Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 158 Javier Mu, Adikku Aku Pulang (1)

“Kamu bagaimana bisa jatuh ke dalam jurang?” Tanya Ericko Ye.

Christy Mu memperbaiki bajunya berkata, “Terpeleset, lalu jatuh ke bawah.”

Dia tidak akan memberitahunya karena dia ingin membuang air kecil, sungguh memalukan sekali.

“Kaki dan lenganmu tidak apa-apa kan.”

Christy Mu menjawab dengan santai, “Tidak putus.”

Ericko Ye melihat wajah datarnya, ingin mengkritik jawabannya tapi kata-katanya kembali tertelan,“Pulang dulu saja, semuanya telah mengkhawatirkanmu, mereka sekarang pasti masih menunggu.”

Christy Mu mengangguk.

“Peluk aku, aku akan membawamu pergi, jalan kaki terlalu lambat.”

Christy Mu dengan sangat tidak bersedia memeluknya, menutup kedua mata.

Di telinganya terdengar bunyi angin ‘Sssh’, lalu mendengar suaranya ‘Sudah sampai’, Christy Mu membuka mata, 100 mete di depannya adalah tempat tingga mereka, dan lampu-lampu disana begitu terang.

“Ayo jalan,” Ericko Ye tanpa sadar ingin menggenggam tangannya, tapi di tolak oleh Christy Mu.

“Aku mau jalan sendiri.”

Kedua bola mata Ericko Ye berubah menjadi warna biru lagi, dan perasaan sedih dalam hatinya mulai terasa.

Satu demi satu langkah berjalan mendekati vila, ada orang yang melihar mereka, langsung berteriak excited, “Direktur Ye dan Christy pulang.” Dan tatapan khawatir langsung jatuh di tubuh Christy Mu, dan rekannya di departemen desain yang memiliki hubungan baik dengannya juga berlari menghampirinya, melihat penampilannya yang kacau mereka sudah tahu dia pasti mengalami suatu masalah.

“Christy, kamu mengagetkan kami, kamu pergi kemana?”

Christy Mu tanpa tenaga tersenyum, “Tidak apa-apa, hanya jatuh terpeleset masuk ke dalam jurang.”

“Suara sudah separau itu masih bilang tidak apa-apa? Ini minum air dulu.” Cadice He memberikan segelas air padanya.

Christy Mu menerima airnya tapi tidak meminumnya, meminum air di hadapan banyak orang, dia merasa sangat tidak nyaman.

Di saat ini, Ericko Ye berjalan menghampirinya merangkul pinggangnya berkata, “Terima kasih atas perhatian dari kalian, Christy sudah lelah, aku akan membawanya istirahat, kalian bebas mau melakukan apa saja.”

“Baik-baik...”

Christy Mu di hadapan rekannya tidak enak menolaknya, jadi membiarkannya merangkul pinggangnya, sampai di tempat mereka tidak bisa melihatnya lagi, Christy Mu baru melepaskan rangkulannya darinya.

“Christy, kamu tidak bisa ya menerima perlakuan baik dariku? Walaupun hanya sedikit?” Ericko Ye emosi juga merasa sedih.

Christy Mu mendorong pintu kamar melepas sepatu, dengan kaki telanjang masuk ke kamar mandi, “Bukannya tidak bisa, hanya tidak butuh. Direktur Ye, silahkan kerjakan pekerjaanmu, aku ingin mandi dengan tenang, jangan ganggu aku.” Setelah mengatakam itu dia langsung menutup pintu kamar mandi.

Berdiri di bawah shower, Christy Mu baru akhirnya mengeluarkan air mata, tadi di depan rekannya juga Ericko Ye dia sudah menahannya setengat mati, tapi saat ini, dia akhirnya bisa melepaskan rasa takutnya tadi dengan menangis.

Saat di dalam jurang menunggu orang menyelamatkannya, dia sudah merasa takut setengah mati. Bernyanyi, hanyalah untuk memberinya semangat dan keberanian, untungnya Ericko Ye datang tepat waktu, jadi dia bisa tidak bermalam di dalam sana.

Ericko Ye dengan pikiran kacaunya merokok di balkon, dia saat ini sungguh tidak tahu harus bagaimana, kalau terlalu dekat dengan Christy Mu, dia akan menolaknya, tapi kalau menjaga jarak dengannya, dia akan sangat merindukannya, dan setiap saat pasti selalu memikirkannya sedang melakukan apa, rasanya ingin selalu melihatnya di depan mata baru bisa merasa tenang.

Malam ini, setelah keluar dari kamar mandi Christy Mu langsung berbaring di ranjang dan tertidur, tidak makan hanya minum segelas air.

Di dalam mimpi, ular putih kecil itu mengelilingi kakinya, lalu naik ke atas, Christy Mu karena ketakutan membuangnya, tapi ular itu malah terus mencarinya dan mendekatinya, tidak peduli bagaimana dia telah membuangnya.

Semalaman mimpi buruk.

Saat pagi terbangun, Christy Mu merasa kepalanya sakit dan pusing, hidungnya perih, dan suaranya hilang.

Waduh...Dia sepertinya flu.

Ericko Ye tidak ada dikamar, Christy Mu setelah membersihkan badan menukar baju turun ke bawah, ada banyak orang yang mendayung di danau, dan beberapa orang berteriak bersorak di tepi danau.

Sore hari nanti akan pulang ke kota, semua orang bergegas untuk menggila dan have fun untuk terakhir kalinya.

“Christy, sini-sini.” Laura melihatnya melambaikan tangan, dan saat Christy Mu sudah sampai dia langsung merangkul lengannya, “Lihatlah, departemen kita akan segera menang.”

Christy Mu melihat tangannya yang sedang menunjuk, ada sebuah perahu yang melaju di depan.

“Ini...” Christy Mu kesusahan mengeluarkan suara, baru mengucapkan satu kata, tapi dia langsung menutup mulutnya, terlalu parah, dan tenggorokannya sangat sakit.

“Tenggorokanmu kenapa?” Tanya Laura penuh perhatian.

Christy Mu tak berdaya menggerakan tangan, berharap dia bisa mengerti.

“Tenggorokanmu terluka, oh, aku mengerti pasti karena kemarin teriak sehariankan.” Akhirnya Laura untuk pertama kalinya menjadi pintar.

Christy Mu mengangguk.

“Nah kalau begitu tidak usah bicara, banyak minum air putih. Ah--Menang, menang, departemen kita menang.” Laura kesenangan berteriak dan melompat.

Ternyata beberapa departemen perusahaan sedang mengadakan lomba mendayung.

5 perahu kecil perlahan mendekati tepian, Laura menarik Christy Mu pergi menghampiri ke 5 perahu kecil itu, para karyawan dari departemen desain turun dari perahu, dan orang terakhir dari mereka adalah Ericko Ye.

Dia melihat Christy Mu, tersenyum, turun dari perahu dan menghampirinya bertanya, “Sudah bangun? Sudah makan?”

Christy Mu mengangguk. Sejujurnya dia belum makan, tapi kalau dia berkata jujur, dia pasti akan langsung menariknya pergi makan, dia tidak ingin.

“Terima kasih atas bantuan direktur Ye, setelah mendapat bonus departemen kami pasti akan mentraktir kamu makan.” Cadice He menghampirinya, nada suaranya tidak seserius saat di perusahaan, dan lebih terlihat seperti wanita yang aktif dan juga luwes.

“Sudah seharusnya.” Ericko Ye tersenyum.

Kelompok yang kalah di sebelahnya tidak terima, “Direktur Ye, kamu padahal sudah bilang kalau petinggi perusahaan tidak boleh ikut, tapi kamu sendiri kok bisa turun ikut.”

Ericko Ye tersenyum, “Para petinggi memang tidak bisa ikut, tapi keluarga dari karyawan, ya pastinya boleh kan.”

Lina menambahkan, “Iya, iya, Christy kan anggota kami, dia tidak bisa ikut, jadi direktur Ye datang menggantikannya.”

Kelompok lainnya seketika kehabisan kata-kata.

Christy Mu mendengar kata-katanya yang sama saja dengan memamerkan perasaan hanya bisa diam, dan dalam hatinya tentu saja menolak.

Sampai di jam makan siang, Ericko Ye tidak tahu dimana membeli obat flu, memberikannya pada Christy Mu, Christy Mu dengan sadar diri memakannya, dia sendiri tidak ingin tubuhnya sakit semakin parah.

Sore hari, semuanya dengan perasaan sedih meninggalkan tempat itu kembali ke kota.

Hidup kembali tenang, tetapi pengurus rumah Wang menyadari hubungan antara tuan muda dan nyonyanya tampaknya jauh lebih baik. Karena Ericko Ye jarang marah, sekarang lebih sering bertanya pada Christy Mu apa yang dia inginkan, meskipun Christy Mu sebagian besar menolak dengan acuh tak acuh, tampaknya itu tidak mempengaruhi suasana hati Ericko Ye, Suasana kehidupan di vila belum pernah sebaik ini sebelummya.

Dan di saat berubah menjadi lebih baik, Christy Mu tiba-tiba menerima sebuah pesan yang sangat besar, dan juga sebuah pesan yang baik, dan menghancurkan kehidupan mereka yang tenang sebelumnya.

Karena dia telah menunggu kehadiran orang itu begitu lama.

Semua ini bermula dari sarapan, Ericko Ye dan Christy Mu seperti biasanya, sarapan lalu bersiap pergi ke kantor, tapi Brian Zhang tiba-tiba datang masuk ke dalam dengan palik, di tangannya ada sebuah kotak hadiah.

“Apa yang terjadi, mengapa seperti itu?” Tanya Ericko Ye sambil mengerutkan dahi.

Brian Zhang membuka mulut, tatapannya beralih ke Christy Mu, dia tidak tahu apakah harus atau tidak mengatakannya.

Ericko Ye seperti mengerti akan maksudnya, tapi berpikir akhir-akhir ini tidak ada rahasia yang disembunyikan, berkata, “Jangan gagap begitu, kalau ada apa-apa langsung katakan saja.”

Brian Zhang menghampirinya memberikan kotak itu padanya, berkata dengan susah payah, “Ini...Barusan diletakkan oleh seseorang di depan pintu, kamu lihat sendiri.”

Ericko Ye meletakan sendoknya, mulai membuka kotak hadiah berwarna hitam itu, setelah membukanya, di dalamnya ternyata ada sebuah pistol, ada sebuah tanda pada pegangannya.

Ericko Ye melihat pistol itu, langsung berdiri dari kursinya, wajahnya berubah menjadi muram.

Christy Mu penasaran meliriknya, bukannya hanya sebuah pistol? Untuk apa selebay itu, memangnya itu pistol dari musuhnya?

Dia sudah kembali, dan kali ini benar-benar dia.

Hanya dia yang bisa sangat berani, dan sangat gila, mengirim pesan keberadaannya padanya langsung, sepertinya tidak takut dengan pembalasannya.

Pistol ini dulu adalah pistol kesayangannya, dan akhirnya dia memberikannya pada Yonathan Ye, dan di kejadian itu, peluru Javier Mu menembus tangan kanan Yonathan Ye, YonathanYe jatuh ke jurang tidak tahu ada dimana, dan pistol itu juga ikut hilang ditelan bumi.

Ternyata pistolnya telah di bawa lari olehnya...

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu