Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 306 Bertemu Kepala Keluarga (2)

Evardo Ye merasakan kelembutan gadis itu, ada gelora hebat di dalam hatinya, suaranya berubah berat, "Berputar, jangan bergerak."

Yolanda Duan juga merasakan keanehan itu, begitu menunduk, tangan Evardo Ye sedang membuka bagian dada depannya. Hatinya menjerit lalu memutar tubuhnya.

Evardo Ye mengelap keringat Yolanda Duan dari bagian bahu sampai bagian pinggang. Setiap mengelap ada perasaan sejuk dan segar yang datang padanya.

"Luka ini... masih sakit?" Muncul ekspresi penuh cinta dari mata Evardo Ye.

"Lukanya sudah menjadi koreng, dua hari ini terasa gatal."

"Kalau gatal berarti sudah mau sembuh. Jangan digaruk." Suara Evardo Ye sangat lembut seperti angin hangat yang bertiup masuk ke dalam hatinya.

"Aku tahu." Yolanda Duan hanya merasa wajahnya panas, bahkan telinganya memerah hanya saja dirinya sendiri tidak dapat melihat. Ini juga aneh, Linardi dan Leo juga seorang pria, tapi dirinya tidak memiliki perasaan sama sekali pada mereka, bagaimana mungkin digantikan oleh pria ini seluruh tubuhnya menjadi tidak nyaman? Detakan jantungnya juga sangat cepat

Evardo Ye bisa melihatnya, luka ini adalah luka baru. Sepertinya luka ini didapat ketika Yolanda Duan tiba-tiba menghilang. Ternyata gadis ini memiliki hal mendesak dan bukan sengaja tidak mengatakan selamat tinggal padanya.

"Sudah selesai. Keluar dan sarapan lah." Evardo Ye menekan rasa sakit di hatinya, lalu mencuci handuk itu di westafel. Yolanda Duan dengan cepat melangkah keluar dari toilet.

Terakhir kali Evardo Ye melihat bekas luka di lengan Yolanda Duan, saat itu juga hatinya terasa perih. Tapi hari ini dia sungguh melihat hal yang di luar bayangannya. Dan di tempat yang dia tidak bisa lihat, entah ada berapa banyak bekas luka menakutkan itu.

Kedua tangannya memegang erat tepi westafel yang dingin. Saat itu Evardo Ye merasa sakit sekali. Dia ingin melindungi Yolanda Duan, ingin membuat gadis itu memiliki hidup yang tenang tanpa kekhawatiran, tapi sedikit pun dirinya tidak bisa membantu. Selama 20 tahun ini, ini adalah kali kedua Evardo Ye merasa gagal dan kalah. Kali pertamanya adalah ketika di taman kanak-kanak di hari kelulusan gadis itu pergi.

Bahkan Evardo Ye berpikir, jika dirinya tidak memiliki tanggung jawab di keluarga Ye, dirinya bisa ikut di militer tanpa harus kembali, pergi ke sisi Yolanda Duan, selalu melindunginya, tapi ini hanya ada di pikirannya.

Setelah memperbaiki suasana hatinya, Evardo Ye menarik napas dalam-dalam, melihat cermin, tersenyum tipis, mengelap tangannya lalu keluar.

Dumpling goreng di piring sudah habis, hanya tersisa setengah tumis kentang tipis.

"Kalian sangat suka dumpling goreng, ya? Besok aku buatkan lebih banyak." Evardo Ye duduk di sebelah Yolanda Duan, di wajahnya tidak ada lagi ekspresi seperti tadi.

Yolanda menyuap bubur ke mulutnya lalu berkata, "Kamu sudah makan?"

"Belum." Evardo Ye menjawab jujur.

Sumpit Yolanda Duan dan Linardi berhenti, ekspresi wajah mereka menjadi canggung, karena bubur terakhir di kotak makan sudah masuk ke mangkok Linardi.

"Kenapa tidak bilang kalau belum makan? Kami akan menyisakan sedikit untukmu." Diam-diam Yolanda Duan meletakkan sumpitnya.

Evardo Ye tersenyum, "Tidak masalah. Dari awal aku memang tidak menyiapkan untuk diriku. Selesai kalian makan, aku akan makan di rumah."

"Ini..."

"Sungguh. Sekarang baru pukul 7.30. Jam 8 lebih aku akan pulang, pas untuk makan." Evardo Ye tidak ingin membuat mereka merasa menyesal, melihat kasur masih berantakan, sambil berdiri Evardo Ye berkata, "Cepat makan."

Yolanda Duan dan Linardi membulatkan mata ketika melihat Evardo Ye berjalan ke sisi ranjang lalu dengan gerakan cepat merapikan kasur.

Di bawah meja, Linardi menendang kaki kecil ketuanya lalu dengan pelan berkata, "Pria tampan ini lumayan. Coba kamu pikirkan kembali."

Yolanda Duan menendang kembali dengan keras, "Makan makananmu."

Ketika Evardo Ye mengelap meja, pria itu sadar kemarin dia memberikan dua botol obat, salah satunya sudah dibuka. Bibir Evardo Ye tidak tahan mengembangkan senyum, sepertinya gadis itu menggunakannya.

Perusahaan Star Ye.

Sekretaris Wang diberitahu kabar tentang Evardo Ye ingin cuti menjadi terkejut, lalu bertanya, "Direktur Ye ingin cuti berapa lama?"

"Mungkin sepuluh dua puluh hari."

"Lalu bagaimana masalah penting di perusahaan?"

"Aku di kota A. Ada masalah, langsung telepon aku saja."

Sekretaris Wang menghela napas lega, "Baiklah."

Yolanda Duan berpikir Evardo Ye mengirimkannya makan karena tertarik, tidak disangka sehari dalam tiga kali pria itu mengirimkan makanan tepat waktu dan menu makanannya tidak pernah sama, supnya sangat banyak. Hari ini sup ayam, besok sup ikan gabus, lusanya sup tulang iga babi, bahkan suster yang mengganti obat Yolanda Duan berkata, warna corak wajah Yolanda Duan membaik.

"Senior, salep ini sangat manjur. Baru pakai empat hari, luka di punggungmu sudah pudar begitu banyak. Ajaib." Sambil mengolesi salep, sambil berkata takjub.

"Sungguh? Coba foto dan kasih lihat padaku." Yolanda Duan juga penasaran.

Suster muda itu menggunakan ponsel mengambil foto, "Ketua, silahkan lihat."

Punggung telanjang itu beberapa hari yang lalu masih memiliki luka yang menakutkan, sekarang luka itu berubah menjadi merah muda. Walaupun masih bisa melihat luka, tapi sudah lumayan membaik. Tidak diduga salep dari Evardo Ye sangat efektif.

"Ketua, ini salep darimana? Aku juga ingin membeli sebotol."

Yolanda Duan tersenyum, "Bukan aku yang membeli, tapi temanku."

"Teman?" Suster muda itu tiba-tiba sadar apa yang terjadi, "Oh, aku tahu. Teman tampanmu yang setiap hari mengirimkan makanan, kan?"

"Ya, dia." Yolanda Duan mengakui.

Setiap orang memiliki perasaan menggosip, tidak terkecuali suster muda ini, "Ketua, pria itu kekasihmu?"

"Bukan. Teman biasa." Yolanda Duan mengklarifikasi.

Tentu saja suster muda itu tidak percaya, "Ha, aku tidak percaya. Mana ada teman biasa yang mengantarkan makanan tiga kali dalam sehari? Dia juga tampan, memiliki sikap yang bagus, terlebih lagi saat senyum membuat orang terpikat."

Mendengar ucapan terpesona suster itu, Yolanda Duan tertawa sambil menggelengkan kepala, "Gadis seperti kalian suka tipe pria seperti itu ya."

"Ketua, kamu baru berumur 28 tahun, hanya berjarak 2 tahun diatasku. Jangan berpura-pura seperti orang tua." Suster muda itu menggoda, "Karena ketua bilang itu bukan kekasih ketua, pasti pria itu yang mengejarmu, kan? Aduh, jika suatu hari nanti ada pria tampan yang mengejarku. Aku bermimpi pun saat bangun akan tersenyum."

"Kenapa berlebihan sekali?"

"Tentu saja. Kamu tidak tahu, sekarang ini pria lajang yang tampan, kaya, perhatian pada kekasihnya sangat jarang? Kamu belum lihat, setiap kali temanmu datang, seluruh suster menempel di jendela untuk melihatnya. Maka dari itu, jangan sampai kamu melewati pria dengan kualitas baik ini. Sekali terlewatkan, pria itu akan langsung direbut oleh wanita lain."

Yolanda Duan terkejut, Evardo Ye begitu popular?

Setelah selesai mengoleskan salep, lalu suster memakaikan baju Yolanda Duan dengan hati-hati, "Ketua, kalau si tampan datang, bantu aku tanya di mana dia membeli salep ini."

"Baiklah." Yolanda Duan menerima salep tersebut, mengoleskan sendiri obat ke bagian tubuh depannya.

Di hari kedua, ketika Yolanda Duan bertanya, Evardo Ye menghentikan sumpitnya, "Yang aku berikan sudah habis?"

Beberapa hari ini, Evardo Ye, Yolanda Duan serta Linardi makan bersama.

"Belum. Hanya saja suster juga ingin beli," Yolanda Duan menambah sup dumpling lagi, pelan-pelan membuka kulit dumpling itu dan menghirup kuah daging di dalamnya. Ah, lezat sekali.

Melihat Yolanda Duan suka, Evardo Ye kembali memberikan satu dumpling lagi ke mangkok gadis itu, sambil tersenyum berkata, "Jika kamu mau gunakan, punyaku masih cukup, tapi tidak dijual. Ini adalah resep rahasia dari dokter keluargaku. Tidak dijual dengan uang."

"Oh begitu, ya lupakan saja."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu