Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 544 Aku Sungguh Merindukanmu (2)

Vanny menegakkan bahunya dan berkata: "Lagipula semester depan aku tidak ada kelas. Aku hanya pergi ke job fair saja. Paling lambat aku kembali satu bulan, lalu ditambah dengan libur, jadi aku ada waktu magang dua bulan, aku pasti bisa belajar banyak hal."

Mendengar ucapan tersebut, Ani Xie mengernyitkan dahinya: "Kamu ingin kesempatan magang, kami bisa memberimu yang lebih cocok, jauh lebih cocok daripada senior pria yang berikan dan juga jauh lebih baik. Kenapa kamu tidak mencari kami?"

Vanny terdiam sebentar, mendongak menatap Ani Xie, ada ketegasan di matanya, "Ani, aku ingin kamu tahu kenapa aku tidak mencarimu. Sekarang aku ingin pergi ke lingkungan yang asing, tumbuh sendiri dan tidak bergantung pada kalian."

Mungkin karena merasa nada suaranya tajam, dengan cepat Vanny merubah ekspresinya, tersenyum sambil mengangkat tangan dan meletakkannya di bahu Ani Xie, sambil tersenyum berkata: "Jangan lupa, nantinya aku akan menjadi manajermu. Sebagai manajer aku harus mandiri, kan? Kalau selalu menjadi pendukung orang lain, bagaimana aku bisa berkembang? Itu tidak boleh. Jadi, lepaskan aku dan biarkan aku pergi, aku tidak akan mengecewakan kalian."

Tanpa Vanny bicara, Ani Xie juga tahu. Vanny baru memutuskan hal ini karena ingin membuat garis yang jelas antara dirinya dan Yunardi Mu.

Aduh, jangan lihat Vanny yang terkadang bimbang. Jika dia sudah membuat keputusan, itu akan sangat cepat dan tajam. Bahkan sepuluh sapi pun tidak bisa menarik keputusannya lagi.

Sepertinya hubungan Vanny dan Yunardi Mu kali ini akan sangat kacau.

Terpikir hal ini, Ani Xie hanya bisa menghembuskan napas.

Sedari awal Ani Xie sudah menebak, Vanny dan Yunardi Mu tidak bisa bersama. Tapi setelah Vanny memilih, Ani Xie malah mulai menyayangkan keputusan gadis di depannya.

Vanny menyukai Yunardi Mu, mungkin lebih dari yang Vanny pikirkan, dia sangat menyukai pria itu.

Tapi sekarang, perasaan itu malah menjadi pisau tajam. Ketika memotong perasaan cinta ini, ini juga membuat kondisi Vanny berubah buruk.

Ani Xie pernah mengalami sakit kehilangan, tahu rasanya mencintai tapi tak bisa memiliki, itu sangat menyakitkan. Ani Xie menyuruh Vanny mengenal Yunardi Mu, akhirnya malah berujung gagal.

Ani Xie menghela napas pelan. Dengan suara getir dan sedih berkata: "Kamu... sangat teguh pada pendirian."

Vanny meminum segelas alkohol, alkohol membakar tenggorokannya, ekspresinya menjadi seram: "Karena sudah memutuskan, aku tak boleh ceroboh."

"Kamu akan magang di mana?"

Dengan linglung Vanny menjawab: "Di sebuah institut pelatihan, ada pelatihan ujian nasional dan try out, juga ada ujian GRE TOEFL, tempat untuk berdiskusi soal sekolah di luar negeri dan sebagainya. Popularitasnya besar, dia terhubung dengan seluruh negara. Aku di sana sebagai asisten pengajar. Pas sekali aku selesai ujian, aku bisa menggunakan banyak pengetahuanku di magang ini."

"Oh itu bagus juga. Manfaatkan waktu ini untuk berpikir baik-baik."

Vanny mengangguk, tidak bicara lagi.

Kedua orang itu terdiam, ayah dan ibu Vanny saling bertatapan.

Barusan ayah dan ibu Vanny selalu memanjangkan telinga mereka, mendengarkan obrolan kedua gadis ini. Tapi dari luar kelihatan seperti mereka tak peduli. Sesaat berkata sayuran ini ditumis terlalu lama, sesaat berkata daging ini mahal dan hal-hal kecil lainnya.

Tapi selama mendengarkan dengan seksama percakapan orang tua ini, kedua orang ini tidak menjawab sesuai pertanyaan, bicara pun tidak berencana agar lawan bicara bisa memberi jawaban. Hanya saja mata mereka tidak henti-hentinya mengarah ke Vanny dan Ani Xie.

Melihat Vanny dan Ani Xie tidak bicara lagi, ayah dan ibu Vanny saling berhadapan lalu ibu Vanny membuka mulutnya.

"Kamu ingin magang, itu kesempatan yang sulit di dapat, maka kamu harus memberikan yang terbaik. Tapi Vanny, kenapa sebelumnya aku tak pernah mendengarmu bicara tentang senior pria ini? Dia orang yang seperti apa? Apakah bisa dipercaya?"

Vanny menunduk dan berkata: "Aku mengenalnya di kelas tambahan. Orangnya hebat, dia juga menjagaku. Kali ini dia mengenalkan aku dengan sekolah pelatihan. Sebelumnya dia pernah magang di sana, katanya mereka baik dengan orang baru, mereka akan mengajarkan hal yang bermanfaat. Untuk nantinya ini akan membawa manfaat yang besar untukku. Jadi, walaupun agak jauh, aku juga sudah memutuskan untuk melihat-lihat."

Setelah mendengarnya, ibu Vanny mengangguk: "Hm, bagus juga magang menjadi guru. Memanfaatkan kesempatan liburan, belajar banyak hal juga bagus. Seniormu ini terdengar cukup dapat dipercaya. Kapan kamu akan mengenalkannya pada ibu?"

Vanny terlalu paham dengan ibunya. Begitu mendengar ucapan ibunya, Vanny paham maksud ibunya, kepalanya terasa ingin meledak.

Aduh, dirinya begitu sulit laku. Selama mendengar umurnya pas, berjenis kelamin pria, ibunya pasti akan bertanya.

Diam-diam Vanny mengomel dalam hati, lalu dengan lemah menjawab: "Dia hanya memberiku kesempatan saja. Aku juga tidak akrab dengannya, tidak ada fotonya."

"Bukankah ada foto di media sosialnya?"

"Seniorku tidak suka memasang fotonya sendiri di medsos."

"Kalau begitu..."

"Aduh, aku tahu apa yang kalian pikirkan. Dia sudah memiliki kekasih."

Vanny agak tidak sabar dan memotong pertanyaan ibunya.

"Oh, begitu."

Ada sorot kecewa yang dalam pada wajah ibu Vanny.

Ibu Vanny menghela napas, "Gadis ini sudah tidak muda lagi, apakah kamu tidak bertemu dengan pria yang cocok denganmu? Ayah dan ibu sangat terbuka, selama dia baik, aku tidak akan menghalangimu."

"Bu, sekarang aku hanya ingin belajar dengan baik. Aku tidak ingin memikirkan yang lain."

"Tetapi..."

Ayah Vanny menepuk tangan ibu Vanny: "Lupakan. Mungkin pikiran anak kita terlambat tentang itu, tunggu sampai dia dewasa, pasti akan mendapatkan kekasih. Kita jangan membuatnya terburu-buru."

Saat ini ibu Vanny juga hanya bisa menenangkan dirinya sendiri.

Ibu Vanny melihat ke arah Ani Xie, "Ani, apakah di sekolah ada yang mendekati Vanny?"

Eh....

Ani Xie sedang mendengar keributan, tapi tak menyangka ibu Vanny langsung melempar pertanyaan padanya.

Tetapi, dirinya harus menjawab bagaimana?

Ada yang mendekati Vanny, seorang pria aneh yang memakai kacamata dan pria hebat bernama Yunardi Mu. Sepertinya kedua jenis itu tidak akan dipertimbangkan oleh ibu dan ayah Vanny.

Mereka hanya ingin Vanny menjalani hidup dengan tenang, tidak harus kaya, selama pria itu baik pada Vanny. Jika kedua orang itu disebutkan, pasti akan membuat kedua orang tua Vanny tak henti-hentinya khawatir.

Dan juga Ani Xie menebak, demi tidak membuat orang tuanya khawatir, kemungkinan Vanny tidak akan memberitahu bahwa dia pernah mendapatkan psikoterapi. Kalau begitu sekarang harus bagaimana menjawabnya? Hal ini menjadi sulit diartikan.

Jika Ani Xie dan Vanny tidak dekat, maka pertanyaan ini tak perlu diambil pusing dan Ani Xie memiliki alasan untuk menghindar.

Tapi mereka sangat akrab, bahkan Ani Xie tidak memiliki alasan untuk menghindar.

Ani Xie menjilat bibirnya, memiringkan kepala melihat ke Vanny. Vanny selalu memberikan tatapan penuh arti pada Ani Xie. Tidak ada pilihan, Ani Xie terpaksa tersenyum kaku, "Itu... pasti ada. Tapi Vanny dengan sepenuh hati menaruh hati pada pembelajaran, dia sama sekali tak memikirkan hal ini."

"Tidak bisa. Jika terus begini, Vanny akan menjadi perawan tua. Vanny, kamu lihat Ani, belum lulus saja sudah mendapat suami yang baik, kamu juga harus semangat."

Vanny pasrah. Vanny bersedih, mengangkat kepalanya meminum seteguk alkohol, air mata karena kepanasan keluar dari matanya.

Melihat perasaan anaknya memburuk, ayah Vanny berkata: "Sudahlah istriku, jangan mendesaknya. Sepertinya Vanny memang lambat. Ani adalah tamu, kita jangan mengobrolkan masalah keluarga dan membuat tamu tak nyaman."

Melalui peringatan ayah Vanny, ibu Vanny sadar dirinya tak benar, lalu tersenyum meminta maaf pada Ani Xie, "Benar juga. Ani, maafkan aku."

Ani Xie buru-buru menggeleng, "Tidak apa. Semua kepala keluarga memang begini, selalu saja ada kegundahan."

Ibu Vanny memegang dahi Vanny: "Lihat, seorang artis bisa pandai bicara. Kamu ini jangan selalu bodoh seperti ini, belajar darinya."

"Tahu, tahu. Ayah ibu cepat makan. Lauknya sudah dingin."

"Baiklah, ayo makan."

Melihat atmosfir yang canggung, Ani Xie buru-buru mengangkat gelas alkoholnya, tersenyum ke ayah dan ibu Vanny, "Hari ini beruntung sekali aku bisa mencoba masakan lezat milik paman dan bibi, aku gembira sekali. Mari, aku akan menuangkan paman dan bibi alkohol. Kalian sudah bekerja keras."

Dipuji seperti itu, ayah dan ibu Vanny untuk sementara waktu melupakan kegundahan anaknya. Mereka mengangkat gelas, tersenyum pada Ani Xie dan berkata: "Tidak, tidak repot sama sekali. Baguslah kalau kamu suka."

Setelah itu, Ani Xie menggunakan mulutnya yang pandai bicara untuk membuat ayah dan ibu Vanny gembira, semuanya menjadi gembira.

Sedangkan Vanny? Wanita itu juga menghela napas lega.

Setelah makan malam, ayah dan ibu Vanny meminta Ani Xie untuk menginap.

Karena datang terburu-buru, Ani Xie juga belum memesan hotel. Sekarang menginap di rumah Vanny adalah pilihan terbaik.

Awalnya orang tua Vanny berencana menyuruh Vanny tidur di kamar tamu dan memberikan kamar Vanny pada Ani Xie.

Tapi Ani Xie menolak, dia ingin tidur bersama Vanny.

Melihat Ani Xie bersikeras, orang tua Vanny mengiyakan, lalu menyiapkan satu selimut kemudian kembali untuk istirahat.

Setelah mandi dan berpakaian, Ani Xie memakai baju tidur milik Vanny dan duduk di depan cermin.

Vanny duduk di atas ranjang, sambil memeluk bantal berkata: "Hari ini untung sekali ada dirimu. Jika tidak, ayah dan ibuku akan meledak dan membuatku tak tahan."

"Mereka begitu juga demi kebaikanmu. Mereka khawatir, ini juga dianggap sebagai beban yang menyenangkan."

Vanny menghela napas: "Tapi ada beberapa hal yang tidak bisa ku jelaskan pada ayah dan ibuku. Kalau dikatakan, mereka akan khawatir."

"Aku mengerti. Jadi ada beberapa hal yang aku juga tidak katakan pada paman dan bibi, tunggu sampai kamu dewasa, kamu sendiri yang mengatakannya." Ani Xie berjalan ke sisi ranjang dan berhimpitan dengan Vanny. Ekspresi wajahnya berubah, dengan nada suara bergosip bertanya: "Tapi... apa betul senior itu tidak tertarik denganmu?"

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu