi dalam bahaya."

Ucapan Yolanda Duan membuat Ani Xie semakin malu memperlihatkan wajahnya. Tapi di saat yang sama, dirinya sadar tak boleh menghindar terus dari masalah ini.

Ani Xie mendongak melihat Yolanda Duan, lalu air matanya berhenti mengalir: "Aku harus bagaimana agar berubah menjadi kuat?"

"Percaya pada bayimu dan dirimu. Yang lain boleh ragu, tapi dirimu harus percaya diri. Dan juga kamu harus banyak mengobrol dengannya. Percaya padaku, dia akan mendengarkanmu."

Ani Xie menunduk melihat ke perut datarnya lalu mengangguk, "Aku akan coba."

Ani Xie mengangkat tangannya lalu mengelus perutnya, dengan lembut berkata: "Bayiku, apa kamu mendengar ibu bicara? Ibu akan selalu menemanimu."

Melihat Ani Xie, Yolanda Duan tersenyum: "Ani, ada beberapa hal yang orang lain tak dapat membantumu, hanya dirimu yang bisa berusaha keras untuk tetap maju."

Ani Xie tersenyum dan menjawab: "Eum."

"Ya itu benar, harus banyak tersenyum. Jangan terus menerus bersedih, buatlah energi positifmu memberi pengaruh pada bayimu. Bawa dia agar berusaha denganmu. Sekarang kamu harus istirahat total, tunggu sampai nanti, kamu pasti bisa berjalan-jalan di sekitar sini dan tidak akan bosan seperti sekarang yang selalu berpikir macam-macam."

"Aku tidak akan berpikir macam-macam. Aku ingin bercerita dan mengobrol dengan bayiku."

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu