Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 544 Aku Sungguh Merindukanmu (1)

Ani Xie kembali mengambil gelas dan menyesap minumnya. Demi membuat atmosfir hidup, Ani Xie bertanya dengan nada suara lucu: "Ah ya, apa suara Yunardi saat bernyanyi merdu?"

Vanny tersenyum getir: "Saat itu aku hanya gugup, tidak begitu perhatian pada nyanyiannya."

"Aduh, Yunardi sungguh menyedihkan. Sudah susah-susah belajar gitar, tapi malah mau ditolak."

"Baiklah, jangan membicarakan hal ini lagi. Kamu suka makan apa? Masakan ayah dan ibuku lezat, aku akan menyuruh mereka memasak untukmu."

Ani Xie pasrah lalu berkata: "Aku masih harus menjaga bentuk tubuhku, aku bisa makan apa? Sekarang aku akan memberikan kesempatan berharga untuk memilih makanan padamu. Kamu ingin makan apa? Kamu bisa memakai namaku."

Biasanya kedua mata Vanny pasti akan berbinar, Vanny sangat ingin memesan banyak makanan.

Tapi saat ini Vanny menggeleng, dengan nada suara tenang berkata: "Aku juga tidak tahu mau makan apa."

Siapa Vanny? Anggaplah gadis ini sedang tidak senang, tapi itu tidak akan mempengaruhi selera makannya.

Tapi sekarang? Ani Xie hanya berucap sedikit, tapi bisa membuat selera makan Vanny menghilang. Terlihat sekali kalau Vanny masih peduli pada Yunardi Mu. Vanny melawan kata hatinya sendiri dan malah menolak pria itu, tidak hanya Yunardi Mu yang akan sakit hati, Vanny juga akan sakit.

Melihat sebelah wajah Vanny, Ani Xie menghela napas tanpa suara.

Keduanya kembali berbincang lalu mendengar suara pintu terbuka.

"Sepertinya paman dan bibi sudah kembali. Ayo kita bantu mereka."

"Ya."

Keduanya keluar dari kamar dan langsung menerima kantong yang berada di tangan ayah dan ibu Vanny.

Ibu Vanny buru-buru berkata: "Aduh, kamu tidak perlu membantu. Cepat kembali ke kamar dan mengobrol saja."

Ani Xie tersenyum, "Aku dan Vanny sering bertemu satu sama lain, tidak banyak hal yang harus diobrolkan, lebih baik aku membantu paman dan bibi menyiapkan makanan."

"Tapi kamu adalah artis besar. Apa kamu bisa melakukannya? Tidak usah membantu."

Mendengar ucapan tersebut, Ani Xie dengan tegas berkata: "Bibi, sebelum aku terkenal, aku juga bisa bekerja mencari uang, merawat diri sendiri. Tentu aku bisa melakukannya. Dan di sini, aku bukanlah seorang artis, aku hanya teman sekolah Vanny dan orang yang lebih muda dari paman dan bibi tidak perlu terlalu berhati-hati begitu."

Walaupun disanggah, tapi ibu Vanny malah menyipitkan matanya: "Aduh, semakin lihat semakin aku menyukaimu. Kamu memiliki reputasi, tetapi sangat ramah. Nantinya kamu pasti bisa mendapatkan lebih banyak prestasi."

"Terima kasih, bibi. Kalau begitu, untuk sayuran, berikan ke aku dan Vanny saja."

"Baik."

Ani Xie mengambil sayuran dan keranjang, lalu menarik Vanny yang bersembunyi di balkon. Kedua orang tersebut duduk di bangku kecil sambil berhadapan.

Ani Xie mencabuti sayuran, terkadang bicara tetapi tidak ada respon dari Vanny.

Ani Xie tak kuasa mendongak dan melihat ke arah Vanny dan sadar Vanny sedang memiringkan kepalanya, terlihat sedang merenung.

Ani Xie tertawa, lalu bertanya: "Kenapa melihatku begitu?"

Vanny menyipitkan matanya: "Sebelumnya aku tidak sadar, mulutmu manis sekali."

"Hei, tadi kamu takut kedua orangtuamu khawatir denganmu. Sekarang aku membantu orangtuamu agar senang. Kenapa kamu malah bicara begitu?"

Mendengar ucapan tersebut, langsung muncul perasaan menyesal dalam hati Vanny.

Ternyata Ani Xie menggantikan dirinya untuk berpikir.

Vanny menunduk, dengan pelan berkata: "Maaf."

Ani Xie tersenyum lalu menyenggol bahu Vanny, "Baiklah. Aku hanya menggodamu, kamu masih serius saja. Di antara kita, apakah perlu begitu perhitungan?"

"Tidak peduli bagaimana nantinya, aku tetap berterima kasih padamu, Ani. Di saat aku membutuhkanmu, kamu selalu mendukungku tanpa syarat."

Tiba-tiba Vanny mulai tersentuh, membuat Ani Xie agak tidak nyaman.

Ani Xie mengatupkan bibirnya lalu berkata: "Inilah persaudaraan yang baik. Tapi bukan asal bicara bercanda. Dan nantinya kamu akan menjadi manajerku, demi memintamu untuk tetap padaku, aku haruslah bersikap baik padamu."

Baru berkata dua kalimat yang serius, lalu setelahnya atmosfirnya dihancurkan oleh Ani Xie. Dengan pasrah Vanny menjawab: "Benar-benar. Baru saja aku terharu dan ingin meneteskan air mata. Perasaanku sudah dihancurkan olehmu."

"Jangan, jangan pernah menangis. Kalau tidak dirimu akan dikhawatirkan oleh orang tuamu."

"Aku tahu, aku akan berusaha keras untuk tidak membuat mereka khawatir. Aku juga ingin tumbuh besar, seperti dirimu, menjadi kebanggaan kedua orang tuamu."

Ketika Vanny mengatakan ini, wajahnya sangat yakin seperti sudah membuat keputusan.

Melihat sikap Vanny, jantung Ani Xie malah berdegup.

"Sudah selesai? Sekarang sudah harus menumis sayurnya."

Di belakang mereka terdengar suara ibu Vanny, Ani Xie buru-buru menunduk dan berkata: "Sudah, sudah. Ini mau dibawa ke sana."

Untuk sementara Ani Xie melupakan perasaan tak nyamannya, lalu membantu orang tua Vanny menyiapkan bahan makanan.

Di dapur yang kecil, agak memaksa memasukkan empat orang ke dalamnya, tetapi semuanya berkumpul sambil tertawa dan juga gembira.

Satu jam kemudian, lima lauk dan satu sup sudah siap, dengan asap mengepul masakan di sajikan di meja makan.

Mau tidak mau harus berkata bahwa masakan orang tua Vanny lezat. Harum, penampilan serta rasanya sungguh hebat. Membuat orang yang melihat langsung ingin mencoba.

Dan juga ibu Vanny terlalu rendah diri. Beliau bilang ini hanyalah hidangan rumah, tapi saat dilihat ada banyak sekali hidangan. Apa ini bisa disebut masakan rumahan?

"Nona Xie, tidak perlu sungkan, makan dengan banyak, ya. Kami juga tidak tahu apa yang nona sukai, tapi karena nona temannya Vanny, kurang lebih memiliki kesukaan yang sama dengan Vanny. Kami menyiapkan hidangan sesuai yang Vanny sukai."

"Bibi, tebakan anda benar sekali. Kesukaanku dan Vanny hampir mirip. Dulu kami pergi bersama ke restoran kecil dekat sekolah. Tidak jarang kami bertengkar demi sepotong iga babi, roti daging, somai dan sebagainya."

"Aku tebak, pasti kamu tidak menang dari Vanny, kan?"

Ani Xie tertawa sambil mengedipkan matanya: "Bagaimana bibi tahu?"

"Karena kamu tidak segemuk Vanny kami."

Begitu ucapan itu terlontar, semua orang langsung mengeluarkan ekspresi tertawa.

Sambil tertawa, sambil Vanny menyalahkan: "Bu, apakah aku benar anak kandungmu?"

"Karena kamu sungguh anak kandungku, maka aku suka merawat anak yang putih dan gembul."

Suasana saat makan sangat hidup. Mengikuti perasaannya yang membaik, tanpa sadar Ani Xie makan banyak sekali.

Aduh, karena kalori hari ini melebihi batas normal, lupakan saja rencana diet sial itu!

Ani Xie tidak ragu lagi, wanita itu mulai tak menahan diri. Ani Xie mengambil gelas alkohol lalu menuangkannya ke ayah Vanny.

Bisa berbagi alkohol dengan artis terkenal merupakan suatu kehormatan. Ayah Vanny tak berani mengabaikan, lalu mengambil alkohol yang disimpannya dengan baik dan mencobanya

Mereka minum sampai tiga putaran. Tiba-tiba ibu Vanny membuka mulutnya, dengan sopan meminta.

"Nona Xie, apakah aku bisa berfoto bersamamu?"

"Boleh."

Melihat Ani Xie setuju, ibu Vanny buru-buru memberikan sinyal pada ayah Vanny lalu ibu Vanny duduk di sebelah Ani Xie, tersenyum dengan gembira.

Selesai berfoto, ibu Vanny mengambil ponselnya. Sambil melihat foto, sambil mendesah: "Aku sudah memiliki foto ini, aku bisa mengatasi anak-anak nakal di kelasku. Begitu mereka melihat foto ini, aku jamin mereka akan patuh."

Ternyata alasan bibi berfoto bersamanya demi hal ini.

Ani Xie tak tahan untuk tertawa: "Ternyata wajahku memiliki kekuatan untuk menekan seseorang ya."

Karena di ponselnya sudah ada foto yang berharga, ketika mengambil ponsel, ibu Vanny tampak berhati-hati.

Mendengar ucapan Ani Xie, ibu Vanny mengibaskan tangannya lalu berkata: "Kamu tidak tahu? Anak jaman sekarang sulit sekali diatur. Kalau terlalu pelan pada mereka itu tak cukup. Kalau terlalu keras pada mereka, takut mereka tak bisa menerimanya. Ah benar-benar dilema."

Ayah Vanny di sebelah juga menambahkan: "Ya benar. Anak jaman sekarang dengan kalian dulu tidak sama. Jika setiap anak seperti Vanny kami yang penurut, rambutku tidak akan putih secepat ini."

Mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba Vanny menunduk, entah apa yang sedang dipikirkan.

Ani Xie melihat Vanny sekilas, lalu tersenyum: "Vanny sungguh anak yang hebat, entah dulu atau sekarang. Ketika hasil ujian keluar, kami akan memberikannya perayaan. Ah benar Vanny, apakah kamu lupa kalau kamu berhutang traktiran makan pada kami?"

Ani Xie melihat ke arah Vanny, seperti sedang menunggu respon wanita itu.

Vanny juga meminum sedikit alkohol, tapi dia tak pandai minum. Minum sedikit saja sudah pusing.

Vanny mengerjapkan matanya beberapa kali, baru perlahan-lahan sadar: "Ah, aku sungguh lupa."

Gadis ini...

Ani Xie pasrah, "Tidak buru-buru. Tunggu sampai kamu kembali ke kota B."

"Tapi, dalam waktu dekat aku tidak kembali."

Mendengarnya hal tersebut, Ani Wen membatu: "Kenapa tak kembali?"

Lengan Vanny menahan dagu, memiringkan kepala lalu dengan pelan menjawab: "Dekan menghubungiku dan memberikanku pekerjaan magang. Selesai tahun baru, aku akan magang."

Berita ini datang tiba-tiba sekali. Ani Xie duduk tegap dan melihat lurus ke arah Vanny, "Kenapa tiba-tiba sekali memutuskannya? Aku sama sekali tak tahu."

"Baru dua hari ini aku memutuskan. Karena itu kesempatan bagus, aku akan mencobanya. Itu bisa menambah pengalamanku dan aku bisa menambah uang. Sekali masuk, langsung dapat dua hal."

"Jadi kamu tidak kembali ke sekolah?"

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu