Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 236: Kebenaran Yang Terungkap (2)

“Aku tanya padamu, dimana? Lisa, lebih baik kamu jangan melakukan tipu muslihat apapun. Kalau tidak, aku tidak akan melepaskanmu.” Ericko Ye menggunakan handuk kering yang diberikan Brian Zhang padanya untuk mengelap air di wajahnya.

“Aku ini orang yang bertanggung jawab dengan perkataanku. Kamu lihatlah ke arah kiri, apa kamu bisa melihat teras hotel? Aku menunggumu disini.”

Ericko Ye membalikkan tubuhnya dan menoleh-noleh melihat ke atap hotel, “Orang yang aku cari?”

“Kalau kamu datang tentu saja kamu akan melihatnya.”

Ericko Ye menggertakkan giginya dan berujar, “Jangan sampai membuatku kecewa.”

Balasan yang diberikan padanya adalah suara ‘Tut tut tut’ dari nada sibuk. Wanita ini... Dari dulu tidak pernah sedikitpun memberikannya muka sama sekali.

Ericko Ye melemparkan handuk itu pada Brian Zhang dan dengan langkah besar berjalan menuju hotel.

“Tuan muda, apakah perlu mengumpulkan orang-orang?” tanya Brian Zhang sambil mengikuti Ericko Ye dengan lekat.

“Tidak perlu.” tolak Ericko Ye dengan singkat. Kalau memang benar pria itu, maka ada beberapa hal yang lebih baik diputuskan oleh mereka secara pribadi. Sebaliknya, semakin banyak orang malah akan semakin merepotkan.

10 menit kemudian, Ericko Ye akhirnya sampai di lobi hotel meskipun berada di tengah kerumunan pengunjung yang sangat padat itu. Perasaannya tiba-tiba merasa gelisah, seperti pertama kali pergi wawancara untuk mencari kerja. Kalau sampai... Kalau sampai orang ini bukanlah Javier Mu, bagaimana? Kalau begitu semua pengorbanannya hari ini sia-sia?

Lift hanya bisa mengantarkan sampai ke lantai atas. Tapi jika ingin ke atap terbuka diatas, Ericko Ye masih harus berjalan kaki dan naik satu lantai.

Selangkah demi selangkah ia berjalan menaiki anak tangga. Ericko Ye dapat merasakan kakinya semakin melunak. Saat ia berdiri di belakang pintu, ternyata Ericko Ye tidak berani mendorong daun pintu itu.

Semenjak Perusahaan Keluarga Mu merebut usaha bisnisnya, saat Christy Mu mengatakan bahwa ia melihat Javier Mu, ditambah lagi ia juga melihat sosok pria itu dengan mata kepalanya sendiri, Ericko Ye penuh dengan harapan bahwa pria itu masih hidup. Tapi kemudian, semakin besar harapannya, kekecewaannya pun semakin besar. Ericko Ye tentu saja merasa sedikit takut. Ia takut semua tebakannya salah dan ternyata Javier Mu benar-benar telah meninggal.

Ericko Ye bisa menerima kenyataan ini, namun bagaimana dengan Christy Mu? Ia tidak ingin kebencian ini terus-menerus berada dalam hati wanita itu.

Ericko Ye mengambil sebuah napas dalam-dalam, menghirup udara musim semi yang hangat dan kering. Ia lalu mengeluarkan keberaniannya dan mendorong daun pintu itu.

Atap terbuka itu sangat kosong. Ericko Ye melihat sekeliling dan hanya ada punggung Lisa Xiao yang sedang bersandar diatas pagar dan dengan senyuman licik menyerangnya.

Kekuatan hati yang tadi dibawa Ericko Ye dalam sekejap terjatuh keatas tanah.

“Kenapa? Kelihatannya kamu begitu tidak senang melihatku?” Lisa Xiao sedikit menaikkan alisnya yang cantik.

Kekecewaan hati Ericko Ye berubah menjadi amarah yang tidak biasa. Ia datang menyerbu ke hadapan Lisa Xiao dan bertanya, “Dimana ia?”

“Siapa?” Lisa Xiao sengaja menggoda Ericko Ye.

Saat Ericko Ye baru saja akan menangkap lengan wanita itu, ia malah mendengar suara rendah seroang pria yang penuh dengan nada mengancam, “Coba saja kamu berani menyentuhnya?”

Suara ‘Ngiing’ dalam benak Ericko Ye pun melintas. Sekujur tubuhnya berdiri kaku di tempatnya berpijak, hampir saja ia lupa bernapas.

Suara ini sangat amat akrab untuknya. Walaupun sudah 10 tahun berlalu, 20 tahun, bahkan sampai tua pun ia tidak akan bisa melupakannya.

“Jauhi ia sedikit.” Javier Mu kembali melanjutkan.

Nyawa Ericko Ye kembali ke asalnya. Ia membalikkan tubuhnya dengan perlahan. Javier Mu berdiri dalam jarak dua meter darinya. Ia mengenakan kemeja hitam sederhana dan celana santai berwarna hitam. Tidak ada fitur wajahnya yang berubah sedikitpun, rupanya sama persis seperti satu tahun yang lalu saat ia menghilang. Bahkan sampai pandangan kebencian dan dendam terhadap dirinya pun tidak berkurang setitik pun.

“Ternyata kamu memang masih hidup.” Tenggorokan Ericko Ye terasa kering. Hanya dirinya sendiri yang tahu seberapa sulitnya mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya.

Javier Mu menatapnya dengan dingin, “Apa kamu begitu kecewanya mengetahui ternyata aku tidak mati?”

“Memang agak sedikit kecewa, ternyata kamu tidak disantap oleh ikan hiu,” ujar Ericko Ye tidak tulus. Dengan karakternya yang begitu sombong, bagaimana mungkin ia bisa mengatakan bahwa ia berharap lawan bicaranya ini masih hidup? Dulu mereka adalah musuh berat, oke?

Javier Mu tertawa dingin, “Ericko, kalau aku mati, bukankah kamu akan menjadi terlalu nyaman?”

“Apa yang kamu katakan itu benar. Setelah kamu mati, aku tidak memiliki saingan lagi di Kota A. Benar-benar sangat sepi.” ujar Ericko Ye melebih-lebihkan.

Javier Mu terlalu memahami karakter pria itu, perkataan yang ia katakan semuanya benar-benar dalam perkiraannya. Javier Mu malas berdebat kusir dengan Ericko Ye sehingga ia dengan serius bertanya, “Ericko, dimana Christy? Kemana kamu bawa adikku pergi?”

“Ia selalu ada, bahkan kalian pernah bertemu.” Ericko Ye tersenyum penuh makna.

Terbersit kecurigaan dalam hati Javier Mu, “Kamu jangan bohong. Semenjak aku pulang ke Kota A, aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya.”

Ericko Ye menghela napas panjang, kemudian menggelengkan ringan kepalanya dan berkata, “Sepertinya kamu sebagai kakak tidak terlalu memperhatikannya. Walaupun ia berdiri di hadapanmu, kamu tetap tidak mengenalinya.”

Kecurigaan Javier Mu semakin bertambah besar, “Ericko, sebenarnya omong kosong apa yang kamu bicarakan ini?! Aku peringatkan, kalau kamu hari ini tidak menjelaskan dengan jelas kemana adikku pergi, apa yang kamu lakukan padaku satu tahun yang lalu, akan aku balas berkali-kali lipat.”

“Untuk apa begitu bersemangat?” Ericko Ye mengalihkan pandangannya pada Lisa Xiao yang berdiri disamping dan menyaksikan semua kejadian ini secara cuma-cuma. Ia pun tidak tahan untuk mengatakan kebenarannya, “Kalian benar-benar pernah bertemu. Lagipula Lisa, kamu dan ia adalah teman baik. Sahabat karib.”

“Sahabat karib? Di Kota A ini aku hanya memiliki seorang teman, Edelyn...” Lisa Xiao menghentikan lidahnya. Ia dengan terkejut saling bertatapan dengan Javier Mu. Dalam mata pria itu pun terlihat keterkejutan, apakah mungkin... Edelyn Chu adalah Christy Mu?

“Ericko, kamu sedang membual, ya? Rupa Edelyn sama sekali tidak sama dengan Christy! Kamu menganggap kami seperti anak umur tiga tahun?!” ujar Javier Mu.

Ericko Ye merenggangkan tangannya, “Kenyataannya, Edelyn adalah Christy. Apakah kamu tidak menyadari gerak-geriknya yang sama persis dengan Christy Mu? Meskipun rupa seseorang berubah, tapi kebiasaannya tidak akan pernah bisa berubah.”

Javier Mu berkata mengejek, “Omong kosong. Aku hanya pernah bertemu beberapa kali dengannya di dalam mobil, bagaimana mungkin bisa tahu kebiasaannya sehari-hari seperti apa. Sekarang apa bukti yang kamu punya untuk membuktikan perkataanmu bahwa Edelyn adalah Christy?”

Hanya ucapan Ericko Ye saja tidak bisa menjamin apapun. Walaupun ia bicara sampai menembus langit, tetap saja sulit membuat orang-orang mempercayainya. Ia hanya bisa mengeluarkan ponselnya dari kantong dan memperlihatkan selembar foto itu pada Javier Mu, “Lihatlah ini baik-baik. Ini adalah anakku dan ia memanggilmu paman.”

Javier Mu semakin terkejut. Selangkah demi selangkah ia mendekat dan melihat lebih detail selembar foto pada ponsel itu. Anak kecil itu menyeringai lebar. Wajahnya teramat mirip dengan Ericko Ye, dahi dan fitur di tengahnya sama persis dengan Christy Mu. Selain itu, sepasang pupil yang masing-masing berwarna ungu dan biru itu membuktikan segalanya. Ia adalah keturunan Ericko Ye.

Kegembiraan langsung timbul dalam hatinya. Christy Mu dapat melahirkan anaknya dengan selamat.

“Sudah lihat dengan jelas? Sekarang sudah percaya?” Ericko Ye mengambil kembali ponselnya. Tapi belum sempat dimasukkannya kembali ke dalam kantong, ponselnya sudah direbut oleh Lisa Xiao yang ada disampingnya. Wanita itu hampir mati penasaran.

“Biar aku lihat,” Begitu Lisa Xiao melihat potret anak itu, ia langsung mendesah kagum, “Astaga, bayi yang cantik sekali. Ericko, ternyata kamu bisa membuat bayi yang begitu menggemaskan seperti ini. Langit terlalu tidak adil.”

Ericko Ye menoleh dan dengan tidak memelototi Lisa Xiao sekilas, “Kenapa? Aku sangat jelek?”

Lisa Xiao menganggukkan kepalanya, “Sangat buruk. Wajahmu sangat jelek.”

Amarah Ericko Ye pun tersulut, “Hei, matamu yang mana yang melihatku jelek?”

“Maaf, kedua mataku ini melihat hal yang sama,” Lisa Xiao kembali menusukkan pisau di tubuh pria itu, sekaligus melemparkan ponsel untuk dikembalikan padanya.

“Kalau begitu, matamu yang rusak.” ujar Ericko Ye kesal.

Javier Mu tidak bisa melihatnya lagi, “Ericko, apa yang kamu katakan?”

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu