Ternyata Suamiku CEO Misterius - Bab 157 Ericko Ye Menyesal Setengah Mati (3)

Dan benar saja, beberapa menit kemudian, suara panggilan namanya itu semakin menjauh.

“Ah--Aku disini, jangan pergi.” Christy Mu berteriak memanjat tepi jurang, tapi tetap tidak ada hasil.

Dan begitu cepat, keadaan di dalam gunung kembali menjadi sangat tenang, hanya suara angin yang selalu ada menemaninya.

“Hey--Jangan pergi--”

Suara Christy Mu agak parau dan sakit, dia sudah setengah harian tidak minum air, dan sudah berteriak sangat lama, jadi wajar saja kalau sakit.

Dia kembali duduk di atas rerumputannya, Christy Mu saat ini sudah lelah dan juga lapar.

Langit di gunung sangat cepat menjadi gelap, setelah berembun langit gelap mulai menghampiri.

Christy Mu di dalam jurang berdoa pada segala dewa untuk tetap aman dan segera ada orang yang bisa menemukannya, dia tidak ingin bermalam disini, jadi mohon kepada dewa untuk menolongnya.

Di tepi jurang tiba-tiba terdengar bunyi berusukan, Christy Mu mengangkat kepala melihatnya, seekor kelinci putih sedang melihatnya, setelah saling lihat beberapa detik, kelinci itu bersuara dan langsung pergi melarikan diri darinya.

Kelinci itu sedang menertawakannya ya?

Di sisi lain, Ericko Ye dari tadi sudah mencarinya di posisi tempat Christy Mu hilang, tapi tidak menemukan apapun, meneleponnya beberapa kali, hingga telepon terakhir, hpnya sudah mati, sepertinya kehabisan batre.

Dia memperluas lokasi pencarian, akhirnya di hari mulai gelap, dan di sebuah ranting pohon menemukan tasnya, hpnya juga ada di dalam tasnya.

Ericko Ye menggenggam erat tasnya, dalam hati semakin khawatir, tasnya mengapa bisa tergantung si tempat yang tidak ada jalannya seperti ini? Dia tidak mungkin di bawa lari oleh hewan buas kan.

Sekali memikirkan kemungkinan ini, Ericko Ye semakin khawatir, dia rasanya ingin sekarang juga menemukannya.

Hari mulai gelap sempurna, tim penyelamat walaupun ada 10 orang lebih, tapi masuk ke gunung seperti masuk ke dalam lautan besar, mereka sama sekali tidak bida menemukan jejak.

Di luar vila, yang lainnya juga turut kehilangan mood makan, satu-satu pada merasa khawatir.

“Kalau tidak kita ikut bantu cari saja, daripada hanya menunggu seperti ini.” Ucap Laura bagian departemen desain, hubungannya dengan Christy Mu sangat baik, sebelum naik gunung dia bahkan masih berjalan bersama Christy Mu, tapi akhirnya dia pergi duluan karena melihat Christy Mu yang lambat, tapi kalau dia tahu semua akan jadi seperti ini, dia pasti tidak akan berpisah barang sedetikpun darinya.

“Iya, manajer He, kalau tidak kita ikut bantu cari saja, Christy kan bagian kita...”

“Tidak bisa!” Sekretaris Liu menolak usul mereka, “Kalau misalnya siang hari, kita boleh pergi, tapi sekarang hari sudah gelap, kita tidak ada pengalaman mencari orang, naik ke gunung sama saja mencari repot sendiri, direktur Ye sudah bilang, dia tidak akan membiarkan karyawannya berada dalam masalah.”

“Tapi...” Laura cemas hingga air matanya akan luruh.

“Benar kata sekretaris Liu, kita tidak bisa membantu ya jangan membuat repot.” Cadice He memotong perkataannya, dan dengan suara lembut menenangkan karyawan, “Jangan khawatir, tim penyelamat sudah naik ke gunung 2 jam, mereka mungkin saja sudah menemukan Christy.”

Detik demi detik berlalu, disekitarnya terus terdengar suara kecil, ketakutan dalam hati Christy Mu semakin bertambah, hewan apalagi yang datang menghampirinya?

OMG, disini tidak mungkin ada hewan besar sejenis serigala, atau anjing liar kan? Dan juga, ular putih tadi tidak mungkin datang mencarinya kan...

Semakin memikirkannya semakin menyeramkan, Christy Mu memeluk tubuhnya, menghibur dirinya sendiri, “Sudah jangan dipikirkan, pasti baik-baik saja, mana adalah serigala, kalau ada pasti sudah ditangkap orang di bawa pergi ke kebun binatang.”

Di saat ini, sebuah bayang tersinari oleh bulan berada di dinding tepi jurang, Christy Mu terkejut tidak berani bergerak, apa itu? 2 telinganya yang panjang, ada ekornya, tidak mungkin seekor serigala kan.

Tiba-tiba teringat saat melihat dunia hewan, di atasnya di katakan, saat bertemu dengan singa dan macan tutul hewan super ini, jangan sekali-sekali memunggungi mereka, karena mereka akan merasa kamu sangat mudah ditindas, sebaliknya, kalau kamu menatapnya dengan tajam, kamu mungkin akan masih memiliki kesempatan untuk hidup.

Memikirkan ini, Christy Mu menghirup napas dalam-dalam menggertakan giginya, berbalik, menatap tajam hewan itu, kedua mata hijau itu menatap juga dan membuatnya terkejut, tapi ternyata tubuh hewan ini sangat kecil.

Christy Mu menghirup napas dalam-dalam, ternyata seekor kucing liar.

Kucing liar itu dengan elegan menatap sekitar, dan seperti tidak menemukan ada sesuatu yang menarik, dia dengan perlahan melangkah pergi.

Bulan di atas kepalanya, Christy Mu memeluk kedua kakinya duduk di dalam jurang menikmati bulan .

Ericko Ye bukannya sangat hebat? Kenapa sampai sekarang belum mencarinya? Mungkinkah dirinya hari ini akan bermalam di dalam jurang?

Dia tidak mau. Walaupun dia menyukai hewan kecil, tapi bukan berarti dia mau menemani mereka tidur bersama malam ini.

Christy Mu menggunakan tenaga terakhirnya berteriak, “Tolong aku, ada orang tidak, aku disini...Tolong, aku disini, ada yang mendengarku tidak?”

Diluar jurang, setelah Ericko Ye dan tim penyelamat lainnya bertukar informasi, dan mencari di posisi ditemukan tasnya dalam beberapa waktu, dia menemukan di rumput liar sana ada bekas jejak, mengikuti jejak itu berjalan ke bawah, tiba-tiba mendengar suara Christy Mu.

“Aku disini, ada orang tidak--”

Suaranya sangat parau, tapi Ericko Ye malah merasa suaranya sangat indah.

Dalam hatinya langsung gembira, Ericko Ye mengikuti arah suara itu, dan suaranya makin lama makin dekat...

Christy Mu setelah berteriak seharian mulai merasa lelah, dia mulai bernyanyi untuk menutupi rasa takutnya, tapi untuk nada suara ya, sungguh sangat tidak enak didengar.

“Twinkle twinkle litle star, How I wonder what you are, Up above the world so high,Like a diamond in the sky, Star light...”

Ericko Ye sampai di tepi atas jurang, melihat di dalam sana ada Christy Mu, batu dihatinya akhirnya bisa luruh, masih bisa bernyanyi, sepertinya tubuhnya tidak ada yang terluka.

“Tidak enak didengar sekali, lihatlah bintang-bintang pada terkejut dan mau bersembunyi karena mendengarnya.”

Mendengar suaranya, Christy Mu bahagia mengangkat kepala, wajah Ericko Ye muncul di pandangannya.

Bajingan ini, akhirnya datang juga.

Sebelum menemukannya, Ericko Ye rasanya mau gila, tapi saat sudah menemukannya, dia tidak cemas untuk segera membawanya naik, malah jongkok dan menertawakannya, “Christy, kamu ngapain di dalam jurang?”

Christy Mu tidak terima menunjuk ke atas bulan, “Aku sedang menikmati bulan, kenapa, tidak boleh.”

“Oh, memangnya melihat bulan di tanah datar tidak seindah saat melihatnya di dalam jurang ya?” Ericko masih terus menggodanya, saat ini, rambut Christy Mu terlihat berantakan di bawah bulan, wajahnya juga kotor, dan baju di badannya kotor dan robek, tapi dia mengapa malah merasa kalau dia saat ini begitu cantik?

Ternyata beginilah kalau mencintai seseorang, walaupun keadaannya begitu mengenaskan, tapi dia tetap tidak merasa dia seperti itu, malah sebaliknya.

Christy Mu mendongakan wajahnya, dengan suara parau berkata, “Iya, melihat bulan di dalam jurang ada kenikmatannya sendiri, kamu tidak mengerti.”

“Oh iya? Nah kalau begitu aku mau mencobanya.” Setelah mengatakan itu, Ericko Ye meloncat turun ke bawah, berdiri di sebelah Christy Mu, lalu berpura-pura melihat bulan, “Oh iya ya, dari sini dilihat memang lebih indah.”

Christy Mu mematung, tersadar dan bertanya, “Kamu ngapain loncat kesini juga?”

“Menikmati bulan kan.” Ujarnya dengan sangat normal.

“Kamu turun lalu kita bagaimana naik.” Ucap Christy Mu cemas, melihat wajah usilnya, dia lalu menepuk dahinya sendiri, dia lupa, kalau Ericko Ye adalah Hugo, jurang ini baginya sulit ditembus, tapi bagi Hugo ini sangatlah mudah.

Ericko Ye membersihkan rerumputan yang ada di kepala Christy Mu, bertanya, “Kamu mau terus melihat bulan disini? Atau mau kembali ke vila duduk di tepi dana melihat bulan?”

“Hm, aku rasa melihat di tepi danau akan lebih baik.”

“Baiklah, kalau begitu aku mau tidak mau akan membawamu pergi pulang kesana.”

Christy Mu menatapnya emosi, dan suara paraunya terdengar sedikit kemarahan, “Kamu kalau tidak mau ya sudah, aku bisa menunggu yang lainnya datang menyelamatkanku.”

Ericko Ye menghela napas, menarik wajah usilnya, lalu dengan lembut menghiburnya, “Kamu itu istriku, aku tidak menyelamatkanmu, jadi menyelamatkan siapa? Aku kan cuma bercanda, jangan marah lah.”

Christy Mu menggigit bibirnya tidak bersuara.

Sejujurnya, dia lebih bersedia orang lain yang menyelamatkannya, dan bukan dia, dengan begitu dia bisa dengan tenang untuk terus membencinya.

Tapi dia sekarang berubah menjadi penyelamatnya, walaupun ini belum sebanding dengan segala kesalahan yang dia perbuat padanya, tapi kebenciannya padanya berkurang tidak seperti dulu lagi.

Ericko Ye tidak tahu apa yang dipikirkannya, dia kira dia salah bicara, setelah meminta maaf, tanpa menunggunya bersiap, kedua matanya langsung berubah menjadi ungu dan menggendongnya membawanya keluar dari jurang.

Saat di bawah tidak menyadarinya, tapi setelah keluar baru sadar, bibir Christy Mu sudah beku dan membiru, Ericko Ye langsung mengeluarkan jaket dalam tasnya dan memberikannya padanya, dia lalu menelepon, “Ketua Wang, orangnya sudah ku tenemukan, kamu bilang yang lainnya suruh bubarlah, maaf merepotkan.”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu