Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 550 Merawat (1)

"Bukan itu maksudku, aku hanya ingin mengerti dengan jelas, apa yang membuat Yunardi bisa melalui fase antara hidup dan mati dan tak menyayangi hidupnya sendiri. Selama Yunardi memiliki kerasionalan sedikit, dia tidak akan menyetir dengan gila, dia seperti sengaja mencari mati."

Sengaja mencari mati?!

Ucapan itu seperti palu yang dengan keras menghancurkan hati Vanny, membuat tubuh Vanny terguncang.

Senior langsung memapah dan menggenggam telapak tangan Vanny, memberinya kekuatan.

Melihat kedua orang tersebut bergandeng tangan, Bianca Ye mengernyit: "Tidak mungkin. Yunardi tidak selemah itu."

Tapi Justin Nan masih bersikeras mencari jawaban: "Sebenarnya apa yang kamu katakan pada Yunardi?"

"Aaa...ku hanya memberitahunya, aku ingin bersama senior, nantinya dia tak perlu menemuiku lagi dan kami harus menjadi orang asing yang belum pernah bertemu sebelumnya."

Setelah ucapan itu terlontar, kedua orang di hadapan Vanny terdiam.

Vanny tak kuasa mendongak menatap Bianca Ye dan Justin Nan, sadar bahwa kedua orang tersebut sedang menatapnya dengan dahi berkerut, dalam sorot mata keduanya ada tatapan yang tak setuju.

Vanny agak panik lalu bertanya: "Ucapan ini juga tidak keterlaluan, kan? Bukankah orang yang putus cinta akan berkata seperti itu?"

"Ini bukan masalah keterlaluan atau tidak. Vanny, apakah kamu tidak bisa melihat ketertarikan Yunardi padamu?"

"Kalau tahu memangnya mau bagaimana? Apakah harus menerimanya? Ucapan itu tidak masuk akal sekali."

Tanpa menunggu jawaban dari Vanny, senior menggantikan Vanny membalas ucapan dari Bianca Ye.

Awalnya senior hanya diam, bukan orang yang penting.

Tapi begitu senior membuka mulut, pria itu langsung membuat suasana menjadi tak nyaman.

Bianca Ye mengangkat pandangannya menatap senior tersebut. Bianca Ye sadar pria muda di depannya terlihat hangat, bukan orang yang pemarah. Tapi kalau dilihat secara teliti, orang akan sadar di dalam mata pria itu ada sorot dingin dan arogan.

Karena lawan bicaranya tak sopan, Bianca Ye tak perlu berpura-pura lagi ramah. Dengan tawa dingin Bianca Ye berkata: "Ya, kamu benar. Tapi membawa kekasihmu datang menemui mantannya untuk berlagak kuat bukanlah hal yang benar."

"Aku tidak berpikir begitu. Vanny hanya merindukannya, ingin melihat Yunardi, itu saja."

"Jadi, kamu tidak akan marah kalau Vanny menemui Yunardi?"

Bianca Ye melawan, senior juga tidak khawatir, dengan suara santai berkata: "Vanny datang untuk melihat Yunardi."

Setelah itu senior menunduk menatap Vanny, "Vanny, masuklah."

Tapi Vanny menggeleng, ekspresinya sangat menolak.

"Apa aku masih punya muka untuk bertemu Yunardi? Dia begini karena aku."

"Bodoh, apakah kamu yang memaksa Yunardi menyetir sambil mabuk? Tapi ditolak olehmu dia menjadi parah seperti ini, pantas saja wanitanya bisa dirampas oleh 'priamu'."

Ucapan Bianca Ye membuat Vanny semakin malu menunjukkan wajahnya. Penyesalan Vanny terhadap Yunardi Mu semakin besar.

Dan saat mengucapkan ini, Bianca Ye menatap senior, sorot matanya tampak sinis.

Justin Nan tahu tempramen Bianca Ye. Mungkin kalimat selanjutnya Bianca Ye akan bertengkar dengan senior tersebut.

Bagaimanapun juga ini adalah rumah sakit, hal kecil seperti ini tak perlu diketahui banyak orang, lalu Justin Nan menengahi keduanya: "Kalau ada waktu, daripada bicara omong kosong di sini, lebih baik masuk ke dalam."

"Ya ya. Vanny ayo pergi!"

Bianca Ye dengan sinis menatap senior tersebut lalu mendorong Vanny masuk.

Awalnya Vanny tak ingin masuk, tapi dorongan Bianca Ye sangat keras, senior juga tak membantunya, akhirnya Vanny didorong masuk ke ruang pasien.

Baru melihat Yunardi Mu sebentar, Vanny langsung menutup mulutnya.

Seluruh penjelasan tadi tidak separah dan seburuk saat melihat sendiri kondisi Yunardi Mu.

Jelas-jelas tahu bahwa Yunardi Mu terluka parah, melihat pria itu berbaring di ranjang dengan tenang, ketika napasnya tak terdengar, ini membuat orang yang melihat kondisinya sulit menerima kondisi ini.

Pria yang terlihat mencolok di publik dengan senyuman yang lebih terang daripada matahari, kenapa bisa menjadi seperti ini?

Yunardi Mu yang sekarang wajahnya tak terlihat, seluruh tubuhnya dibalut perban, wajah sebelahnya bengkak hingga tak berbentuk.

Sebelum melihat Yunardi Mu, Vanny masih memiliki harapan. Berharap Yunardi Mu tak terluka, tapi segalanya... seperti dia sedang membohongi dirinya sendiri.

Tapi setelah melihat Yunardi Mu, seluruh imajinasi itu hancur. Pria di depannya sungguh sedang berjalan ke garis antara hidup dan mati, mungkin setelahnya dia akan....

Tidak tidak, tidak akan. Yunardi Mu adalah sebuah bencana, jadi dia harus membuat bencana selamanya!

Air mata Vanny tak terbendung, Vanny menutup mulutnya, mundur ke belakang dua langkah.

Mendengar suara tersebut, Ani Xie dan Yonardo Xiao menoleh.

Begitu melihat Vanny, sorot mata Ani Xie agak berbeda dari biasanya.

Bianca Ye melihat ke sekeliling ruangan, lalu bertanya: "Kemana paman dan bibi?"

"Sudah pulang."

"Baguslah sudah pulang, biarkan mereka istirahat. Selama dua hari ini mereka sudah repot."

Ani Xie mengobrol singkat dengan Bianca Ye, lalu tatapan Ani Xie jatuh ke Vanny, "Gadis bodoh ini, masih tahu untuk muncul ya? Sebelumnya aku menelponmu dan tidak ada kabar, aku pikir kamu diculik dan dijual orang!"

Bianca Ye melihat ke senior tersebut, dengan bibir cemberut menjawab: "Bukan dijual, tapi otaknya dicuci."

Vanny seperti tidak mendengar olokan Bianca Ye, lalu menjawab: "Maaf, dua hari ini aku agak sibuk, baru ada waktu kosong."

"Walaupun sibuk, kan bisa mengosongkan waktu untuk kemari."

"Aku..."

Tanpa menunggu Vanny menjawab, Bianca Ye sudah membuka suara, sambil mendengus menjawab: "Dia sibuk dengan kekasihnya, mana ada waktu memperdulikan kita? Baiklah, karena kamu sudah melihat Yunardi, kamu boleh pulang."

Melihat Bianca Ye mengusir Vanny, semua orang langsung berteriak pada Bianca Ye.

"Bianca!"

Tapi Bianca Ye tak merubah pikirannya, malah bertanya dengan sarkas: "Apa aku salah bicara? Mungkin di matanya, kita sama sekali tak ada. Kita tak bisa dibandingkan dengan kekasihnya."

"Baiklah. Kamu jangan bicara lagi."

"Kenapa tidak boleh bicara? Kalian lihat Vanny yang sekarang, apakah dia seperti gadis yang kita lihat pertama kalinya? Dia..."

Bianca Ye masih mengeluh, sedangkan tatapan Ani Xie sudah tertarik ke suatu tempat.

Ani Xie memperhatikan dengan teliti beberapa saat, lalu wajahnya terkejut bukan main. Ani Xie dengan kencang menggerakan tangan Yunardi Mu lalu berteriak, "Gerak! Dia bergerak!"

"Apanya yang bergerak?"

"Tadi jari Yunardi bergerak!"

Begitu mendengar, semua orang terkejut.

Yonardo Xiao masih tenang, pria itu langsung memencet bel di atas ranjang pasien untuk memanggil dokter.

Dengan cepat para dokter masuk ke dalam dan membuat Vanny dan senior mundur ke belakang.

Mendengar ucapan Ani Xie, mata Vanny menatap lekat ke arah Yunardi Mu. Vanny berharap pria itu bisa keluar dari masa kritis dan dapat duduk kembali dengan penuh energi.

Kesibukan di depan terlihat tidak nyata, seperti sebuah mimpi.

Jika bisa, Vanny lebih memilih segalanya hanyalah mimpi. Yunardi Mu yang ada di mimpi harusnya dari awal tak mengenal dirinya.

Senior menoleh melihat wajah Vanny yang pucat. Senior menggenggam tangan Vanny, dengan suara pelan berkata: "Vanny, bagaimana kalau kita pulang dulu?"

Vanny tak mau pergi, sorot mata wanita itu menunjukkan segalanya.

Senior juga melihat pilihan Vanny, tapi senior tak setuju: "Kita di sini pun tak dapat membantu, kita malah menjadi beban."

Melihat keduanya saling berbisik, Bianca Ye menghampiri dan mendengar senior tersebut sedang membujuk Vanny.

Bianca Ye tertawa dingin, menginterupsi pembicaraan: "Apakah tetap di sini untuk menunggu jawaban adalah hal buruk? Jika Yunardi tak bertahan, kamu pasti akan merayakannya dengan minum-minum, kan?"

Senior tersebut mengalihkan pandangannya ke Bianca Ye yang memasang wajah sinis, dengan nada suara datar menjawab: "Lukaku belum sembuh, aku tidak bisa minum alkohol."

"Kamu..."

Dilawan seperti itu, untuk sesaat Bianca Ye tak bisa membalas. Bianca Ye melotot marah ke senior, hampir bertindak kasar.

Justin Nan menghentikan Bianca Ye tepat waktu, dengan dahi berkerut berkata: "Diam sebentar. Apakah di saat seperti ini harus bertengkar?"

"Aku tidak ingin ribut, pria ini yang tidak tahu niat baik seseorang!"

"Ya, aku tak mengerti niat baik seseorang, jadi aku tidak mau tetap di sini dan menghalangi pandangan kalian."

Setelah itu senior menarik tangan Vanny.

Tapi Vanny tak bergerak, wanita itu masih menatap Yunardi Mu.

Reaksi Vanny membuat Bianca Ye sangat percaya diri lalu Bianca Ye melotot sinis ke senior.

Tapi senior tidak melihat tatapan sinis Bianca Ye, senior menatap Vanny yang tak berjiwa, ada kesedihan dari mata senior.

Melalui pemeriksaan, dokter memberi kesimpulan, berbalik lalu menghadap ke semua orang: "Kami sudah memeriksa, tapi tak ada perubahan."

Dengan putus asa Ani xie berkata: "Tapi jari Yunardi sungguh bergerak."

"Itu artinya pasien memiliki respon baik terhadap suatu rangsangan. Kalian harus terus lanjut, itu akan memberikan hal baik pada pasien..."

"Rangsangan..."

Bianca Ye terdiam sejenak, lalu membulatkan matanya dan memegang erat tangan Vanny, "Vanny, pasti karena Yunardi mendengar suaramu. Dia ingin berkata sesuatu padamu, makanya baru ada respon!"

"Aku?"

"Ya ya, dirimu! Kalau begitu kamu di sini saja merawat Yunardi. Kamu juga berharap dia cepat sembuh, kan?"

Mendengar ucapan Bianca Ye, semua orang langsung mengerti maksud Bianca Ye.

Vanny ragu dan bingung apa yang harus dilakukan.

Senior yang berada di sebelah Vanny mengerutkan dahi, dengan suara agak dingin berkata: "Kalian yang begini sama saja dengan menculik Vanny. Apa kesembuhan Yunardi ada hubungannya dengan Vanny?"

"Kami hanya bergantung pada persahabatan mereka sebelumnya. Apa dia tidak boleh tetap di sini? Vanny tidak seperti dirimu yang berhati dingin, dia pasti akan tetap tinggal. Ya kan, Vanny?"

Vanny melihat mata Bianca Ye, Vanny menggerakkan bibirnya namun tak bicara.

Bianca Ye tahu Vanny ingin tetap berada di sini, tapi Vanny masih belum bisa memastikan, lalu Bianca Ye berada di sebelah membujuk Vanny: "Apakah kamu sungguh ingin melihat Yunardi meninggal? Jika dia tak bisa melewati masa kritis ini, dia sungguh akan meninggal!"

Ani Xie yang berada di samping juga mendukung: "Tak apa jika kamu tak mau bersama Yunardi, tapi jangan sampai kamu tak menyelamatkan dia dari masa kritis ini. Jika Yunardi sungguh tiada, apakah nantinya kamu tidak akan menyesal?"

Pasti dia akan menyesal dan sisa hidupnya diisi dengan kebencian.

Vanny tak ingin dirinya menyesal dan sangat tidak ingin Yunardi Mu meninggal.

Vanny mendongak menatap senior.

"Senior?"

Vanny sudah mendapatkan jawaban. Entah senior akan berkata apa, Vanny tak akan merubah pikirannya.

Tentu saja senior tidak akan menjadi orang jahat. Setelah tersenyum, dengan pasrah senior berkata: "Jika kamu ingin tetap tinggal, maka tinggal lah. Lagipula ini tidak akan mempengaruhi perasaan kita."

Melihat senior tidak melawan, muncul senyuman cerah di wajah Vanny lalu mengangguk: "Baguslah. Aku di sini dulu untuk merawat Yunardi."

Saat itu senior merasa dirinya malang.

Rasa senang itu muncul dari hati Vanny yang terdalam, tidak ada kepura-puraan sedikitpun. Kalau dibandingkan, ketika Vanny bersama dengan dirinya, Vanny lebih ramah dan sopan.

Keduanya dekat ataupun tidak, itu akan terbukti dengan sendirinya.

Ada perasaan kecewa di hati senior tersebut, tapi senior tidak menunjukkan apapun.

Bianca Ye yang berada di sebelah tidak melepaskan kesempatan untuk mengejek senior tersebut. Bianca Ye mendengus pelan: "Vanny, kalau tidak sibuk, sering-seringlah temani Yunardi, bicarakan topik yang dia sukai. Lalu untuk orang yang tak bersangkutan, tak perlu kemari agar Yunardi senang."

Ucapan Bianca Ye membuat suasana menjadi canggung. Tapi senior sama sekali tak memasukkannya ke dalam hati, dengan nada suara tenang berkata: "Tak apa. Aku bisa menunggu di lobi rumah sakit."

Pria ini bermuka tebal juga.

Bianca Ye mengernyit, "Bukannya kamu terluka? Kenapa tidak istirahat saja?"

"Aku khawatir terlalu banyak serigala yang melihat Vanny nanti. Vanny hanyalah seekor domba kecil, ingin bersembunyi pun gadis ini tak bisa."

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu