Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 149 Kesalahan yang Terjadi Ditengah Kemabukan (2)

“Minggir!” Christy Mu langsung mendorongnya, Ericko Ye mundur beberapa langkah, tapi langsung mendekatinya lagi.

“Christy, aku ini Hugo.” Ujar Ericko Ye tersenyum senang.

“Huh!” Christy Mu mendengus, mengelilinginya bersiap pergi, tapi tanpa sadar pinggangnya di angkat, kakinya berada di atas tanah, dan tubuh di gendongnya dibawa duduk di atas kursi.

“Sini, temani aku minum.” Ericko Ye memberikan gelas berisi bir padanya, Christy Mu melihat ke bawah kakinya, sudah terbuang 3 sampai 4 botol bir.

Oh tuhan, pantas saja dia bisa mabuk, minum sebanyak ini dan tidak mabuk itu baru aneh.

Ericko Ye dengan botol birnya, “Gluk tang Gluk” mengisi birnya ke gelas Christy Mu, dirinya sendiri langsung menggogoknya dari botolnya langsung.

“Christy, bagian siniku sakit sekali.” Ericko Ye memegang dadanya, “Iya disini, sebelumnya tidak pernah ada perasaan ini.”

Christy Mu tidak ingin melihat Hugo dengan kondisi seperti ini, berkata dengan dingin, “Ericko, ubah dulu warna matamu.”

Ericko Ye menatapnya termangu, menjawab “Oh”, lalu matanya perlahan berubah menjadi warna biru.

Iya, begini baru lebih nyamam dilihat.

“Kamu sedih kenapa? Karena Carina?” Christy Mu menggoyangkan gelas birnya, tidak meminumnya.

Ericko Ye tertawa hehe, mengangguk, “Iya, Carina dia...Kamu tahu tidak? Sejak pertama bertemunya di dalam hotel, hatiku rasanya senang sekali, karena sebelumnya tidak ada wanita yang pernah memberikan rasa itu padaku, dia adalah yang pertama...Tapi hari ini, dia sudah mati, aku sudah tidak bisa menemukannya, tidak bisa menemukannya lagi...”

“Tidak bisa menemukan apa?” Christy Mu agak tidak mengerti.

“Tidak bisa menemukan wanita yang bisa membuat jantungku berdegup kencang lagi.” Ericko Ye mengangkat wajahnya melihat bulan, wajahnya terlihat begitu sedih, “Dunia sebesar ini, tapi aku tidak akan bisa menemukan wanita sepertinya lagi.”

Christy Mu melihatnya, dalam hatinya tidak ada kemarahan, hanya ada kecuekan, “Ericko, kalau kamu memang mencintai Carina, lalu mengapa saat dia masih hidup, tidak menjadikannya sebagai istrimu?”

Ericko Ye menggelengkan kepala, “Tidak, aku sudah menikahimu, tidak bisa menikahi orang lain lagi. Lagipula, terkadang aku merasa aneh, padahal jelas dia wanita yang aku temui di hotel, tapi saat aku bersamanya...aku malah merasa wanita itu bukan dia...dan sebaliknya...” Ericko Ye menundukan kepala melihatnya, jarinya mengelus wajahnya, “Sebaliknya, aku merasa, wanita di hotel itu lebih mirip denganmu...”

Christy Mu menyingkirkan jarinya, dengan tertawa dingin berkata, “Ericko, aku lihat kamu sudah mabuk, otakmu sudah kacau. Hotel apanya, kita sebelum menikah tidak pernah bertemu ya.”

Ericko Ye menggelengkan kepalanya yang sudah berat, bersender pada kursi, membuka beberapa kancing bajunya, menunjukan dadanya yang bidang.

“Ericko, kalau Carina tahu kamu sedih karenanya, dia pasti akan sangat senang, tapi, semua sudah terlambat.” Christy Mu meletakan gelas birnya, “Kamu minum sendiri saja, aku mau pergi tidur.”

Ericko Ye menangkap tangannya, lalu menariknya menguncinya di bawah tubuhnya, “Jangan pergi, jangan pergi.”

“Lepaskan aku, Ericko, kamu lihat jelas-jelas, aku Christy, bukan Carina.”

Ericko Ye memegang pinggangnya dan menaikannya, dahi Christy Mu menyentuh hidungnya, aroma anggur merah mengalir ke arahnya, dan wajahnya langsung memanas.

Ericko Ye menatapnya dengan serius, “Aku tahu kamu adalah Christy.”

Setelah mengatakan itu, pandangan di depan mata Christy Mu menjadi gelap, bibirnya langsung dicium dan dikuasainya.

Atau mungkin karena mabuk, gerakan Ericko Ye begitu lembut, seperti sedang mencicipi suatu hidangan yang lezat.

Karena diciumnya dalam waktu yang lama, Christy Mu akhirnya bisa mendapatkan kebebasannya, dan menghirup napas dalam-dalam, “Ericko...Kamu bukannya sedang bersedih karena Carina? Sekarang memelukku seperti ini apa maksudnya? Memangnya...memangnya kamu tidak takut Carina Qiao akan membencimu dari sana?”

Di tengah kemabukan ini Ericko Ye seperti menemukan rasa pertama itu, dalam hatinya menjadi excited, dan langsung sekuat tenaga mendorongnya masuk ke dalam tubuhnya...

“Hm...Ericko...Ini diluar...” Satu kaki Christy Mu menggantung di pinggangnya, roknya dengan sempurna menutupi pergerakannya.

Ericko Ye saat ini sama sekali tidak mendengar perkataannya, karena merasa gerakan ini masuknya sangat susah, dia langsung membalikan badan menimpanya di atas kursi, Christy Mu tanpa sadar mengangkat lehernya, rambut panjangnya menyapu tanah.

Aroma bunga tersebar, dan nafasnya begitu lembut.

Wanita ini sungguh aneh, saat Gilbert Nan memaksanya, Christy Mu malah mengancam untuk mati dan tidak mau menerima perlakuannya.

Tapi saat dengan Ericko Ye, dia malah bisa menerima semua ini.

Mengapa?

Atau karena, dia dan dia sudah menikah, semua ini merupakan salah satu kewajiban suami istri.

Christy Mu sambil menahan perlakuannya, sambil mengamati kondisi sekitar, hingga fokusnya terlihat terbagi.

“Fokus, jangan pikirkan orang lain!” Ericko Ye mencium bekas luka di lehernya, seperti detik berikutnya bisa langsung menggigitnya.

“Ericko...Jangan disini, kita pergi ke kamar saja.” Christy Mu lagi-lagi meminta, dia takut kalau saja bertemu pelayan, dia besok harus bagaimana memghadapi mereka? Ericko Ye tidak mau muka ya sudah, tapi dia masih mau muka.

“Tidak...Suasana disini...Sangat pas...Carina...” Ketika nama itu keluar dari desahannya, Christy Mu bak disambar petir, mematung, dan tak tahu mendapat kekuatan dari mana, kedua tangan dan kakinya menjolak dan menendangnya, lalu dengan cepat berdiri dari kursi, mengenakan celana dalamnya.

Ericko Ye jatuh telentang tanah, di suatu tempat yang tertutup oleh celana, Christy Mu memanfaatkan keadaannya yang mabuk menginjaknya, dan berkata dengan marah, “Bajingan, dasar pembohong besar!”

Setelah menginjaknya masih merasa kesal, dia mengambil botol dan menuangkan sisa anggur ke atas tubuhnya...

Setiba di kamar, Christy Mu langsung berlari ke kamar mandi, lau mandi dengan air panas menggosok badannya menghilangkan bekasnya pada tubuhnya.

Kemarahan, dan kesedihan, Christy Mu menunduk di bawa shower menangis sedih...

Hugo, kamu mengapa memperlakukanku seperti itu?

Memangnya aku di hatimu, sungguh hanya orang yang kamu cari untuk melepas kepenatanmu saja?

Padahal jelas...Kalau aku sangat menyukaimu, tapi kamu mengapa bisa menjadi Ericko Ye?

Aku harus bagaimana menghadapinya nantinya?

Aku benci kamu, Hugo, aku benci kamu.

Tangis pilunya hilang di telan air, dan dia seperti sedang menghabiskan ari matanya untuk seumur hidup ini.

Di sudut taman bunga yang gelap, Yonathan Ye sudah berdiri disana lama, dia mendongak melihat lampu di lantai 2 sudah gelap, dan baru melangkah menghampiri Ericko Ye yang keadaannya saat ini begitu memprihatinkan.

Wah...

Christy Mu...sungguh luar biasa.

Keadaan Ericko Ye di depan Yonathan Ye begitu mengenaskan, bajunya yang berantakan, seluruh tubuhnya yang basah karena anggur merah, seperti pemabuk jalanan yang sering muncul di gang jalan.

Ide usilnya tiba-tiba muncul, dia sudah tidak peduli lagi, dia ingin melihat apa reaksinya besok terbangun disini?

Tapi sudahlah, membiarkannya disini semalaman, Yonathan Ye sungguh tidak tega.

Tapi ya...Yonathan Ye mengeluarkan hpnyq memotretnya beberapa foto.

Dia lalu membantunya merapikan bajunya, kemudian memanggil dua penjaga, untuk membawanya masuk ke dalam kamarnya, sekalian bawa dia ke kamar mandi untuk dibersihkan dulu badannya.

……

Hari kedua, Ericko Ye dengan rasa kepala mau pecah membuka mata, terdiam, ini bukannya kamar Christy Mu, dan melihat pajangan di atas meja, di atasnya ada sebuah foto bersama 4 orang.

Ericko Ye kembali berbaring, dia bagaimana bisa ada di kamar Yonathan Ye?

Dia ingat kemarin malam dia tidak ada mood makan, minum bir keluar, lalu saat minum sepertinya melihat Christy Mu, dan...

Sebuah pemikiran buruk menguasai otaknya, dia sepertinya telah melalukan sesuatu di taman bunga itu.

Tapi melakukan apa? Kenapa dia tidak mengingatnya sama sekali?

“Kak, sudah bangun ya.” Yonathan Ye mengenakan kaos olahraga masuk, seluruh kepalanya bercucuran keringat, sepertinya baru pulang lari pagi.

“Aku bagaimana bisa ada di kamarmu?” Ericko Ye memijit keningnya, bangun dari atas ranjang, dan merasa sakit di dadanya.

“Oh, aku kemarin malam melihatmu mabuk di taman, kakak ipar juga tidak membukakan pintu, jadi aku hanya bisa membawamu ke kamarku.” Yonathan Ye menjelaskan dengan singkat, masuk ke kamar mandi, bersiap membersihkan badan.

“Lalu kamu kemarin malam tidur dimana?” Ericko Ye turun dari ranjang, baju tidur yang dipakainya adalah baju Yonathan Ye.

“Di kamar tamu sebelah.” Yonathan Ye menutup pintu, membuka shower, air “Srrr” mulai terdengar dari dalam.

Ericko Ye memijit bahunya, dengan sendal kamar keluar berjalan ke kamar Christy Mu.

Tangannya baru memegang gagang pintu, tapi pintu dari dalam sudah dibuka.

Christy Mu terkejut, menatapnya kesal, “Ericko, kamu pagi-pagi berdiri di depan kamarku ngapain?”

Ericko Ye masih belum sepenuhnya sadar, menjelaskan dengan sederhana, “Aku akhir-akhir ini tinggal disini.”

“Pergi ke kamarmu sendiri sana.” Jawab Christy Mu tanpa sungkan, dia kemarin saat pulang menyadari di dalam kamarnya ada beberapa barangnya, korek api, rokok, pencukur, gosok gigi, dan di lemari baju ada beberapa bajunya.

“Kamu lupa, kamarku sudah di bakar denganmu, masih belum selesai diperbaiki.” Ericko Ye berjalan masuk, setelah beberapa langkah berbalik, “Matamu kenapa merah? Kemarin menangis?”

Tapi menangis karena apa? Mungkinkan karena Carina Qiao?

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu